IoL Twelve

103 9 0
                                        

P.S: plis yang udah baca tinggalin jejak kalian:(
[SELOW UPDATE]

"eh lo, mau ngapain?"

"udah ayuk, nanti telat loh."

Mau apa dia datang? Apakah akan menyakiti untuk kedua kali?

Sudah 2 tahun ia tak lagi bersama. Bahkan tak sekalipun ada kabar.

Ia pergi ntah kemana, menyisakan goresan yang sangat melekat di hati.

Dahulu, kami bersama, menguntai sebuah cerita indah, sekalipun duka.

Dia, orang yang ku kasihi dulu, kembali datang, seperti tak ada masalah.

Seperti ingin mengajakku kembali ke dekapannya, menghias kembali dunianya.

Tapi, goresan luka ini tak akan bisa hilang, ia telah membuat aku kecewa.

Ia telah berjanji, dan itu hanya sia-sia.

Aku hanya ingin tahu, apa yang sudah kau lakukan? Dan mengapa kau kembali ke hidup ku, Calvin Ardhani Gilbert.

Selama perjalanan, mulut ku kaku, sepatah kata pun tak terlontar, hanya ada hembusan angin yang terdengar.

Rasanya perjalanan menuju sekolah kali ini sangat lama.

Aku tetap menunduk, bahkan takut jikalau tertangkap kontak mata dengannya, sangat takut.

"Hey, kok diem aja sih? Gue ga bayar lo buat diem ya."

Kalimat itu memecah suasana, dan anehnya mengapa mulut ku seketika ingin melontarkan sesuatu, dan tak bisa di katakan.

Mata ku terus terpaku kebawah, ya, aku sangat pecundang untuk melihat kenyataan, bahwa ia telah kembali.

"kenapa si lo?belom sarapan? Gue beliin ya."

Lagi, dia membuat ku bungkam.

"lo tunggu sini ya, jangan ikut. Gue mau beliin lo sarapan."

5 menit kemudian...

"eh sorry ya kelamaan."

Wajah cemberutnya terlukis dengan jelas, mengulurkan tangannya memberikan seporsi makanan.

Lalu aku mengambilnya dengan paksaan dia, dan juga menghargainya.

Selama perjalanan, tak ada obrolan, terakhir saat ia mengatakan seperti itu.

"heh, tumben telat lo datengnya."

Ocehan pertama yang memecah di telinga ku, dan tak ku hiraukan.

"astajim, ngapa lo?kesambet? Tuh ape yang di tangan lo? Bagi coba."

Ya Allah, tau-taunya mau minta juga.

"Nih."
Kalimat pertamaku hari ini, sambil memberikan seporsi makanan ini.

Tak sabar, Ariesta membuka ikatan plastiknya, dan dia tak jadi untuk menyantapnya.

"kenapa di tutup lagi, Tha?"

"nih, ada suratnya, Ly, dan ini buat lo."

Aku bingung, apa yang Ariestha maksud, bahkan aku saja tidak melihat ada surat terpampang di makanan itu.

Ariestha segera memberikan seporsi makanan itu, dan tak lain adalah bubur, ternyata dia masih ingat sarapan kesukaan ku setelah roti selai nuttela.

Ku buka surat nya, dan isinya...

-----------------------------------------------------------Dear Varillya,

Hai Varil, jangan lupa di makan ya, gue tau lo bakalan ngasih makanan ini ke temen lo, ya kan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Imagine Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang