Malam yang dingin tepat di dekat perapian dan meminum secangkir teh hangat yang mengeluarkan aroma melati membuat Prof. Albert menutup matanya, menghirup aroma the melati dengan penuh perasaan.
Brakkk
"WHAT THE FUCK!" Prof. Albert mengumpat karena teh yang sedang ia hirup tumpah, ia terkejut mendengar suara pintu yang dibanting
Itzel berjalan dengan langkah besarnya dan menghempaskan tubuhnya ke atas sofa "Ada apa denganmu heh? Kau tahu? Kau merusak ketenangan ku tadi."
Itzel menghembuskan nafas gusar "Ia baru saja di serang Prof." Tiba tiba suara Daryl terdengar yang entah kapan sudah berdiri di sana
"Kapan kau berdiri disana?" Lelaki itu memutar kedua bola mata nya malas merasa itu adalah pertanyaan yang sama sekali tidak penting untuk di jawab
"Kita harus segera pergi dari sini." putus Daryl
Prof. Albert berdiri dan berjalan menuju Daryl "Itu tidak mungkin!" tegas Prof
Tidak mungkin ia meninggalkan tempat yang sudah ia jaga bertahun tahun lamanya, bahkan ia sampai meninggalkan dunia luar hanya demi tinggal di tengah hutan seperti ini melindungi rumah lab nya yang tersedia. Lab nya adalah hidup nya benar-benar hal yang konyol kalau ia sampai meninggalkan Lab ini kemudian membiarkan para penguntit brengsek itu menghancurkan lab nya.
"Aku tidak akan meninggalkan Lab ku ini mengerti?! "
Prof.Albert berlalu pergi menyisakan Daryl dan Itzel berdua
"Kau terlalu keras padanya tadi bung." Itzel terkekeh pelan
Daryl berdecak "Pria tua itu saja yang hatinya sangat sensitif, Aku hanya mengatakan kalau kita harus pergi dari sini." ucap Daryl santai
"Bodoh!" Daryl merasa bahwa Itzel saat ini memang sudah berani melawan padanya, tidak seperti pertama kali mereka bertemu. Dimana Itzel sama sekali tidak bisa berkutik di bawahnya.
"Baiklah sekarang lebih baik kita membersihkan diri dan beristirahat."
Itzel langsung berlalu begitu saja, Daryl mencoba mengerti dan memahami mengapa Itzel menjadi seperti sekarang.
➖➖➖➖➖
"Kabut bahkan belum hilang, kalian sudah siap untuk meninggalkan ku?" Prof. Albert merasa tak percaya dengan memasang mimik muka seperti orang yang paling tersakiti di bumi ini
Daryl kembali mengecek seluruh perlengkapan yang berada di tas besarnya "Apa kau yakin Prof?"
Prof.Albert berhenti meregangkan otot-otot tubuh nya "Yakin untuk apa?"
"Yakin untuk tidak meninggalkan tempat ini." Itzel datang dari arah belakang, membuat Prof. Albert memutar tubuhnya
"Tidak!"
Itzel menghela nafas, ia tidak habis pikir kenapa Prof. Albert masih bersikukuh untuk tidak meninggalkan lab ini, walaupun nyawa nya bisa saja jadi terancam jika ia tetap tinggal di tempat ini.
"Aku tau yang kau fikirkan Itzel." Prof. Albert tersenyum lembut
Prof. Albert menyentuh bahu Itzel dengan lembut "Lab ini adalah peninggalan ayahmu, tidak mungkin aku meninggalkan nya begitu saja. Aku akan mempertahankan lab ini walaupun nyawa ku taruhannya, karena lab ini sangat berharga bagiku dan ayahmu Itzel."
Itzel membatu saat mendengar nya, ah beruntung sekali ayahnya mempunyai sahabat sejati yang benar-benar setia kepada ayahnya. Walaupun seandainya jika Prof. Albert meninggalkan lab ini, bukanlah suatu bentuk pengkhianatan.
"Aku akan mendoakan untuk keselamatan kalian dan semoga kalian dapat mempertemukan ku dengan Dexter lagi."
"Ah kenapa aku jadi cengeng seperti ini." Prof. Albert terkekeh sambil menyeka air matanya
"Ya aku berjanji Prof."
TBC
Jangan lupa read and Votement 😉😉
EPIKINDYNOS
Salam
ABLIXX
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIKINDYNOS
Mystery / ThrillerAction-Romance-Mysteri Itzel seorang gadis biasa yang hanya mengharapkan ketenangan baginya harus merubah jalan dan tujuannya Dengan memecahkan teka-teki dan pertanda yang terkadang muncul sebagai jalan untuk mengembalikan ayahnya yang berprofesi s...