Chapter 11

5.7K 264 7
                                    

"Evan, ah cukup Vid jangan kepoin bapak mulu. Oh iya kamu dagang apa??"

"Ehhm... dagang terang bulan pak, deket alun-alun kota."

"Oh dagang terang bulan. Arvid turunin bapak di sini aja soalnya bapak mau ke warung dulung."

"Oh yaudah pak, hati-hati ya." ucap gue sambil melambaikan tangan.

Setelah itu gue tancap gas menuju mall terdekat, tetapi niat gue berubah ketika Stanic nyuruh gue ngambil brosur di percetakan. Dia mengirimkan foto struknya ke gue. Setelah sampai di percetakan, gue langsung melihatkan foto struk ke mbaknya.

"Mbak saya mau ngambil brosur dan ini struknya. Di foto nggak apa² kan?" tanya gue ragu.

"Nggak apa².  Mana fotonya, bisa saya lihat." jawab penjaga toko itu.

"Nih mbak" sambil melihatkan foto struk.

"Ohh yang dipesen adik sama kakaknya kan, hmm.. mas siapanya??" tanya penjaga toko tersebut.

"Hmm saya temennya mbak."

Setelah itu penjaga toko mengambilkan brosur. Sesaat kemudian penjaga toko kembali dengan membawa troli yang didalamnya ada 2 kardus gede.

"What!!! Banyak banget brosurnya." guman gue.

"Ini, 2 kardus berisi 2500 lembar. Mobilnya sebelah mana ? Biar saya bawakan."

"Di situ mbak, ayo!"

Setelah memasukan brosur di bagasi, gue berterimakasih dan langsung cabut.

Dalam perjalan gue memikirkan perkataan Matthew.

"Brati selama ini matthew suka sama gue???, Tapikan caranya nggak gitu juga. Terus gue kalau sampai rumah harus gimana?? Marah?? Menghindar?? Ehmm.. yaudah mehindar aja."

Karena dari tadi gue asyik ngomong sendiri, tiba² gue nabrak anak orang lagi sepedahan, buru-buru gue  turun menghampiri tuh bocah.

"Lo nggak apa-apa kan? sorry gue nggak konsen."

"Nggak apa-apa kok kak, cuman lecet doang." jawab anak berpakaian lusuh terebut.

"Rumah lo dimana? gue anterin pulang."

"Nggak perlu kak. Gue bisa sendiri, lagian rumah aku juga deket." jawab anak itu sambil bangkit berdiri.

"Hmm yaudah nih ambil buat lo gue iklas kok, itung² buat nebus kesalahan." gue menyondorkan uang 100rb ke dia.

"Hmm.. makasih ya kak, kalau gitu aku pulang dulu. " Dia pun lama-lama menghilang dari penglihatan gue.

-
-
-
Setelah sampai dirumah langsung masuk dan disuguhkan Matthew tidur di ruang tamu, tetapi nggak gue hiraukan dia, langsung melenggang ke kamar gitu aja.

-
-
-

Gue sekarang duduk di meja makan dan sarapan bareng nyokap.

"Hmm..mah Matthew kemana? kok nggak kelihatan." Sambil ngedarin mata.

"Oh tadi dia berangkat duluan, katanya naik bajaj"

"Oooo" respon gue.

"Ehmm kalian marahan??" tanya nyokap gue tiba².

"Ng-gak k-kok mah ,siapa yang marahan, yaudah Arvid brangkat dulu ya mah."

Setelah itu gue langsung naik mobil langsung tancap gas menuju sekolah. Beberapa saat kemudian gue sampai di sekolah, melihat bocah yang gue tabrak kemarin.

"Hah ?! tuh bukannya bocah yang kemarin gue tabrak ya??, Kok tas, sepatu, dan jam tangannya semua branded? Wait! dia ngeluarin ponsel yang sama dengan punya gue? Tapi dia kemarin keliatan lusuh seperti orang nggak punya. Ah, pasti cuman mirip aja. Lagipula kemarin cuma sekilas liatnya." guman gue.

Semua Karena Dia [BoyxBoy] Season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang