Akhir-akhir ini mereka sudah tidak seperti Romeo dan Juliet lagi. Lebih seperti Tom dan Jerry. Bentar-bentar tengkar. Huda yang semakin posesif. Dan Nia yang jarang mau mengalah. Huda yang sibuk dengan keinginannya sendiri, dan Nia yang mulai capek dengan semua sikap Huda.
Seperti malam minggu lalu. Di saat hati Nia yang sudah berbintang-bintang menanti di malamingguin Huda, seketika berubah menjadi kelabu ketika di detik-detik terakhir Huda mengabarkan belum bisa datang. Dia mau nonton pertandingan tim kesayangannya Arsenal melawan Chelsea di liga Inggris musim ini.
Nia yang jengkel banget, lari serampangan menuju kamarnya sambil ngomel-ngomel. Karena serampangan, tanpa sengaja pahanya menyenggol pojokan sofa Brukk! Dia jatuh. Jengkelnya pun semakin berlipat ganda!
Di saat yang sama tapi di tempat berbeda, Huda sedang asyik nonton bola. Begitu bola selesai, bukannya menghubungi Nia, dia malah lanjut nonton Wayang di kampung sebelah, terus ke warung untuk ngopi. Akhirnya jam 12.15 Huda baru berangkat ngapelin Nia. Tentu saja Nia tidak terima karena malam minggu sudah ditutup. Huda pun pulang lagi tanpa rasa bersalah.
"Kenapa gak mau nemuin aku?" tanya Huda via telepon sesampainya di rumah.
"Ini udah jam berapaaa?! Jengkelin banget sih!"
"Iya deh maaf."
"Saking jengkelnya aku sampai jatuh kesandung pojokan sofa tau gak!"
"Beneran jatuh? Jangan-jangan cuma diving."
"Beneran!!!"
"Yaudah jangan marah-marah dong. Masih mending kan jatuh kesandung pojokan sofa, daripada jatuh cinta kepada orang yang salah?"
"Iya! Dan orang yang salah itu kamu!"
"Cowok memang selalu salah ya?"
"Udah tau peraturannya gitu gak mau disalahin."
"Yaudah ngomongin yang lain aja."
"Emoh. Aku maunya ngomongin kita."
"Kamu udah makan?"
"Udah."
"Kok udah sih? Trus siapa yang ngingetin kamu makan? Siapa? Muntahin lagi!"
"Kamu lewat pesan facebook."
"Seharian ini aku gak sempat facebookan."
"Aku kan tau password fb kamu, Mas. Jadi aku masuk, aku nulis pesan trus kirim ke akunku sendiri 'jangan lupa makan ya, Sayang'"
"Hehe..."
"Makan tuh bola! Makan tuh wayang! Udah kayak kakek-kakek aja nontonnya wayang."
"Sayang! Kamu boleh ngelarang aku nonton bola, ngelarang aku make narkoba, tapi jangan pernah sekali-kali ngelarang aku nonton wayang. Camkan itu!"
Nia diam saja males ngomong dan berdebat lagi.
"Yaudah deh besok sore kita jalan-jalan. Aku traktir kamu apa aja yang kamu mau," bujuk Huda.
"Beneran, Mas?"
"Beneran, Sayang. Mau minta apa aja aku beliin, yang penting jangan lebih dari duapuluh ribu."
"Asyik. Awas kalo bohong!"
Minggu sore Huda dan Nia motor-motoran keliling kota soto naik matic-nya Nia sampai capek. Kemudian mampir di rumah makan Pak Jo Jalan Raya Pule .
"Kita pesen makan sepiring berdua aja ya, Sayang."
"Iya, Mas. Biar romantis."
"Romantis apaan. Ini nih untuk pengiritan, Sayang," jawab Huda jujur dan apa adanya. Sepertinya pelit memang sudah menjadi gaya hidupnya sehari-hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Huda dan Nia
HumorHuda, sosok pemuda ganteng yang di kenal sangat pelit, menjalin asmara dengan Nia, gadis lugu yang suka sekenanya kalau bicara. Bagaimana hubungan asmara mereka, yuk baca keseruan ceritanya. Instagram: @hudabaper