"Varill, kasih tau gue bahasa Inggris dong." Aku tidak memperdulikan siapa yang berkata seperti itu, kemudian lelaki tersebut berkata kembali,
"Varillya Lovandrina gue ngomong sama lo, yeu" sepertinya dia kesal, hingga ia datang ke tempat dimana aku duduk, sambil menggeplak meja dengan kencang, ugh mungkin telapak tangannya memerah, oh sial seisi kelas melihat kearah ku,&lelaki itu.
"Weanjir, ngapa lo, Ric" kata Dani, namun diabaikan oleh Riccy.
"Eh iya-iya, sorry gue gak denger. Gue make headset" kata ku sambil nada pelan
"Kan masih minggu depan, Riccy Alinski" celoteh ku kembali,"Iye-iye gue tau, Illy" lah, sejak kapan dia tahu nama Illy?gumamku, ah biarkan saja. Oh iya btw, Riccy bukan asli orang Jakarta;betawi, tapi logatnya kayak orang Betawi, ah suka-suka dia deh.
"Iyaudah, nanti malam lo chat gue di Line. Oke?" Celetuk ku dengan menaik-naikan alis, dan senyum semeringah
"Yaelah, b.Ing doang, Riccy. Mentang-mentang Varill pinter b.Ing lo speak-speak nanya kedia" demi apapun gapernah nganggep kalo aku pinter b.ing, sama seperti mereka, aku juga masih belajar. Tapi entahlah aku dikenal sebagai orang yang pintar b.ing
"Eh, apaan si, Rein" kata ku dengan raut memerah. Aku menunduk, tidak ingin melihat wajah Riccy. Sepertinya dia biasa saja, dan aku melirik dari keatas dia telah meninggalkan meja ku, kata Reina sih dia malu-malu gitu. Ah, u always make me crazy with your smile, Riccy
Speaker sekolah berbunyi, sebuah pengumuman akan dilontarkan. Siswa/i yang tadinya berisik, seketika hening.
"Mohon maaf bapak/ibu guru yang sedang mengajar, KBM hari ini dihentikan. Karena bapak/ibu harus rapat"
YEAH, kelas yang tadinya hening seketika bising kembali, mendengar pengumuman tersebut. Kami merasa bahagia, ini lah yang ditunggu-tunggu siswa/i, bukan?
"YASHHH, PULANG CEPET. PENGEN NONTON DRAKOR, KOLEKSI DAH NUMPUK. PENGEN BOCAN DENGAN NYENYAK" kata salah satu teman ku dikelas.
Aku lebih memilih untuk diam, tak berkata, dan nanti mereka juga akan diam sendirinya. Dan segera asyik dengan dunianya. Disini aku langsung ingin pulang ke rumah, aku bergegas merapihkan buku-buku diatas meja, dan memasukkannya kedalam tas ku.
Segera aku menarik Reina, aku tidak sabar ingin cepat-cepat pulang, karena kasur yang super duper empuk sedang menunggu ku, gitu.
Dengan segera tangan Reina sudah ku raih, dan aku tarik agar ia cepat berdiri.
Aku membuka pintu dengan dorongan sangat kencang, mengingat aku sangat terburu-buru,
"Aduh... sakit anjir. Siapa sih nih yang dorong pintu kenceng banget(?)" Dengan mendengar suara kesakitan itu, aku langsung menengok, dan uh yang berada dibalik pintu adalah Riccy, menjengkelkan sekali.
"Tolong ya sist, kalo buka pintu pelan-pelan. Jidat gue, dan hidung gue sakit nih" katanya sambil meringis kesakitan.
"Gue gatau anjir kalo lo dibelakang pintu, makanya lain kali jangan kayak tadi. Lu ekskul gak? Mau gue anter ke UKS? eh lo Rohis ya hari ini?" Derentetan pertanyaan meluap dibibir-ku,
"Iya-iya gapapa, Uks?pengen sih tapi gue...." omongan Riccy aku potong, dengan segera aku menarik dia ke uks, sementara Reina membuntuti ku dari belakang.
Tak jauh dari kelas, kami bertiga sudah sampai di depan uks. Reina memutuskan untuk menunggunya di luar dengan sahabat ku yang lain, Ariesta.
Suasana uks sangat hening, tak ada siapapun selain aku, dan Riccy. Riccy mengeluh kesakitan, ia aku suruh untuk duduk di tempat tidur.
Aku segera mengambil obat merah dari kotak P3K tersebut, dan kapas tentunya. Aku terlebih dahulu membersihkan darah nya, dan mulai mengoleskan obat merah dikapas ke luka nya.
"Woi pelan-pelan kali obatinnya" terlontar dari mulut Riccy, tapi aku tetap diam meneruskan mengobatinya, hingga akhirnya aku selesai mengobatinya
"Enak ya lo, modus nya lancar. Dimulutkan kembali terlontar kalimag demi kalimat,
"Gue modus?heu jijik parah" sahutku dengan kesal, tanpa basa-basi aku bergegas meninggalkan dia di uks.
Tunggu-tunggu, tubuh ku serasa berat. Seperti ada yang mengganjal, atau tiba-tiba ada batuan besar menyelinap ke tas ku?tidak mungkin. Setelah itu aku menoleh kebelakang, oh ternyata ia menarik tas ku, pantas saja berat. Jantungku berdegub kencang.
"Varill, thanks ya!" Sambil menepuk pundak ku.
"Oh iya sama-sama, btw lepasin tangan gue bisa?" Kataku sambil memutar bola mata, dan pergi meninggalkan Riccy di uks.
Seperjalanan aku mengingat tentang di uks tadi, hidung nya itu,ugh ganahan.
Sesaat setelah itu notifikasi muncul dari Line ku,KIRA-KIRA APA YA ISINYA?Jangan lupa komen,dan vote kalian sangat membantu, terima kasih

KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine Of Love
Fiksi Remaja[SINOPSIS] Perempuan yang sudah ditinggalkan oleh Ayah nya apakah sudah tak layak mendapatkan perhatian? ... Aku menginginkan dia menjadi milikku, bersama ku hingga aku tiada, seperti Ibuku yang tetap setia walau ayahku telah tiada ... Akankah super...