Hai semua ane balik lagi #jduak
oh iya buat komentar sama vote nya ane ucapin terimakasih #gubrak tapi maaf ya ane gak bales komen nya soal nya pas baca itu langsung degdeg gan mungkin pas bales ane udah jantungan #curhat
Pokok nya makasih yang udah mau baca cerita ane tanpa vote sama komen pokok nya kalian semua luar biasa #ditimpukRumah ini nampak sepi karena aku cuma tinggal sendiri. Tapi ini lebih baik. Aku tidak pernah sudi untuk tinggal bersama mereka yang telah merebut kebahagiaanku.
Aku mempunyai adik tapi dia tinggal bersama Ayah, dan Ayahku juga mempunyai anak tiri perempuan sebaya denganku dan laki-laki sebaya dengan Kak Wira. Mereka juga bersekolah di sekolahan yang sama denganku.
Hari minggu pagi ini aku melakukan rutinitas yang biasa aku lakukan seperti mencuci piring, membereskan rumah, dan menyiram tanaman. Dari dulu aku selalu dididik untuk mandiri, makannya pekerjaan rumah sudah tidak aneh lagi bagiku.
TINONG! (Anggap aja ya suara bel)
Kira-kira siapa yang bertamu? Ini kan masih pagi? Mana gue belum mandi lagi.Sebelum ku membuka pintu aku sudah merapihkan rambutku agar gak kelihatan kumel.
"Ayah?!" Aku terkejut melihat sosok ayahku yang sudah berdiri di depan pintu, mengapa dia datang sepagi ini? Dan buat apa dia datang?
"Kenapa kau kesini?! Apa belum cukup melihat aku hancur?!" Ucapku dengan nada sinis.
"Tidak! Jangan bicara seperti itu..." Raut wajah Ayah mulai cemas, Ayah pun memegang bahuku.
"Kamu baik- baik saja? Ayah hanya ingin mengunjungimu. Apa tidak bisa kita tinggal bersama lagi?" Tanyanya khawatir.
Aku ingin kita tinggal bersama, tapi hanya aku, Ayah dan Arsy. Hanya itu yang aku mau.Tapi itu hanya khayalan.
"Tidak perlu mengkhawatirkanku. Berbahagialah dengan istrimu dan lupakan aku. Dan terimakasih sudah memberikan rumah ini padaku." Jawabku dengan nada datar.
"Jangan begitu sayang." dipeluknya aku,
"Tinggal di rumah Ayah ya" bujuknya. "dengan adikmu.Ayah cemas kalau kamu terus di sini, nanti bagaimana kalau kamu sakit?" Tanyanya begitu cemas.
"Aku gak mau tinggal bersama perempuan yang membuat Mamah menderita!" Tangisku lepas, mana mungkin Ayah mengajak aku tinggal bersama orang itu? Apa dia tidak memikirkan perasaan ku?
"Jangan kamu salahkan Ibumu, salahkan saja Ayah yang membuatmu menderita." Jawabnya.
"Ibu siapa yang ayah panggil itu dengan kata ibu?! Aku tidak punya ibu! Aku cuma punya Mamah dan itupun sudah meninggal!" Teriakku padanya.
Bukan bermaksud untuk membentak Ayah tapi emosiku meluap ketika membicarakan wanita itu.
"Oke, baiklah Ayah izinkan kamu tinggal sendiri tapi ketika kamu sakit atau ada masalah yang tidak bisa kamu hadapi sendiri, Ayah akan memaksa kamu pulang ke rumah Ayah." Tegasnya.
"Baiklah ayah pulang dulu, jaga kesehatanmu." Setelah mengecup keningku, ayah pun pergi.
Aku pun menutup pintu, kaki ku lemas aku pun duduk tertunduk memeluk lutut,dan saat itu juga aku mulai menangis.
"Mah, belum cukupkah Ayah membuatku menderita karena kehilanganmu. Sekarang dia ingin menambah lagi, apa ayah tak tahu bahwa aku tak menyukai keluarga baru nya?" Gumamku dalam hati .
Rasanya mataku mau copot karena kebanyakan menangis, apa sebaiknya aku jalan- jalan ke taman saja ya? pikirku.
Aku kemudian mengambil jaket, dan segera pergi ke taman. Aku pikir, mungkin dengan berjalan-jalan bisa mengangkat bebanku sedikit.
Angin sore memang menyejukan, aku sangat suka di sini. Memandang pohon-pohon ini ternyata benar membuat bebanku terasa terangkat meski memang cuma sedikit. Tapi ini melegakan.
"Hey, kamu kan?" Kata cwo itu.
"Ngapain dia di sini?" Aku bingung.Maaf ya lama banget update nya , hehe karena tugas numpuk banget #gubrak jadi ane usahain chapter 5 minggu ini udah update ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Cinta Diabaikan
RomanceI Love You When, You Love Me? It's impossible You know Ercy Salsabila Bila perjumpaan kita adalah awal dari rasa sakitku, aku bersyukur karena kita dipertemukan, tapi bisakah aku memperjuangkan dirimu? Meski ku tahu kau taakan pernah melihatku. ...