E-4

70 18 1
                                    

Mata itu... mata itu seolah-olah merebut semua perhatiannya, ia merasa waktu nya tinggal sebentar lagi. Sumpah rasanya ia ingin berlari sejauh mungkin menjauhi pria asing tersebut, ah bahkan ia ragu yang ia lihat ini manusia atau iblis yang menyerupai manusia

Itzel memejamkan matanya erat erat beharap Luther akan menemuinya dan membawanya pergi dari sini. Perlahan ia membuka kedua matanya sepertinya nyawanya direnggut paksa dari raganya. Pria itu kini sudah ada dihadapannya bahkan jarak tubuh mereka tidak lebih dari sejengkal

Ia kembali memejamkan matanya dengan erat bahkan lenih erat dari sebelum nya "ITZEL" Ia merasa tubuhnya terguncang begitu hebatnya ia masih takut untuk membuka matanya saat ini, tatapan itu begitu menakutkan

"ITZEL BUKA MATAMU! " Ia mendengar suara Luther yang kentara begitu panik dan dengan deru napas yang terdengar terengah-engah

Itzel membuka matanya dan yang dihadapannya kini bukan lagi mata abu-abu yang menakutkan tetapi mata berwarna coklat almond yang menenangkan

Luther hampir saja terjungkal ke belakang jika ia tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya, ia belum siap karena itzel memeluk tubuhnya tiba-tiba seperti nya gadis itu shock dan sangat ketakutan. Lagi lagi ia harus menahan sesuatu yang harusnya tidak muncul logikanya menahan itu semua dan menyadarkannya kembali, bahwa ini semua salah

"Maafkan aku" Nada bersalah begitu kentara dalam ucapannya "Karena aku mengajak mu kesini, kalau saja aku tidak mengajak mu kesini. Mungkin ini semua tidak akan terjadi " Luther mengeratkan pelukannya dan berbisik tepat di telinga gadis itu "Maafkan aku, aku benar-benar tidak bermaksud"

Darah gadis itu berdesir saat mendengar bisikan dari pria yang kini sedang dipeluknya, seakan tersadar ia cepat cepat melepaskan pelukannya dan menghapus kasar air matanya "KENAPA KAU MENINGGALKAN KU?! " Dada itzel naik turun karena begitu merasa marah dan matanya kembali berkaca kaca "KAU TAU APA YANG KU LIHAT TADI, AKU MELIHAT HANTU! " Bahunya kembali bergetar saat bayangan makhluk itu kembali dalam pikirannya

Luther memegang kedua bahu gadis itu yang sedang bergetar "Maafkan aku, aku tidak meninggalkan mu sama sekali. Aku tadi berhenti berjalan emm mungkin karena kita sama sama melamun selama diperjalanan kita sama sama tidak sadar"

Suara tangisan Itzel berhenti seketika tetapi ia masih memilih diam masih enggan untuk berkata "Kau tidak sadar bahwa aku berhenti berjalan dan kau terus berjalan meninggalkan ku dibelakang dan aku juga tidak sadar bahwa kau telah berjalan lebih dulu dan aku baru tersadar saat sudah kehilangan jejakmu"

Mereka masih sama sama terdiam dalam waktu yang cukup lama "ayo kita pulang" Tanpa menunggu balasan dari Itzel pria itu sudah menarik tangan itzel dengan lembut

⏪⏩

"ASTAGA ITZEL KAU DARI MANA SAJA?! " Mallory berlari menghampiri anaknya, sudah sejak sore tadi ia dan suaminya sampai di rumah dan ketika ia memasuki rumah tidak ada siapapun di dalam nya

Dexter hanya diam menatap lurus ke arah 3 orang tersebut, dan melihat istrinya yang sedang memeluk puterinya yang terlihat ketakutan. Dan pandangannya beralih kepada lelaki yang menemani puteri nya

Kemudian Dexter menghampiri Mallory dan berbisik ke telinga istrinya "Cepat bawa Itzel ke dalam" Terdapat nada tegas yang tidak bisa dibantah oleh istrinya, Mallory mengangguk kemudian membawa Itzel masuk ke dalam rumah

Dexter memandang tajam ke arah pria yang kini dihadapannya sedangkan Luther hanya bersikap santai sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana jeans yang kini ia kenakan

"Apa yang kau inginkan?" Dexter tak pernah mengalihkan pandangan nya kepada pria ini,tidak ada yang bisa menipu dirinya. Apapun akan ia lakukan untuk keselamatan puterinya 
"Apa maksudmu?"

"Jangan berfikir aku tidak tahu siapa dirimu sebenarnya! "

"Memangnya siapa diriku" Luther berbicara seolah menantang dexter

Dexter tersenyum sinis "Baiklah jika kau tidak ingin mengakuinya" Lelaki berusia menginjak kepala 5 tersebut menunjuk pria yang ada dihadapannya memperingati "Ini adalah kali pertama dan terakhir aku melihatmu dengan putriku, jika hal ini terjadi kembali.Kau akan tahu apa akibatnya!"

Dexter meninggalkan pria itu sendirian dan masuk ke dalam rumahnya

⏪⏩

Mallory menggiring itzel untuk bersandar di kepala ranjang mengusap kepala anaknya dengan lembut. Mallory menoleh kan kepalanya melihat suaminya yang kini sudah berada disampingnya menatap itzel dengan khawatir

"Lebih baik kita biarkan itzel beristirahat, ayo kita keluar" Dexter mengangguk menyetujui ucapan istrinya

Dexter menggandeng tangan Mallory menuju kamar mereka berdua. Sepasang suami istri itu duduk di pinggiran ranjang, dexter memutar tubuhnya 90 derajat untuk bisa menatap istrinya "Ada hal yang ingin ku bicarakan denganmu"

"Apa yang ingin kau bicarakan? "

"Jangan pernah membiarkan itzel menemui pria itu lagi!? " Mallory membuat kedua bola matanya, suaminya ini selalu seperti ini jika ada laki laki yang dekat dengan putrinya pasti langsung berbicara seperti itu "Kau selalu mengatakannya dexter jika Putri kita sedang berdekatan dengan seorang pria, dan jika dilihat lihat ia adalah laki laki yang baik"

"Ini masalahnya berbeda mallory, ini berbeda! "

"Apa yang membuatnya berbeda?! " Mallory meninggikan suaranya, Kenapa suaminya jadi membentaknya

"Sekarang aku akan menanyakan sesuatu padamu" Ada jeda sebentar sebelum dexter kembali melanjutkan perkataannya "Apa kau ingin jika anak kita terluka? "

"TENTU SAJA TIDAK" Pertanyaan macam apa itu? Tidak ada yang namanya seorang ibu yang menginginkan anak nya terluka

"Baiklah kalau begitu turuti ucapanku"

"Kau mengatakan ini,pasti mempunyai alasannya kan? "Mallory menatapnya dengan pandangan menyelidik

"Untuk saat ini aku belum bisa untuk mengatakannya kepadamu"

Jujur saja mallory merasa begitu kecewa bukankah suaminya ini sudah berjanji kepadanya "Bukankah kau sudah berjanji kepada ku bahwa kau tidak akan mempunyai rahasia lagi dibelakangku dan akan selalu berbagi cerita dan masalahmu kepadaku? "

Dexter menarik Mallory ke dalam pelukannya berusaha mem berikan pengertian kepada istrinya "ya aku tahu itu tapi sungguh aku akan menceritakan kepadamu jika saat nya sudah tepat,i'm promise"

Mallory menguraikan pelukan mereka dan memandang dexter lalu menghela nafas dalam, ia yakin apapun keputusan yang diambil oleh suaminya adalah yang terbaik."Baiklah"

Tbc

Ditunggu ya update nya, sorry kalau sedikit, jangan lupa votement nya

EPIKINDYNOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang