BAB 3

126 13 3
                                    

"Nat, ayolah temenin gue ke kantin! Dimas nggak masuk hari ini. Dia cakitt."

Maya menatap Natasya seperti anak kucing yang kelaparan. Dimas adalah cowoknya Maya. Mereka sudah mulai berpacaran sejak kelas sepuluh. Biasanya ia selalu ke kantin dengan Dimas, karena Natasya pasti akan menolak permintaannya itu.

"Gue lagi ngurus proposal lomba futsal nih." Natasya sedang sibuk mengotak - atik laptopnya memeriksa proposal yang ia buat kebut semalam.

Itulah yang membuatnya bangun kesiangan - sangat kesiangan - sehingga Kevin dengan dongkol harus menunggunya dengan lama.

"Lo nggak kasian gue mati kelaparan?" Maya duduk didepan kelas dengan wajah yang tertekuk - tekuk seperti kertas origami.

"I-iya deh, tapi jangan makan dikantin ya! Di depan kelas aja. Sebelum itu lo temenin gue ke kelas dua belas IPS empat, gue mau nyari Kak Sonny." Natasya menatap sahabatnya yang sedang duduk di depan kelas seperti pengemis kelaparan.

"YESSS!!!! MAACI MY BALA - BALA BEBIH!" Maya langsung memeluk Natasya yang sudah berada di depannya.

"Yaudah yuk. Kita kantin dulu, baru ke Kak Sonny, habis itu ke kelas ya!"

"Siap Capt Nat!"

Maya menggandeng Natasya lalu mereka ke kantin dengan secepat kilat. Ini adalah salah satu hasrat malas saat tiba dikantin.

RAMAINYA KEBANGETAN!!!!

Natasya lebih memilih membawa makanan dari rumah dan makan di depan kelasnya, ketimbang harus berdesak - desakkan membeli makanan dikantin.

"Lo tunggu disini, gue nggak lama." Maya meninggalkan Natasya yang duduk dibangku kantin sendirian.

Sedikit ada rasa asing dengan tempat ini, karena ia tidak terbiasa kesini. Ia merogoh kantong bajunya, mengambil smartphone-nya dan membuka aplikasi LINE, untuk melihat apakah ada pesan masuk dari Kak Sonny.

Sonny Nikolaus: Dek, kamu ke kelas Surya aja ya. Gue nggak masuk hari ini. Dia kelas XII IPA 1.

Natasya mendapati pesan dari Kak Sonny. Untung saja ia membuka LINE, kalau tidak Maya akan menyumpahinya, karena jarak gedung IPA dan IPS yang jauh, bisa - bisa mereka mati kelaparan karena waktu istirahat habis dipakai mengelilingi sekolah.

"Nat, yuk!" Natasya mengangkat wajahnya dari smartphone-nya. Maya sudah siap dengan teh poci moccacino, nasi goreng satu bungkus, dan beberapa semilan lainnya.

"Lo belum makan sebulan?" Natasya mengernyitkan dahinya. Ia tidak menyangka Maya harus membeli makanan sebanyak itu.

"Sisanya cemilan buat dikelas." Maya mengedipkan matanya. Natasya hanya bisa tersenyum sambil menggeleng - gelengkan kepalanya.

"Yok dah, kita ke kelas Kak Surya, nggak jadi ke kelas Kak Sonny."

"Lah, emang kenapa?" Maya berjalan membuntuti Natasya. Dengan cepat ia berusaha menyeimbangi langkahnya dengan langkah Natasya.

"Kak Sonny nggak masuk." Natasya mempercepat langkahnya. Jujur saja, ia tidak sarapan tadi pagi karena Kevin sudah menunggunya dengan lama. Ia hanya ingin cepat - cepat sampai dikelas Kak Surya, menanyakan masalah lomba dan ia bisa mengurusi urusan perutnya.

"Pelan - pelan Nat! lo sama aja kayak Kevin. Jalan kayak main enggrang!"

"Hahahahah, gue tadi pagi ngomong kayak gitu juga ke dia."

"Ketularan lo sama dia." ujar Maya dengan kesal.

Dengan sedikit berjalan cepat Natasya dan Maya sudah hampir sampai di kelas XII IPA 1. Kelas itu berada dekat dengan Ruang TU, lantai tiga, di koridor paling ujung dekat dengan toilet. Baru saja Natasya tiba di depan kelas XII IPA, Maya ditabrak seorang cowok yang berlari masuk ke dalam kelas. Akibatnya teh poci pun tumpah dan mengenai baju seragam Maya dan sedikit mengenai celana cowok tersebut.

LOVE, HATE & REGRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang