4

11.1K 1.3K 69
                                    

flashback

author's POV

Udara di akhir Desember memang dingin. Tapi, udara dingin diluar gaberlaku buat sepasang kekasih yang ada disebuah apartement ini. Hangat. Itu yang mereka rasakan, rasa sayang dan cinta yang membuat mereka hangat.

Terlihat seorang wanita sedang sibuk dengan peralatan memasak didapur. Ia sangat bahagia, terbukti dari wajahnya yang terlihat tidak lelah menyunggingkan senyuman.

Hingga pada akhirnya ada sepasang lengan yang melingkar dipinggang  rampingnya dagu dipundak sebelah kirinya dan jangan lupakan nafas yang terasa disekitar lehernya.

"aish"
"oppa menjauhlah"
"kau mengganggu"

Pria itu tetap pada posisi awalnya. Tidak ada niatan untuk mengganti posisinya, walaupun sang wanita terus bergerak, seakan ia tidak akan melepaskan wanita ini.

Sang wanita pun membiarkan prianya pada posisinya. Ia tetap melanjutkan kegiatan memasaknya. Sampai pada akhirnya ia merasakan ada setetes air menetes dibahunya. 

Tunggu.

Apakah atap diapartment ini bocor?

Tidak.

Dan lagipula diluar tidak hujan.

Jadi, ini air apa?

Ya.

Prianya menangis. Awalnya hanya setetes, semakin lama air matanya semakin keluar. Hingga mengganggu sang wanita. Yang merasa terganggu pun membalikkan badannya menghadap prianya.

"hei"
"Wonwoo oppa, waeyo?" ucapnya sambil memegang kedua pipi prianya.

Bukannya jawaban yang diterima, malah pelukan. Pelukan yang sangat erat, pelukan yang menggambarkan pria ini tidak akan melepaskan wanitanya. 

Benarkah?

Sang wanita pun membalas pelukan prianya. Balasan yang tulus. lama-kelamaan prianya mulai tenang dan melepaskan pelukannya, dan mulai menatap wanitanya dengan penuh makna.

Disinilah mereka sekarang. Di ruangan yang entah mengapa terasa lebih dingin dari sebelumnya. Mereka hanya saling menatap dalam keheningan. Tak ada yang memulai pembicaraan sampai beberapa waktu.

"y/n -ah"

Yang dipanggilpun hanya menatap lurus keprianya. Pria yang berada dihadapan wanitanya pun hanya menatap mata wanitanya sambil sesekali menghela nafas, hingga

"maafkan aku"
"kita harus berakhir"

Tunggu.

Berakhir apanya?

Saling diem-diemannya?

"hubungan kita"
"cukup sampai disini"
"aku brengsek"
"aku gak pantes buat kamu"

Semakin lama nada sang pria terdengar bergetar. Sang pria menantikan jawaban dari wanitanya yang hanya menatapnya datar. Padahal dibalik wajah datar wanitanya -wanita itu- tersimpan emosi yang bergejolak tak karuan. Emosi yang siap diluapkan kapan saja.

"wae?"
"kenapa tiba-tiba oppa?"
"kenapa tiba-tiba oppa mutusin aku?"
"aku ada salah?"
"salah aku apa?"
"kasih tau aku"
"kasih tau"
"kalau emang salah aku sampe nyakitin oppa aku minta maaf"
"jangan sampe kita putus gini. hikss" 

Wonwoo hanya menatap lirih wanitanya. Ia merasa bersalah. Sungguh ini bukan kesalahan sang wanita. Ini kesalahannya. Murni kesalahannya. Ia merasa orang paling brengsek saat ini.

Bagaimana tidak?

Membiarkan wanitanya yang tidak tau apa-apa menangis karnanya? 

Bukankah itu brengsek?

Yerim's appa •Kim Mingyu• (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang