WARNING
.
.
.
.
.
.
.
.
TYPOAngin malam berhembus kencang membuat Itzel merapatkan jaket yang ia kenakan.Daryl memberhentikan langkah, Itzel yang tidak memperhatikan jalannya mendadak terhuyung ke belakang "Lebih baik kita beristirahat terlebih dahulu." Daryl duduk dan bersandar di bawah pohon
Itzel menuruti dan duduk disamping daryl, ikut bersandar dibawah pohon
"Bagaimana kalau kita tidak bisa menemukan tempat itu?." Itzel bertanya lirih sambil mengadah memandang langit malam yang kali ini terlihat indah dengan bulan yang bersinar terang
"Kita harus yakin." Itzel menoleh mendapati Daryl yang tengah menengadah dengan mata terpejam
"Kenapa kau ingin membantuku?."
"Entahlah." Daryl menjawab dengan mata yang masih terpejam
Setelah dirasa hari sudah semakin larut, itzel memutuskan untuk memejamkan mata dan mencoba tertidur. Mengisi tenaga untuk melanjutkan perjalanan panjang esok hari.
Burung-burung telah berkicau dengan merdunya aroma embun pagi begitu terasa dengan cahaya matahari yang muncul melalui celah celah pepohonan
Itzel menggeliat kecil tersadar dari tidurnya bahwa hari sudah pagi, mengerjapkan matanya dengan sesekali mengucek matanya menyesuaikan cahaya yang masuk tiba-tiba ke dalam matanya. Mengedarkan pandangan ke sekeliling dan mencoba mencari Daryl tetapi nihil
"DARYL." Itzel berteriak memanggil Daryl tetapi tidak ada tanda sama sekali kalau Daryl masih berada disini
Itzel melihat asap yang mengepul dari arah belakang memutuskan untuk melihatnya, dan disana Daryl sedang duduk dengan tenang diatas pohon yang sudah tumbang sambil memakan makanan instan
Merasa diperhatikan Daryl menengadah menatap Itzel yang ternyata sudah terbangun, lalu melanjutkan memakan makanannya lagi
Itzel menghampiri Daryl dan duduk disampingnya "Kenapa kau tidak membangunkanku?."
"Aku tahu kau lelah."
Itzel memberengut pandangannya teralih kan pada makanan yang kini sedang Daryl santap
"Hapus air liurmu itu,menjijikan!."
Itzel spontan langsung meraba bibirnya yang ternyata tidak ada air liur sama sekali, ia hanya melotot kejam
"Makanlah, aku sudah menyiapkannya untukmu." Ucap Daryl sambil menunjuk makanan yang lainnya dengan dagunya
Setelah selesai dengan makanannya mereka kembali melanjutkan perjalanan. Setelah berjalan lebih dari 1 jam, Daryl memberhentikan jalannya matanya berpendar ke sekeliling
"Sepertinya kita sudah sampai."
"Dimana tempatnya?." pasalnya disini Itzel tidak menemukan sebuah tempat atau semacam persinggahan
Bukannya menjawab tetapi Daryl melangkah dan berjongkok di atas tanah, tangannya menyingkirkan tanah dan tumbuhan yang menutupinya sampai sebuah papan kotak yang besar terlihat.
"Apa kau membawa benda tajam?."
Perasaan takut mulai menggerayangi Itzel, meneguk ludahnya dengan susah payah "Untuk apa?."
"Cepat berikan!."
Dengan tangan bergetar Itzel mengeluarkan sebuah pisau dapur yang ia bawa
"Apa tidak ada yang lain? Dengan memakai itu akan lama jadinya."
Itzel diam terpekur dalam pikirannya "Apa kau tidak ada sebuah kapak?."
Daryl yang sudah kesal dengan Itzel, merampas tas ransel tersebut dan mengambil sebuah Palu yang cukup besar dan berat, berdiri dan menatap Itzel yang masih berjongkok
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIKINDYNOS
Mystery / ThrillerAction-Romance-Mysteri Itzel seorang gadis biasa yang hanya mengharapkan ketenangan baginya harus merubah jalan dan tujuannya Dengan memecahkan teka-teki dan pertanda yang terkadang muncul sebagai jalan untuk mengembalikan ayahnya yang berprofesi s...