Vote dulu hayoo :)
--------
"Bisakah kau mengantarkan ku ke apotik?" Tanyaku pada Harry yang mulai melajukan mobil nya.
"Untuk apa?"
"Kau tidak perlu tau"
"Ini mobilku,aku harus tau kemana kau akan pergi dan apa urusanmu pergi kesana."
"Bukankah kau tadi berkata akan mengantarkan ku? Dan jika kau tidak mau mengantar ku ke apotik,lebih baik turunkan aku disini," aku mendengus kesal.
"Aku hanya ingin tau saja,apa itu salah?"
"Ya "
"Apa salahnya menanyakan hal itu?"
"Itu urusan ku. Urusan pribadi ku."
Kulirik dia,matanya membulat. Dia ini kenapa?
"Apa kau akan membeli pil KB?"
Sialan.
"Jaga ucapanmu. Tentu saja tidak !!"
Dia tertawa kecil,aku memalingkan muka ke arah jalanan.
"Bisa kita melaju lebih cepat?"
Dia tidak menjawab,tetapi ia langsung memacu mobilnya dengan lebih cepat. Melebihi kecepatan yang kuduga.
******
"Terima kasih atas tumpangannya."
Aku turun dari mobilnya,tapi ia menarik tangan ku.
"Aku ingin berbicara padamu."
"Aku tidak bisa. Tidak untuk sekarang Harry,aku mohon lepaskan tanganku."
"Tidak. Kita harus bicara."
"Harry,kumohon,sesuatu yang buruk telah terjadi padaku. Dan kau akan membuat nya lebih buruk jika kau tidak melepaskan ku."
"Apa yang sedang terjadi?"
"Kita bicara besok." ku hentakkan tangan nya,ia membiarkan ku pergi. Aku langsung berlari kedalam rumah menghampiri ibu.
"Ibu," aku menghampiri ibuku yang tertidur di kamarnya.
"Maafkan aku,aku tidak tau kalau persediaan obat ibu habis,"
Lanjutku.Ibu tersenyum seakan berkata 'tidak apa-apa' namun kata itu terlalu susah kutangkap di telinga ku. Ibu sangat lemah. Oh,tuhan tolonglah aku.
Dengan begitu,aku buru-buru membuka obat ibu dan menyodorkan kepadanya sesuai resep yang dianjurkan.
"Ibu harus banyak istirahat setelah ini."
"Baiklah,ibu tidak apa-apa Ken. Ibu akan beristirahat. Kau juga,pergilah tidur," kali ini kudengar suaranya.
Aku mengangguk, "Maafkan aku bu," Aku mencium pipi ibuku lalu keluar bersama Lorrena.
"Siapa dia?" tanya Lorrena saat kami berada di dapur untuk mengambil air putih.
"Siapa?apa maksudmu?"
"Mobil itu? itu bukan mobil Alexis kan?" Sialan dia tau. Aku harus berkata apa? Aku tau Lorrena bukan anak-anak lagi. Dia sudah besar dan sedikit tau keadaan dunia luar. Tapi bisakah dia menjaga mulut nya dari ibu?
"Dia temanku," Aku meneguk segelas air putih.
"Lalu dimana Alexis?"
"Berjanjilah padaku untuk menjaga mulutmu Lorrena."
"Ada apa?"
"Alexis mabuk," Oh,aku mengakuinya.
"Tapi,bagaimana bisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
For Your Eyes Only •H.S•
Fiksi Penggemar-I see something in your eyes,there was a fire that burn me but i find a love that always warm me- P.s :[[Sebagian chapter di PRIVAT !! FOLLOW AUTHOR DULU KALAU MAU BACA.]] P.s.s : [[Sedang Direvisi]]