BAB 4

124 11 0
                                    

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Maya dengan baju olahraga milik Kevin yang kebesaran dan kepanjangan, hampir mirip dress ibu hamil menurutnya, memilih untuk pulang duluan. Sebenarnya ia dan Natasya akan pergi hari ini, berhubung badannya yang lengket ia memilih pulang dan acara mereka pun batal.

"Nat, gue duluan! Bye!" Maya melambaikan tangannya pada Natasya yang sedaritadi sibuk dengan laptopnya. Ia harus menyelesaikan proposal dana lomba futsal, sebelum minggu depan. Agar dana dapat keluar dengan cepat.

"Yoyoy! Ti ati May!" Ia mengangkat wajahnya dari laptop, lalu kembali memeriksa proposalnya. Ia sedang duduk dibangku besi tepat dipinggir lapangan basket. Kevin dan teman - temannya sedang asik bermain. Sesekali Natasya mengangkat wajahnya dari laptop dan menonton aksi cowok - cowok itu dalam merebut bola.

"Nat! udah selesai?" Kevin berjalan kearah Natasya sambil mendrible bola.

"Tunggu bentar, gue harus ketemu Kepsek baru. Siapa sih namanya, Bu He-"
"Bu Hera." Sambung Kevin.

Natasya menjentikkan jarinya, "Yap. Inget juga lo." Kevin menggeleng - gelengkan kepalanya.

"Lo main aja dulu, gue nggak lama. Janji deh. Sepuluh menit." Natasya mengambil tasnya, lalu mengedipkan mata pada Kevin. Kevin melongos. Ia sudah tahu sifat - sifat aneh sahabatnya itu. Banyak yang mengira mereka pacaran, tetapi Kevin tidak ingin hubungan mereka rusak setelah mereka berpacaran. Bahkan ia pun tidak mengetahui perasaan Natasya padanya. Ia memandang punggung Natasya, sampai hilang dari pandangannya.

"Kalo lo gini aja, dia nggak bakal tau perasaan lo ke dia." Tiba -tiba seorang cowok berdiri disamping Kevin. Kevin membalikkan badannya, lalu melempar bola basket kearah Ardy, salah satu sahabat cowoknya.

"Lo juga nggak tau perasaan gue sama lo." Kevin memajukan mulutnya siap mencium Ardy, dengan cepat Ardy berlari ketakutan kearah gerombolan anak - anak yang berada ditengah lapangan. Ia melempar bola basket ke dalam ring, namun sukses ditangkap oleh Evan, teman kelas Kevin yang juga satu ekstrakulikuler basket dengan Kevin dan Ardy.

"Kevin suka makan jeruk bro! Hati - hati!" Tidak terima pernyataan Ardy terhadap dirinya, ia merebut bola basket dari anak - anak dan mengejar Ardy, ia ingin sekali mengenai kepala Ardy dengan bola basket, agar anak itu cepat sadar dari hilang ingatannya.

"Ampun Vin!"

"Aduh, gila lo"

"Sakit Vin, MAMA TOLONG!"

Natasya yang sudah sampai dilantai tiga, mendengar suara cowok berteriak dari arah lapangan basket. Ia merasa mengenali suara itu, saat ia menengok kebawah, ia mendapati Kevin dan Ardy sedang peluk - pelukkan tidak jelas.

"Dasar cowok gila." Natasya merasa geli melihat tingkah sahabatnya. Ia kembali mengingatkan dirinya tujuan utamanya naik sampai lantai tiga.

Ia sudah berdiri didepan Ruang Kepala Sekolah. Diketuknya pintu itu, menunggu jawaban dari dalam. Tetap tidak ada suara.

Mungkin kurang keras, katanya dalam hati.

Ia kembali mengetuk dengan keras, lalu ia menekan gagang pintu dan membukanya lalu memasukkan kepalanya melalui celah pintu, untuk memastikan apakah Bu Hera ada di dalam atau tidak.

"Permisi Bu."

"Mama lagi rapat."

DUKKK!

Dengan sukses jidatnya berciuman dengan pintu. Bagaimana tidak, ada seseorang mengagetkannya. Tentu saja dengan gerakan cepat ia menutup pintu, tanpa menyadari kepalanya yang masih berada diantara celah pintu. Ia mengelus - elus jidatnya, entah suara cowok itu datang darimana, ia memutar badannya dan mendapati Si Cowok Songong bernama Wilson sedang berdiri dihadapannya.

LOVE, HATE & REGRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang