"Hai, Kak. Maaf kalo kita telat 10 menit." ucapku setelah aku dan Vella tiba di tempat duduk Kak Dante.
"Nggak papa, santai aja. Ya udah, yuk kita cari tempat dinner deket sini. Tadi gue tanya sama petugas hotel di sini itu ada resto pizza yang recommended banget dan nggak jauh dari sini." ucap Kak Dante.
Aku dan Vella hanya tersenyum sebagai tanda setuju.
Setelah berjalan kaki selama 10 menit, kami bertiga telah sampai di lokasi dinner.
Bangunannya khas Belanda sekali dengan arsitektur kuno yang menghiasinya.
Kami bertiga memilih tempat duduk yang dekat dengan jendela karena biar ada sensasinya gitu. Hehe...
Ada seorang pelayan wanita menghampiri kami dan memberikan buku menu makanan dan minuman. Pada akhirnya, kami memesan 2 loyang pizza dengan jenis yang berbeda dan 3 mangkok spagheti rasa lada hitam disertai keju mozarella. Bener-bener lezat. Tak lupa, minumannya cokelat hangat. Yummy...
10 menit kemudian
Pesanan kami telah datang dan langsung kami santap.
Tak jarang juga, kami membicarakan hal-hal yang lucu sampai kami pun tertawa terbahak-bahak.
Setelah selesai menyantap makanan dan minuman, kami langsung bergegas ke hotel untuk segera beristirahat.
"Oh iya, guys. Besok kita ada janji sama Martin Garrix buat ketemu dia di salah satu store deket taman kota jam 11 siang. Besok janjian di lobby ya. Bye!" ucap Kak Dante sambil berlalu meninggalkan kami berdua di lobby.
"Oke kak!" sahut Vella setengah berteriak.
"Yuk balik, Mer. Gue ngantuk, dah kenyang sekarang tinggal tidur. Hahahaa...." ucapnya sambil tertawa meringis.
"Yuk..." jawabku kemudian.
YOU ARE READING
Seminggu Di Belanda
Teen FictionTerima kasih telah menemaniku selama seminggu. Kau memang pria yang baik.