IoL Five

97 19 1
                                    

"Illy bangun, astagfirullah, enak bener tidur." Celotehan mama ku,
Aku mendengarkannya, tapi mungkin kalian tahu, jika baru bangun tidur nyawa belum terkumpul semua, mitosnya.

"Yaudah sana mandi dulu," mama ku kembali berkata.

Tanpa aku menjawab, jahat sekali ya, aku mengambil handuk di belakang pintu, handuk biru itu segera aku ambil, dan segera ke kamar mandi.

10 menit selesai, aku mengenakan kaos, dan tentunya celana pendek se lutut, tak apa hanya untuk dirumah saja.

Kebetulan hari ini aku tidak sholat, kau pasti tahu alasannya, bukan karena malas ya.

Aku menuju meja belajar ku, melihat jadwal pelajaran ku, dan mengecek apakah ada pr atau tidak, ternyata tidak ada. Tapi, aku ingin sekali berbalas pesan dengannya, iya siapa lagi kalau bukan si 'dia'.

Aku pernah mendapatkan nasihat, bukan nasihat, sih. Tepatnya solusi alay, jadi si Ariestha pernah ngomong,
"Lo spik-spik aja, Ly. Lo nanya kek ada pr ato ngga, spik-spik salkir lah" blablabla, dan entah mengapa logika ku ingin mengikuti perkataannya,

Aku raih handphone disamping meja belajar, ku nyalakan data ponselnya, dannnn banyak notif yang masuk, tapi gada satupun dari Riccy.

Gasabar, aku langsung buka List Chat line ku, dalam deretan tersebut sudah ada nama dia, Riccy.

Varillya Lovandrina: Riccy, ad pr ato g?

Seperti biasa sikap ku cuek, bukan tanpa alasan. Tapi jika aku mengirim pesan padanya, perasaan ku yang berkata bahwa aku harus menulis seperti itu, padahal aku tau pasti dia akan berbalik cuek membalas line ku,

Semenit,
Dua menit,
Tiga menit,
Empat menit,

Handphone ku berbunyi, ugh ternyata dari official Line, ku kira siapa.

Enam menit,
Tujuh menit,
Delapan menit,

"Riccy kemana?apa iya dia tidak ingin membalas pesan ku?apa terlalu singkat aku menulisnya?" Batin ku dalam-dalam.

Sampai akhirnya aku menyerah, tidak ingin mengharapkan balasannya, bahkan ingin ku lempar saja handphone ini, tapi takdir lain berkata, Riccy membalas pesan ku

Riccy Akbar Alinski: mbb Ly, abis nonton film di laptop.

Aku segera membalas pesannya secepat kilat,

Varillya Lovandrina: Oh iya gpp, Ric.  Maaf ganggu ya.

Riccy Akbar Alinski: Lo td nanya pr ya? Gaada ko, Ly. Engga, lo gak ganggu

Varillya Lovandrina: Oh gitu, yaudah jangan lupa belajar, Riccy.
*read*

                                 *****
Riccy tersenyum simpul melihat Varillya menyemangatinya, tapi aku pun sedang dekat dengan Teresa.
Teresa Elsa: Riccy, lo lagi apa?

Riccy Akbar Alinski: nonton, Re. Lo lg apa? Dah makan blm?

Teresa Elsa: udah, Riccy. Oh iya, lo lagi chatan sm yg lain juga?

Riccy Akbar Alinski: tadinya iya, sama Varillya

Tere tahu bahwa Varillya sangat menyukai Riccy, tapi Varillya tidak ingin bermasalah dengan Tere, Varillya lebih memilih mengalah, mengubur perasaannya lebih dalam, itu tidak mudah.

Teresa Elsa: oh, Varillya. Yaudeh jangan main laptop mulu lu, nanti mata lo tambah minus. Besok rohis gak?
                              *****

Hari ini Riccy sedang tidak asyik, di chat hanya bersikap dingin, biasanya ia sangat semangat, apalagi biasanya ia mengajak gue voice call, tapi malam ini tidak.

Eh tidak, gue enggak suka dengan Riccy, Varill yang suka dengan Riccy, gue hanya suka dengan kakak senior itu, gue gak mau Varill salah paham dengan gue, esok hari akan gue temui dia. Batin Tere.

                              *****
Aku menyibukkan diri, merapihkan tugas-tugas power point dan memasukkan buku-buku untuk esok hari,

Selesai ku dengan aktivitas malam ini, hingga jam 21.30, sangat lama, dan tugas menumpuk itu sudah ku selesaikan.

Aku tidak mungkin tidur kembali, mengingat siang tadi sudah tidur nyenyak. Aku mengechat, Ariestha.

Varillya Lovandrina: Tha, td gue speak2 chat, iccy -singkat- tp cuek banget gila, padahal udh gue semangatin tp yaudah lah...

30 menit sudah berlalu, tak ada kabar dari Ariestha, hingga akhirnya aku tertidur (lagi) hingga pagi hari, sungguh aku kelak akan mendapatkan julukan Putri Tidur.

                              *****
Pagi hari gue, Riccy.
Sungguh flat, gue bangun pukul 05.00, dan bersiap-siap untuk mandi, dan sholat.
Dibenak gue , gue  ingin sekali ngechat Varill, tapi... ah tanpa basa-basi gue mencari kontak line nya, dan segera mengetik pesannya.

Riccy Akbar Alinski: Varill, sholat.

Oh my god, gue ngechat illy, sedangkan semalem gue udah cuek banget,gila.

Varillya Lovandrina: Tumben pagi2, lg enggak iccy.

Dan Illy masih saja mau membalas pesan ini,

Riccy Akbar Alinski: oh lg enggak, yaudah mandi buru, Ly. Gak dingin kok, jgn lupa sarapan

Varillya Lovandrina: Iya, Riccy. Gue masi ngantuk jir

Riccy Akbar Alinski: jangan tidur lagi, Ly. Gue video callin nih,

Kali ini gue bikin dia baper gak ya?tapi...

Varillya Lovandrina: eh enggak-enggak, yaudah gua mandi dulu.

                            *****
"SUMPAH DEMI APA ICCY TADI MAU VIDCALLIN lo? DEMI APA, LYYY. Ah,ly, mungkin karena line nya gak dibales Tere, jd dia ngechat lo, ly" Reina menjatuhkan angan-angan ku, sedalam mungkin, dan sekeras mungkin. Padahal masih pagi.

"Iya kali ya, Na. Bodo amat dah" cuek ku berkata,

Dan setelah ini, seorang cewek akan menghampiri Varillya, kira-kira siapa ya? So keep stay tuned readers!^.^
Jangan lupa komen, dan vote!Itu sangat membantu^ω^

[Revisi]

Imagine Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang