a/n: dari part ini akan menjadi Chrissy's pov sampai gue mention lagi. enjoy!
Bisa ku lihat raut wajah Taka berubah murung ketika aku mengatakan bahwa Luke marah. Taka pasti berfikir ini semua karena aku menemuinya di tempat ini.
Luke tidak pernah seprotektif dan sebaperan ini sebelumnya ketika aku bilang bahwa aku dan Taka memang saling kontak hanya sekedar untuk mendengarkan curhatan lelaki di depanku ini tentang hubungannya dan Kaya.
Kali ini, Luke marah dan dia tidak main-main. Walau memang bukan salah Taka sepenuhnya. Tapi tetap saja aku harus menjelaskan pada Taka bahwa semuanya masih bisa ku atasi.
"Gara-gara gue ya?" tanya Taka memastikan masih dengan wajah tak enak hatinya.
"Bukan, Luke tadi liat gue boncengan sama Michael dan dia cemburu trus dia marah," jelasku dan berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja.
"Lo boncengan sama Michael? Katanya tadi naik taxi?" Taka langsung merocos, dan bukannya beraut lebih tenang atau lega, ia malah tambah makin merasa bersalah.
"Bu—bukan, maksud gue iya tadi gue mau kesini pake taxi eh ketemu Michael sama Lee. Ya udah sih gue kesini sama Michael yang searah. Lo tau sendiri kan Lee tetangga gue dan dia sama Michael udah kaya mie ayam sama esteh gak bisa dipisahin."
Taka terkekeh mendengar penjelasanku. Dan sangat menyebalkan rasanya kenapa dia malah tertawa ketika aku berusaha menahan rasa panik untuk menjelaskan?
"Ih kok ketawa sih lo," protesku.
"Serius Chris, perumpamaan lo unik banget biasanya orang-orang ngeumpamain pake perangko sama amplop lah lu mie ayam sama esteh. Laper ya?" godanya.
Kurang ajar.
Dan dengan itu, pesanan datang hingga kami terlarut dalam perbincangan dengan senda gurau yang membuat hatiku sedikit lebih ringan untuk tidak mengingat bahwa Luke, kekasihku sendiri sedang marah padaku.
--------
Akhirnya aku diantar Taka pulang. Sesampainya di rumah aku langsung menghubungi Kaya dan menagih cerita versi dia apakah benar mereka sudah putus hanya karena Kaya masih sering menggoda dan merengek pada Dylan.
Tentang Luke?
Percuma. Dia menolak panggilanku beberapa puluh kali hingga aku menyerah.
"Halo?"
"Halo, Kay! Cerita! Gue gak mau tau! Pokoknya lo harus cerita sama gue! Kalian putus kan?!" Seketika aku langsung menghujaninya dengan pertanyaan-pertanyaan yang menjurus dan bisa ku dengar di seberang sana sahabatku ini menghela nafas keras.
"Santai Chris, take a deep breath. Iya gue putus. Kenapa emang? Lagian Taka kok yang mutusin gue, ya gue musti gimana dong?"
"Emang kenapa dia mutusin lo? Pasti lo yang mulai kan?"
"Ya ampun gila lo Chris sama sahabat sendiri gitu. Jahat."
Aku memutar kedua bola mataku malas jika Kaya sudah memasang mode sok imut seperti itu.
"Buruan cerita deh lama ah."
Dan dengan itu Kaya menceritakan semuanya. Sedikit berbeda dengan versi Taka. Disini Kaya bilang bahwa Taka over protektif, Kaya bahkan tidak menyebutkan bahwa dia merengek untuk balikan dengan Dylan.
Didengarkan saja sudah bisa ditebak siapa yang lebih mencintai siapa.
Kaya bercerita dengan nada seperti biasa bahkan ia masih bisa tertawa.
Sedangkan Taka tidak bisa menyembunyikan raut wajah sedih dan kecewanya.
Dan sekarang aku tahu.
Hati Kaya sahabatku tidak serupawan wajahnya.
Bagaimana bisa ia tega menyakiti Taka hanya demi Dylan yang bahkan sudah tidak mau meliriknya?
25-1-17
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreaming Alone: Taka 'OOR' ft. 5SOS
FanfictionTentang bagaimana penyesalan, tangis, tawa, pengorbanan dan penantian membasahi matamu. Diangkat dari kisah nyata orang terkasih, Afifah. Copyright © 2015 Todos los Derechos Reservados por: JOSIE