~9~

1.1K 155 14
                                    

Enjoy !! :)

-----------

Harry menarik tanganku keluar rumah menuju mobil Range Rover hitam miliknya yang menurutku sangat mewah. Dia membukakan pintu untukku dan aku merangkak masuk kedalam diikuti olehnya yang duduk di balik kemudi.

Suasana begitu hening di dalam sini. Aku tidak tau dia akan membawaku kemana. Canggung.Sunyi. Dingin. Dan Panas. Oh,tuhan mataku selalu melirik ke arah tattoo burung yang terpampang jelas di dada Harry. Aku harap dia tidak mengetahui kalau aku selalu memperhatkan nya diam-diam.

"Kau suka tatto ku?huh?" Sial. Dia menyadari nya. Aku menundukkan kepalaku. Malu. Dia tersenyum miring dan memalingkan wajahnya kearahku sesaat.

"Kemana kau akan membawaku?" Aku mencoba melupakan kejadian tadi dan mengubah topik pembicaraan.

"Sebentar lagi kita akan sampai," matanya masih terpaku keaeah jalan raya didepannya. Aku hanya mengangguk. Tanganku dingin disaat suasana disini begitu panas.

Setelah melewati beberapa blok,mobil Harry terhenti di tempat yang asing bagiku. Tempat ini sangat menyeramkan maksudku. Bagaimana tidak? Dia membawaku kebelakang sebuah gedung pusat perbelanjaan yang sepi.

"Kita sampai. Turunlah," katanya sambil melepas sabuk pengaman.

"Tempat apa ini?" Tanyaku dengan mimik wajah ketakutan.

"Sudahlah,kau akan suka. Turun!" perintahnya. Dan bodohnya diriku,aku mengikuti perintahnya dan turun dari mobil mewah Harry.

Dia menarik tanganku,tapi kali ini dengan cara yang lembut. Mataku terbelalak. Terkejut dengan yang aku saksikan sekarang. Ternyata tempat ini tak begitu buruk. Dia membawaku ke sebuah terowongan yang penuh dengan bunga warna-warnu meskipun pencahayaan disini cukup minim. Aku masih bisa melihat bunga-bunga itu mekar.

Kami menyusuri jalan setapak di terowongan ini. Sampai diujung terowongan ada sebuah taman bunga yang sangat indah. Aku tidak bisa melukiskan betapa indahnya ini. Kunang-kunang beterbangan. Sangat banyak jumlahnya. Mengelilingi kami berdua. Harry tersenyum bangga. Aku hanya bisa menahan jeritanku. Tidak percaya.

"Harry,tempat apakah ini?" tanyaku tak bisa menyembunyikan wajah bahagia ku.

"Dulu,ini adalah sebuah gudang penyimpanan milik pusat perbelanjaan itu. Sampai terjadi pemindahan barang-barang,semua barang di gudang ini dipindahkan ke tempat yang lebih besar. Dan bangunan ini terbengkalai," terangnya.

"Tapi bagaimana bisa seindah ini? Dan apakah orang lain mengetahui soal ini?"

"Aku tidak tau. Mungkin ada seorang peri yang menaburkan bibit-bibit bunga disini," Jawabnya tertawa. Aku ikut tertawa karena lelucon konyol nya itu.

Dia duduk di kursi yang sedari tadi berada di sisi kami. Aku masih melihat kunang-kunang yang berlalu lalang disini.

"Duduklah ken," Dia menyuruhku duduk disampingnya. Dan aku pergi menemuinya.

"Aku tau ini bukan kencan yang kau harapkan. Maafkan aku," kata Harry sambil memandang ku.

"Kencan?" Tanyaku.

"Lalu apa ini kalau bukan kencan?" Dia tersenyum miring.

"Terserah padamu tapi ini luar biasa Harry,aku tak pernah melihat kunang-kunang sebanyak ini sebelumnya. Mungkin terakhir kali aku melihat kunang-kunang saat aku ikut summer camp beberapa tahun lalu. Dan lihatlah bunga-bunga itu,mereka begitu indah. Aku sangat menyukainya. Terima kasih Harry."

Aku sadar jika bicara ku terlalu bersemangat dan menggebu-gebu. Kulihat Harry menahan tawanya.

"Maaf,aku begitu bersemangat,ya?" Aku menundukkan kepalaku.

"Kau lucu. Dan sifatmu itu,aku menyukainya," dia masih tergelak.

"Hentikan. Tertawa mu aneh," kataku. Dia berhenti tertawa namun masih menampakkan seulas senyum dan lesung pipi yang indah.

"Ken..." Panggilnya lembut.

"Apa?" jawabku memandang kearahnya.

"Kau tau terkadang sesuatu yang tidak mungkin itu menjadi mungkin karena sesuatu hal. Dan ak-"

"Hentikan Harry. Jangan berbelit-belit. Langsung pada intinya saja," Aku memotong ucapannya.

"Ya,baiklah. Aku sadar aku adalah laku-laki brengsek yang tidak tau bagaimana rasanya dicintai dan mencintai. Tapi,hal sekecil apapun akan berubah hanya karena cinta. Jujur,selama ini aku tidak pernah mendapatkan perasaan seperti yang aku rasakan sekarang," Dia berkata panjang lebar tapi tidak satupun dari kata-kata nya yang aku mengerti. Ini begitu rumit.

"Harry aku tidak mengerti," kataku.

"Kau tau jantunggu berdetak hebat sekarang. Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Dan perasaan ini adalah karenamu. Ken,aku tau ini gila tapi aku tidak bisa melawan perasaan yang menguasai diriku. Aku sadar hanya didekatmu aku merasa dicintai dan mencintai meskipun kadang kau menganggapku tidak ada."

Jantngku berdegup kencang mendengar perkataan Harry barusan. Apa dia serius? Dengan perasaan nya itu? Secepat itukah perasaan nya menguasai dirinya?  Sehebat itukah rasanya?

"Ken,aku ingin kau tau kalau aku mencintaimu. Ini gila,sangat gila. Aku tidak percaya aku mengakuinya. Tapi,sungguh aku dikalahkan oleh perasaanku sendiri. Aku menyukai segala hal dalam dirimu. Ah,lihat?sekarang aku mengatakannya," Dia tergelak.

Aku hampir menangis,dia begitu pandai bermain kata-kata. Itu membuatku terharu. Aku memandang wajahnya tidak percaya. Matanya bertemu dengan mataku. Perasaan ku bercampur aduk.

Aku menutup mataku sesaat untuk mencari kedamaian. Dan saat aku membuka mata,bibirku menyentuh.Harry mencium ku. Lembut. Aroma mint menyeruak masuk kedalam hidung ku. Dia menaruh tangan nya dileherku. Sampai aku melepas ciuman nya. Dia kembali memandangku.

"Maukah kau menjadi gadisku?" Tanya nya serius.

Aku tidak percaya. Sungguh. Ini terdengar sangat tidak nyata. Apa yang harus kukatakan. Mulutku seperti membeku tak bisa mengucapkan apa-apa. Hangat bibirnya masih terbekas dibibirku.

"Ken.." Panggil nya lembut.  "tolong jawab aku sekarang juga," lanjutnya.

Aku tidak bisa menghianati perasaan ku. Dan kenyataan nya. Aku juga menyukai nya. Aku tidak tau darimana perasaan ini datang. Menguatkan diriku. Aku membuka mulut dan hendak mengatakan sesuatu.

"Harry,aku sadar aku tidak bisa melawan perasaanku. Tapi,pantaskah aku di hidupmu? Pantas kah aku menjadi milikmu? Pantas kah aku menjadi seseorang yang mencintaimu? Aku hanya gadis biasa yang berasal dari keluarga sederhama Harry. Aku tid--"

"Hentikan itu dan jawab pertanyaan ku. Aku tidak peduli siapapun dirimu ken,bagiku kau sempurna. Jawablah pertanyaan ku!" Dia memotong ucapan ku. Dan tangannya menyentuh daguku memaksa ku menengadah kearahnya.

Aku mengangguk mengiyakan pertanyaan nya. Aku tidak bisa menahannya begitu lama lagi. Aku memcintai nya. Aku jatuh cinta padanya.

"Ya. Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Aku mencintaimu Harry" Dia tersenyum sumringah. Mendaratkan bibirnya di bibirku lagi sambil meletakkan tangannya di leherku. Aku membalas ciuman nya. Kami bertahan di posisi ini cukup lama. Sampai aku kembali melepas ciuman nya.

"Tak peduli siapapun dirimu. Tak peduli seperti apa dirimu. You're perfect for me and i promise that i'll never hurt you.I love you so damn much Ken."

"Love you too Harry"

"Promise me that you'll never walk away from me" Kata Harry menatapku lekat-lekat.

"I promise" Jawabku.






See u in the next chapter !!
-Dista

For Your Eyes Only •H.S•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang