Ngapel Siang Bolong

177 16 10
                                    

Pukul 11.27 Waktu indonesia bagian beha berserakan, Huda udah parkir di halaman rumah Nia, duduk berdua di bawah pohon jambu air yang tengah berbunga, seperti hati mereka.

"Adinda Nia.." Huda membuka pidato kenegaraan.

"Iya Kakanda Huda.." sahut Niaa agak menahan muntah.

"Kamu percaya ga... "

"Owh percaya banget Mas. Percaya! Suer!"

"Belom nyet! Ya Allah. Mbencekno kamu ini lama-lama Beb..." Nia kena toyor, pelan tapi, soalnya Huda melakukannya dengan penuh perhitungan serta penuh kasih sayang.

Nia nyengir kuda.

"Hehehe, iya, iya. Mas mau ngasih tau apaan tadi?"

"Percaya ga Beb kalo Andika, mantan vokalis Kangen Band itu bakal jadi vokalis Linkin Park?"

"Ha?! Ah Mas-nya salah denger kali, bukan Linkin Park, tapi Jurasic Park?!"

"Satu lagi Beb, percaya ga kalo musim depan Lionel Messi bakal main di Persela Lamongan?"

"Hahaha enggak percaya! Enggak banget. Ngaco aja!"

"Kok ga percayaan gitu sih?"

"Yaiyalah, biar dibayar juga aku ga bakalan percaya Mas.."

"Okebeb, kamu boleh ga percaya Andika jadi vokalis Linkin Park, terserah kamu juga ga percaya kalo Lionel Messi bakal main di Persela. Tapi kamu harus percaya Beb, bahwa aku tuh sayaaang banget sama kamu..."

"Heaaah..." Niaa lemes, menyandarkan diri di batang jambu aer, sehingga pohonnya sedikit bergoyang, dan membuat serbuk-serbuk bunganya berguguran bagai salju.

"Yaah.. Rambut kamu, Sayang.." kata Huda, seraya mengusap-ngusap rambut Niaa, membersihkan bunga-bunga jambu yang mengotori rambutnya.

"Ah Mas Huda nih nyuri-nyuri kesempatan aja," Niaa cemberut.

Huda mengulum senyum, memandang Niaa lembut cukup lama.

"Kamu cantik sekali, Beb.."

"Ih gombal terus sih.."

"Ini bukan gombal. Serius kamu tuh cantik. Emang Bebi ga pernah ngaca apa?"

Niaa tersipu.

"Udah ah Mas, malu.."

"Malu sama siapa? Ga ada siapa-siapa ini..."

"Sama pohon jambu Mas! Emang Mas ga denger, tiap Mas ngerayu aku, pohon jambunya bilang ciecie gitu?"

"Halah kamu ini. Haha.. Aku makin sayang kamu, bebiku, manjanya aku..."

Niaa tersenyum ala kadarnya.

"Tapi bener lho Beb? Buktinya kamu ga pernah aku anggurin, siang bolong gini aja kamu masih aku apelin..."

"Iya sih dianggurin, diapelin. Tapi kapan aku dipisangin Mas.."

"???"

"Maksudnya, kalo udah ada anggur, apel, pisang, kenapa kita ga nyoba dagang buah-buahan?"

"Owh.. Kirain tadi mau bikin rujak gitu?"

Tidak lama kemudian adeknya Niaa namanya vino, kelas 1 SMP pulang sekolah.

"Lho dek, kok pulang jalan kaki? Sepeda kamu mana?" Niaa bertanya.

"Aku titipin di rumah temen Kak."

"Kenapa?"

"Bensinnya abis!"

"Sarap gitu sih kamu! Kalo abis ya diisi lagi dong di SPBU!"

"Di SPBU juga abis Kak bensinnya!"

"Kan bisa diisi pertamax?!" Huda ikut sumbang saran.

"Udah ah ga usah diperpanjang! Kakak bikinin aku makanan siang dong, laper banget nih gegara tadi jalan kaki..." rengek si Vino.

"Yaudah Kakak ke dapur dulu, kamu di sini sama Mas Huda, ingat jangan berantem!" Niaa memberi wejangan, kemudian bergegas ke dapur nyiapin makan siang untuk adek semata wayangnya.

Tinggalah Huda berdua sama si calon adek ipar.

"Bang, jam berapa sekarang?"

Huda melirik ke arloji di tangan kanannya. Ternyata mati! Terpaksa dia ngecek jam di ponselnya.

"Jam 11.47."

"Berarti jam 12-nya kurang 13 menit lagi ya?"

"Betul! Emang mau kemana jam 12?"

"Emm... Bang Huda sayang sama kak Niaa kan?"

"Banget!"

"Berarti sayang sama aku juga kan Bang?"

"Otomatis gitu Dek.."

"Kalo abang sayang sama aku, mau kan abang ngelakuin sesuatu untuk aku? Sekali ini aja!"

"Boleh. Ngelakuin apa?"

"Sekarang kan jam 11.47. Nah, tepat jam 12 nanti, mau kan abang nyium pantatku?"

"Apaahh?!!" Huda spontan melotot!

"Muahahahaha..." Vino ngakak, kemudian lari.

"Kurang ajar!" Huda mengejar.

Beberapa saat terjadi aksi lari kejar-kejaran di halaman rumah kayak adegan film india. Vino yang merasa hampir ketangkap, lari masuk rumah. Huda terus memburu, hingga ke dapur.

"Ada apa Mas kok lari-lari?" tanya Niaa.

"Mana adekmu Beb? Lari ke sini ga tadi?" cerocos Huda.

"Iya tadi. Ada apa Mas?"

"Masa pas jam 12 nanti, dia nyuruh aku nyium pantatnya?!"

"Ha!"

"Kok malah Ha?! Sekarang dimana adekmu Beb? Mana?! Mana?!"

"Sabar dikit kenapa sih Mas. Napsu banget. Lagian ini masih jam 11.51. Masih kurang sembilan menit lagi!"

"Argghhhh BEBIIII!!!"

*banting tabung gaas* *Duaaarrrr*

*Kemudian muka mereka berdua gosong*

×××××
Tunggu Cerita Huda Dan Nia Selanjutnya..

Happy Reading..

Huda dan NiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang