Al Pov
Hal yang paling kubenci didunia ini adalah menunggu,menurutku menunggu adalah hal yang paling membosankan yang pernah ada.
Tapi disinilah aku sekarang,terjebak dalam hal yang paling aku benci.Duduk menunggu diruang kantor,menunggu kepala sekolah datang.
Huh bagaimana mau dijadikan contoh yang baik oleh murid muridnya,datang saja tidak tepat pada waktunya. Kepala sekolah macam apa itu,seharusnya kepala sekolah yang baik datang sebelum muridnya tiba disekolah.Aku benar benar tak habis pikir.
Dan sedari tadi aku aku merasa risih mendengar teriakan teriakan kecil tiga gadis yang berdiri diambang pintu kantor,dan ewhh penampilanya seperti tante tante PSK(Pekerja seks Komersial),aksesoris yang terlalu berlebihan.Cincin, kalung,bando, gelang,kipas,semua ada dibadanya pas jika dikatakan mereka adalah toko aksesoris berjalan.
Dan dandananya itu tak mencerminkan jika ia ingin pergi kesekolah,bibir yang merah hasil dari lipstick atau lip blous,aku jadi bergidik sendiri membayangkan jika aku berciuman dengan salah satu dari mereka.Bukanya merasakan manis bibirnya,bisa bisa aku keracunan karena menjilat lipstick nya, menjijikan.
"Astaga dia benar benar tampan,kyaa dia mau tidak ya jadi pacarku?" aku memutar bola mataku kesal,mendengar pernyataan yang diutarakan salah satu dari tiga gadis yang berada diambang pintu.Jangankan jadi pacar,jadi teman saja aku ogah.
"Ishh jangan bermimpi dia punyaku tau." hellow ladies harga diri kalian dimana sih.
"Woah anak barunya tampan juga ya,aku jadi gregetan deh pingin cubit pipinya aaaa.."
Aku mengambil I-pod ku dan memasangnya kekuping,berharap supaya suara gadis gadis PSK itu tak terdengar lagi,bisa muntah aku kalau terus terusan mendengar suaranya yang lebih seperti suara ajakan bercinta.
Aku larut dalam lagu Lovarian,perpisahan termanis sampai tak menyadari kehadiran kepala sekolah yang sudah duduk di hadapanku, memandangiku dengan tatapan tak suka.
Aku mengangkat kepala dan mataku melihat wajah kepala sekolah yang sangat menyeramkan,kulitnya hitam,kepalanya botak licin,dan kumisnya itu lo lebat banget kayak hutan rimba.Hampir saja aku berteriak karena kaget,namun aku segera menenangkan diriku dan juga jantungku.
Kulepas i-pod yang bersarang di kupingku,dan raut wajah ketakutan segera kuganti dengan senyuman sopan.
"Apakah kau yang bernama Al Guillermo?anak pindahan dari Philipina?" tanyanya dengan suara berat dan dalam,membuatku semakin mengkeret takut.
"I-iya pak." jawabku tetbata bata.
"Baiklah aku akan mengantarmu ke kelas,semoga kau betah berada di sekolah ini." dia berdiri dan melangkah keluar kantor,aku hanya bisa mengikuti langkahnya sambil melihat lihat sekitaran sekolah yang asri dan rindang.
***
Sesampainya di pintu depan kelas,Pak Kepala sekolah mengetuk pintu yang tertutup dan langsung masuk begitu mendapat sahutan dari dalam.Menyapa guru yang sedang mengajar,dan mengabaikanku.
Sehingga aku berdiri linglung di depan kelas,semua mata yang ada dikelas ini memandangku takjub,baik kaum adam maupun kaum hawa.
Kudengar kaum hawa mereka berbisik bisik,dan sesekali tertawa centil sambil menatapku dengan tatapan lapar.
Risih,itulah yang aku rasakan.Karena aku paling tidak suka dipandang dan diperhatikan lama lama.
Setelah mereka menyelesaikan perbincangan yang tidak terlalu lama sih,tapi bagiku serasa satu abad.Pak kepala sekolah berlalu meninggalkan kelas,dan guru yang mengajar menghampiriku dengan wajah datar dan mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid!
Teen FictionApa salahnya sih menjadi perempuan tomboy?! Semua orang punya jalan hidup masing masing dan gaya hidup masing masing.Jadi nggak salah kan jika aku mempunyai style sendiri?! Suatu saat nanti perubahan pasti ada. -Chloe Fransisco-