chapter 3

334 22 7
                                    

Jeng jeng jeng yey chapter 3 update
Happy reading semua !
Jangan lupa vote sama komen ya biar ane semangat update nya .

"Oh, hmmm, hi kak! Gak masuk kelas?" Kenapa jadi gugup gini sih? pikirku.

"Kamu kenapa? Sakit? Kok bicara nya gugup gitu? Kakak lagi izin mau latihan basket sama guru bentar lagi ada tanding." jawabnya, kak wira bingung melihat tingkahku

"Oh, eh nggak sakit kok," Jawab ku, kenapa jadi malu-maluin sih."Ehmm ya udh ya kak aku duluan!" Aku ingin segera pergi dari sini, hanya itu yang ada di pikiran ku sekarang!.

"Tunggu dulu!" Ah mati! Emak tolongin Ercy!! "I, iya? Apa lagi kak?" Jawabku, ih kenapa jadi deg deggan.

"Itu..." Ucapannya terpotong karena seseorang menarik lengan bajunya.
Siapa ? Aku bingung lalu kulihat cewe yang sedang menarik lengan baju nya, kak Nia ngapain di sini!.

"Wira..." Kata cewe dengan suara lirih seperti sudah menangis.
Ketika wira berbalik, dia kaget melihat Nia yang sudah berlinang air mata. Tanpa sadar Wira langsung memeluk, Nia pun membalas pelukannya.

Ehh kenapa pelukan?! Kalian masih SMA woy! Malu di liatin orang lain. Tapi tanpa sadar aku juga menangis, dasar cengeng! Kenapa lu nangis?!

Aku bersyukur, karena kak wira tidak bisa melihat aku yang sudah menangis.

Aku pun pergi dari situ. Bodoh gue! Bodoh! Kenapa gue masih ada rasa sama lo sih?

Wira POV

"Kamu kenapa Nia? Siapa yang bikin kamu nangis?!" Wira menangkup pipi Nia, kalau menyangkut nia wira memang selalu khawatir.

"Aku diputusin sama Reza, Wir. Dia putusin aku tanpa aku tau aku salah apa sama dia..." Nia pun menangis lagi, berani nya tu cowo bikin dia nangis awas aja kalau gue ketemu itu anak gue bogem.

"Syutt.... Udah, nanti aku ngomong ke Reza." Wira pun mengusap pipi Nia.
Nia masih menangis "ih kenapa jadi cengeng sih , udh syutt.. berhenti nangis nya, liat mata nya udah kaya panda tuh!"ejek wira

"Kamu itu ya gak niat ya hibur aku malah ejek aku "rengek nya

"udah tuh kan kalau gak nangis makin cantik." Kata wira

"Ih gombal lu " kata Nia

"Sekarang kita ke kantin, mumpung udah istirahat. Kamu udah makan?" Tanyanya.

Nia pun menggeleng. Ya tuhan aku masih mencintai nya bisakah aku kembali bersama nya?

"Ya udah kita ke kantin ya!" aku pun menggenggam tangan nya menuju kantin.

Tanpa Wira sadari ada satu hati yang sudah dia sakiti.

"Lu gak makan Cy?" Ujar Sani, Sani benar -benar khawatir dengan teman nya yang dari tadi belum makan.

"Kan niat gue cuma mau nemenin lu makan di kantin." jawabku.

"Tapi pas istirahat pertama lu juga gak makan tau, nanti lu sakit gimana?"jawab Sani lebih khawatir.

"Nih Aaaa.. cepet" Sani menyuapi ku dengan sepotong baso.

"Gue gak nafsu makan!." Tolak ku.

"Tapi..." Ucapan Sani terpotong, karena melihat cowo yang tiba-tiba duduk di sebelah Sani.

"Boleh ikut gabung ya kursi nya penuh semua." Kata cowo itu.

"Eh boleh kak!" Kata Sani.

Ih ni cwo ganteng tumben nyamperin tampa perlu di cari, gumam sani di dalam hati.

"Apaan sih, Sa, kan..." Ucapanku terpotong ketika melihat cowo yang ada di sampingku. "Eh lu ngapain di sini?!" Ini cowo yang tadi kan ?.

"Ih gak sopan! Orang temen kamu aja manggil saya kakak kok kamu nggak?" Jawab Reza.

"Eh lu ya yang gak sopan..." Kata-kataku terpotong karena cowo itu sudah menyentil jidatku.

"Aww... sakit " jeritku sambil mengusap jidatku.

"Yang itu rahasia!" Ucapnya. "Eh nama lu siapa?" Dia menanyakan nama Sani.

"Sani kak." jawab Sani sambil malu-malu, ehmm lumayan ni cowo bisa gue embat , niat jahat sani keluar.

"Yaudah Sani gue gak jadi duduk sini, ada macan galak nanti ane digigit." Jawabnya sambil terkekeh, reza pun pergi ke tempat teman-temannya.

"Cy kenapa lu bisa kenal sama kak reza?! Aaaa.... pokoknya lu harus cerita!!" Kata Sani dengan antusias, yah gak jadi gue embat soal nya gue lebih setuju kalau dia sama si ercy dari pada gue.

"Ah dasar cempreng, diem lu nanti gue cerita." Jawabku sambil tutup telinga.

Di lain tempat ada yang cemburu sekaligus marah. "Awas lu cewe gatel"

Ane ingetin lagi ya ! Jangan lupa vote sama coment ya biar ane semangat #jduak

Ketika Cinta DiabaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang