[Percakapan Jennie dan Lisa]
"Jujur saja, di antara kita bertiga. Aku kira kamu yang akan menikah duluan, Jen! Di kampus dulu kan banyak sekali yang mengejarmu"
"Hei jangan salah, sekarang pun masih banyak kok yang mengejarku"
"Apa kau bilang Jennie-a? Aku tidak dengar tuh! Hahaha"
"Ya! Aku serius. Beneran tau!"
"Terserahmu saja lah"
"Nih ya..pria yang duduk di sebelahku saja mengajakku untuk tidur bersama" ucap Jennie sombong.
"Apa?! Kau tidur bersama orang yang duduk di sampingmu?!"
Tiba-tiba saja kereta yang ditumpangi Jennie berhenti mendadak, padahal itu bukan di stasiun pemberhentian selanjutnya. Tapi di tengah paparan rumput liar yang luas. Entah kenapa kereta itu berhenti secara mendadak. Dan telponnya pun terputus.
Jennie kembali ke tempat duduknya. Pria asing itu terlihat sedang menelpon juga, dan Jennie tidak sengaja mendengar nama Jung Jaehyun di sebut. Atlet basket yang selama ini ia cari dan jika ia bisa menemukannya, bahkan jika Jung Jaehyun itu berkenan menanda tangani kontrak iklan dengannya. Posisinya di kantor akan naik satu tingkat dan divisi nya terselamatkan. Ya! Ia mencari Jung Jaehyun karena alasan tersebut.
"Sudahlah! Kalau kita tidak bisa mengirimnya ke NBA, tamatlah kita!" ucap pria itu kesal sambil memutus sambungan telponnya. Dan pria itu juga segera kembali ke tempat duduknya. Sesaat setelah Jennie duduk kembali.
"Em..maaf" ucap Jennie ragu.
"Eoh..eoh..eoh..!! Kau harus mentraktirku makan, nona" ucap Taeyong sambil mengeluarkan smirk khasnya dan memetikkan jarinya di depan wajah Jennie.
Tentu saja Jennie tidak peduli lagi dengan taruhan itu. Yang ia pentingkan sekarang hanyalah bisa bertemu dengan Jung Jaehyun.
"Apa kau baru saja menyebut nama Jung Jaehyun? Dia atlet basket terkenal itu kan?" tanya Jennie pada Taeyong untuk memastikan.
"Akhirnya kau yang akan mentraktirku makan kan? Yess!" ucap Taeyong puas.
Jennie menghembuskan nafasnya kasar.
"Apa kau akan bertemu Jung Jaehyun di Busan?" Jennie masih penasaran bagaimana bisa pria asing ini mengenal Jung Jaehyun.
"Makan?" ucap Taeyong lagi sambil mengangkat kedua alisnya dan menunjukkan deretan gigi kotak-kotaknya yang membuat Jennie kesal setengah mati.
"Baiklah..baiklah..iya MAKAN!" Jennie menekankan kata 'makan'.
"Oke. Traktir aku makan kan?" "Call!" ucap Taeyong lagi sambil tertawa penuh kemenangan.
Jennie sudah tidak tau lagi harus menghadapi pria ini dengan cara apa. Jennie hanya mengangguk pasrah. Yang penting ia bisa bertemu Jung Jaehyun.
💋💋💋
[Percakapan Jennie dengan Lisa]
"Serius? Jadi nama agensi dan kontaknya sama?"
"Iya, Jennie-a..apa kamu bertemu dengannya?"
Jennie menoleh ke arah Taeyong yang berada jauh darinya dan sedang menelpon seseorang juga sepertinya dengan pandangan tidak percaya. Kenapa dari sekian banyak penumpang di kereta ini, kenapa harus pria mesum itu yang jadi agensi Jung Jaehyun?
"Benar kan? Kamu bertemu dengannya disana? Pebasket terken-"
"Nanti aku telpon lagi ya? Bye~" Jennie segera menutup telponnya.
Tidak lama kemudian, Jennie melihat pria itu menghampirinya.
"Kita ada di stasiun Miryang, ayo kita turun?" ajak Taeyong.
"Disini? Kau yakin?"tanya Jennie tidak percaya. Karena yang Jennie lihat di luar hanyalah paparan rumput liar yang luas. Dan Jennie pikir ini bukan tempat yang tepat untuk turun.
"Kamu mau minta tanda tangan Jung Jaehyun kan? Bukankah itu penting? Aku akan mengantarmu" tawar Taeyong pada Jennie.
Jennie menggigit ibu jarinya, ia masih ragu untuk ikut pria asing ini atau tidak. Sedangkan ia juga harus menghadiri sebuah acara penting, dimana ia harus presentasi disana. Tapi ia juga SANGAT memerlukan tanda tangan Jung Jaehyun.
"Baiklah, jika kamu tidak ikut. Jika ini takdir, kita pasti akan bertemu lagi. Sampai jumpa" ucap Taeyong sambil membawa semua barang-barangnya dan bergegas keluar dari kereta.
Jennie masih bingung dengan pikirannya. Akhirnya ia mengambil tasnya yang ada di bagasi atas, tapi belum bisa menentukan pilihannya antara ikut atau tidak. Tiba-tiba tangannya ditarik seseorang untuk keluar dari kereta itu. Siapa lagi kalau bukan tangan Taeyong.
"Eoh?" Jennie kaget tapi tetap mengikuti pria itu.
Sekarang Jennie dan Taeyong berjalan menyusuri padang rumput liar itu. Dan Jennie masih menggunakan sepatu hak yang sangat tidak membuatnya nyaman.
Jennie mencoba untuk membuka percakapan di antara mereka berdua.
"Tapi kalau kita pergi, apa bisa kita bertemu dia?" tanya Jennie lagi karena ia masih ragu.
"Tentu saja! Kita bisa bertemu dia" Taeyong meyakinkan Jennie.
💋💋💋
Di daerah itu, Taeyong punya kenalan yang mempunyai usaha rental mobil. Akhirnya Taeyong memutuskan untuk meminjam mobil dari temannya. Karena sebenarnya perjalanannya ke Busan masih panjang dan di daerah itu tidak ada kendaraan umum yang lewat.
Taeyong terlihat asik mengobrol dengan teman lamanya itu. Jennie sudah merasa tidak nyaman, ia takut telat untuk presentasi.
"Mm..boleh tidak kalau reuninya nanti aja? Aku rasa aku akan telat" ucap Jennie gusar.
"Ah iya baiklah"
"Kamu pacarnya Taeyong ya?" sahut teman lama Taeyong.
"Bu..bukan..kita hanya kebetulan bertemu saja" elak Jennie.
"Bagaimana mungkin di Busan ada wanita secantik ini"
"Hey!" ucap Taeyong sambil menyikut lengan temannya.
"Atau mungkin di Busan kalian pernah sekelas?"
Jennie sudah frustasi untuk menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari teman Taeyong yang sudah seperti interograsi polisi saja.
"Iya! kita sekelas dulu" jawab Jennie asal supaya teman Taeyong tidak bertanya lebih lanjut lagi.
Taeyong hanya tertawa melihat wajah Jennie yang kesal. Semakin imut. Batinnya.
Bersambung..
YOU ARE READING
Busan, im in Love! | JENYONG️ ✔
FanfictionKisah cinta Jennie berawal dari pertemuan tidak sengajanya dengan laki-laki playboy bernama Taeyong di kota Busan. Dan karena ajakan tiba-tiba Taeyong kepada Jennie untuk tidur bersama di kota Busan itu membuat keduanya tidak bisa melupakan kejadian...