Note: Maaf kalau banyak yang typo, atau gimana yaa. Jangan lupa Vomments, dan selamat membaca. Enjoy👌
Mau apa dia?apa yang akan dilakukan oleh nya?Apa yang akan ku lakukan?...
"Lo ngapain ngikutin gue?!" Aku membentak nya, bukan, bukan membentak, hanya mengretak saja. Lagian kenapa ia kesini?
"Apaan si, geer banget. Anak sapa si lo?orang mah tanya dulu, jangan langsung nge gas mba."
Ia berkata cetus padaku, ya seharusnya aku tidak langsung gretak , mungkin sekarang ia kesal dengan ku, atau mungkin sekarang ia akan terus menjauhi ku?
"Maaf..maaf, gue sensian hari ini. Maaf sekali lagi"
Mungkin minta maaf akan menyelesaikan semuanya. Aku menutup wajah ku, aku bingung apa yang terjadi padaku hari ini.
"Iya gapapa, nih tadi alat-tulis lo ada yang jatoh, maka nya gue kesini."
Ia memberikan alat tulis itu kepadaku, aku tak berani menatapnya.
"Okee, makasih." Aku hanya berkata seperti ini, tak mampu ku berkata lebih, aku tidak ingin mencintai nya dengan lebih, itu hanya akan menyakiti ku.
Rasanya aku tidak ingin melihat apapun, aku tidak ingin membuka wajahku dari tangan ku ini, apalagi disamping ku masih ada Riccy.
"Lo kenapa?jangan nangis. Lo tau kan gue gak mau liat cewek nangis, lo kenapa?"
Riccy bertanya kepadaku.
"Sini-sini"
ia mengulurkan tangannya, merangkul ku, membiarkan bahunya diselimuti tangisku, membuat ku tenang, menyeka air mataku yang terus mengalir.Aku tak bisa menghentikan tangisan ini, deraian air mata tak bisa aku bendung, pelukan hangat nya membuat ku tenang, membuat lebih nyaman, ia terus bersama ku, memeluk ku dengan erat, membiarkan aku menangis entah sampai kapan.
Puluhan pasang mata sedari tadi melihat ke arah aku, dan Riccy. Dengan wajah herannya, mungkin dibenak mereka tersimpan pertanyaan, apa yang aku lakukan, mengapa aku menangis, dan mengapa Riccy bersama ku?
Aku bangun dari bahunya, menyeka air mata ku yang terus mengalir, dan memperlihat kan bahwa aku sudah tidak ada apa-apa.
"Lo tunggu sini ya, jangan kemana-mana." Ia menyuruh ku tetap disini, lalu ia akan pergi kemana?
Disela-sela Riccy pergi, aku membereskan rambut yang berantakan, mengikatnya dengan karet rambut, membersihkan wajahku yang basah ini dengan tangan ku.
Semenit, Riccy kembali, dengan membawa tissue, dan air mineral.
"Nih minum airnya, pasti aus kan?"
Ia berkata seperti itu sambil nenguntaikan senyumnya.Aku malu, aku telah menangis di bahunya hari ini, dilihat banyak orang, dan dia masih bersama ku.
"Aaa..paan sih" sesekali sesegukan membuat ku menjadi gagap dalam berkata.
Aku membuka tutupnya, dan segera aku teguk, aku memperhatikan wajah nya, dia tersenyum, dan aku menghentikan minum ku.
"Kok lo masih mau disini?" Tanya ku berhadapan dengannya.
"Tutup mata lo sebentar." pintanya padaku.
Aku menutup mataku, ternyata Riccy mengelap bekas tangisan ku ini dengan tissue yang dibelinya, dia perlahan mengelapnya, dalam hati ku terbesit kalimat,
"Apa yang dilakukannya?Ia membersihkan wajahku? Bagaimana jika Tere melihat ku disini, berdua bersamanya. Mungkin akan terjadi perang dunia ketiga jika ia melihatnya."
![](https://img.wattpad.com/cover/97589760-288-k914417.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine Of Love
Teen Fiction[SINOPSIS] Perempuan yang sudah ditinggalkan oleh Ayah nya apakah sudah tak layak mendapatkan perhatian? ... Aku menginginkan dia menjadi milikku, bersama ku hingga aku tiada, seperti Ibuku yang tetap setia walau ayahku telah tiada ... Akankah super...