Malam Minggu Huda

1K 68 69
                                    

Malam Minggu Turun Hujan...

Begitulah, sepertinya do'a jomblo- jomblo teraniaya dikabulkan Tuhan.
Malam minggu hujan turun begitu deras. Banyak sejoli yang sudah sejak sore mempersiapkan diri, akhirnya cuma bisa nonton sinetron Ganteng Ganteng Srikaya di SCTV.

Beda cerita dengan Malam Minggu Huda. Biarpun hujan, ia sudah anget di samping Nia.
Lewat prakiraan cuaca di TVRI stasiun milik bangsa malam kemarin, ia tau kalo malam minggu ini kota lamongan bakal diguyur hujan. Makanya dari selepas ashar dia siang udah berangkat ngapelin Nia ke rumahnya.

"Mas beruntung, begitu hujan turun sudah sampai di rumahku dan ketemu aku.."
kata Nia lemah lembut mirip putri keraton belum makan

Huda senyum-senyum

"Senyum doang. Enggak nanya kenapa gitu sih, Mas?"

"Ehehe iya kenapa Sayang? Kenapa?"

"Soalnya dengan begitu, Mas bisa berlindung dari derasnya hujan, dibalik teduhnya mataku.."

Huek! Huda muntah leptop.!

"Ketimbang ngegombal mania, mending bikinin minum buat aku..."

"Baiklah. Mas maunya minum apa? Kopi, teh, susu? Gimana kalo aqua gelas aja?"

"Terserah kamu deh Beb apa aja, yang penting kopi. Dan kalo bisa jangan terlalu panas, cukup yang hangatnya sehangat tatapan mataku... Peh!"

Nia buang muka! Muntah modem!

Akhirnya, Huda dan Nia menikmati malam minggu dengan sajian kopi luak segelas berdua, sambil internetan pake laptop dan modem hasil muntahan tadi.

Sementara itu di langit, mendung terus mencurahkan hujannya ke rumah Nia dan sekitarnya.

"Hujannya kok ga capek-capek ya, padahal udah start sejak Maghrib.."
Nia berkomentar.

Sementara di dinding, jam sudah menunjukan pukul 22.59 waktu Indonesia bagian beha berserakan.
Tapi hujan memang belum menunjukan tanda-tanda akan mereda.

"Memang kenapa Beb?"

"Kalo hujannya ga berhenti gimana Mas-nya mau pulang coba?"

"Iya. Padahal aku udah pengen banget pulang. Tapi gimana, di luar gelap, anginnya kenceng, banyak petir, mana hujan, ga ada soptek, becek.."

"Lambemu.."

"Kok ga ditawarin nginep sih Beb?"

"Pengen sih nawarin, tapi takut Mas-nya ga mau..."

"Ih kok gitu. Coba tawarin aja dulu, aku pasti mau kalo harganya cocok..."

Tiba-tiba Ayahnya Nia muncul dan langsung memberikan teguran.

"Besok-besok kalo ngapel lagi pake jam tangan! Biar ga lupa waktu seperti ini?!"

"Ayah apaan sih, Mas Huda juga pengen pulang dari tadi, tapi hujannya masih deras."

Huda lega merasa terbela.

"Bener Om, kalo ga ujan saya pasti udah pulang. Ga enak jam segini masih di sini. Takut digrebeg pemuda kampung.."

"Iya Ayah. Mana banyak petir. Takutnya nanti di jalan Mas Huda disambar petir, trus berubah jadi ganteng... "

Ayah Nia ngakak.

"Sstt... Beb, besok kalo ada waktu luang, kita berantem yahh.."
Huda bisik-bisik ngancam.

"Tapi ngomong-ngomong Om kagum sama kamu, walaupun hujan kamu bela-belain menemui Nia.
Emm... Gimana kalo kamu nginep aja di sini.."

Tawar calon mertua

"Hah Om?! Serius? Demi apa?" Huda terbelalak kesenengan.

"Iya nginep aja. Tidur di ruang tamu.
Tapi maaf ga ada bantal sama selimutnya?"

"Wuah makasih Om, makasih. Kalo cuma bantal dan selimut ga masalah, Om."

"Yaudah ini udah malam, sebelum tidur makan dulu sanah, ada mie ayam spesial tuh..."

Bukannya makan, Huda malah buru-buru pergi entah kemana. Nia beserta Ayahnya heran.

Tapi setelah 20 menit, Huda muncul kembali.

"Lah kamu darimana saja, pakaianmu jadi basah kuyup begitu?"
Ayah Nia bertanya keheranan.

Huda nyengir onta

"Anu Om, barusan dari rumah, pulang dulu ngambil selimut sama bantal..."

"$%*-++%#&#$!!!#$%..."


×××××
Tunggu Cerita Huda Dan Nia Selanjutnya..

Happy Reading..

Huda dan NiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang