Part 19

560 93 12
                                    

Kicauan burung dari jendela kamar pagi ini begitu merdu, sesekali mematuk jendela kamar dari arah luar.. rasa hangat sinar matahari pagi masuk melalui jendela kamar..
.
"Selamat pagi.." ucap seorang namja..
.
Saat aku membuka mata mencari sumber suara kulihat letnan jongin berdiri di samping ranjang.. tersenyum..
.
"Pagi.. letnan.." ucapku cepat mengubah posisi menjadi terduduk dan menyender di kepala ranjang..
"Apa sekarang kau sudah merasa lebih baik tuan putri?"
.
"Ya.. sangat.. apa yang terjadi?"
"..."
.
Letnan Jongin terdiam dan menggelengkan kepala..
.
"Tidak ada yang perlu dikhwatirkan kau hanya butuh istirahat.." ucap letnan jongin tersenyum..
.
"Syukurlah.." ucapku tersenyum dan menoleh samping ranjang sampingku..
.
Kosong.. dan saat aku raba dengan telapak tangan ku.. dingin.. ranjang ini dingin.. apa tadi malam jenderal tidak pulang? Apa dia masih sedih karena ayah nya meninggal dunia dan masih berada di istana utama?
.
"Dimana.. jenderal-- apa dia tadi malam tidur di?" Ucapku menoleh pada letnan..
"Dia tidur di sofa depan perapian. Jenderal sedang di ruang makan. Apa benar kau baik-baik saja?"
.
Pertanyaan itu terulang dari mulut letnan.. memang apakah aku tidak baik-baik?
.
"Um.. aku merasa lebih baik.." ucapku mencoba menurunkan kaki dan beranjak dari ranjang.. letnan jongin menggenggam tanganku membantuku berdiri..
.
"Berhati-hatilah.." ucap letnan..
"Um.." ucap ku menggenggan lengannya..
.
Tapi.. sebentar..
.
Kulihat beberapa barang-barang di dalam ruangan ini menghilang dan hampir kosong.. apa yang terjadi? Kemana semua barang-barang di dalam kamar ini?
.
Aku menoleh pada sang letnan.. tanpa aku bertanya sang letnan sudah mengerti apa yang terjadi disini..
.
"Kau akan pindah ke istana utama bersama jenderal tuan putri.." ucap letnan jongin.. tatapan matanya sedikit berubah menatapku penuh ironi..
.
Ah.. benar.. bukankah ketika pemimpin korea selatan meninggal dunia maka jenderal park yang akan menggantikan posisi ayah nya sebagai Yang Mulia pemimpin negara?
.
"Aku akan bersiap mandi letnan.." ucap ku melepaskan genggaman letnan jongin dan masuk kedalam kamar mandi..
.
Aku harus menghiburnya.. setidaknya berada disampingnya ketika sang jenderal sedang merasa kehilangan.. bukankah harusnya dia sangat terpuruk? Eomma nya meninggal saat usia nya masih sangat kecil dan sekarang ayah nya menyusul meninggalkannya..
.
Setelah siap dengan pakaian sedikit hangat aku berjalan dari kamar menuju lorong.. menuju ruang makan dimana sang jenderal berada..
.
Saat aku sampai di pintu ruang makan, pelayan dan beberapa koki membungkuk memberi salam hormat padaku.. dan kulihat sang jenderal duduk di meja makan persegi panjang sendiri dalam diam..
.
Sepertinya dia benar-benar terlihat sedih..
.
Aku mencoba memberanikan diri untuk melangkah dan mendekatinya.. dan menarik bangku duduk di samping kursinya..
.
"Anda sudah pulang?"
.
Bodoh.. pertanyaan macam apa itu.. tiba-tiba sang jenderal mengangkat kepalanya dan menoleh melirikku.. tiba-tiba aku merasa gugup menatap mata sang jenderal yang sulit dibaca tanpa ekspresi..
.
Tanpa menyapaku dan menghiraukan pertanyaan ku.. sang jenderal melanjutkan kegiatan makannya lagi..
.
Tangan ku mengepal dibawah meja makan karena kesal.. akupun menarik nafas.. aku harus mengerti mungkin dia benar-benar sedih..
.
"Uhuk- uhuk- apa kita akan pindah ke istana utama?" Ucapku mencoba mencairkan suasana..
"..."
"Um.. kapan proses pengangkatan dan ucap sumpah kau sebagai pemimpin negara?"
"..."
.
Tidak ada jawaban..
.
"Um.. apa ada jamuan makan malam? Aku ingin sekali melihat keadaan istana utama korea selatan.. bolehkah aku ikut?"
"..."
.
"Aku bosan.."
"..."
.
Kali ini jenderal tidak menoleh sama sekali dan melanjutkan kegiatan makannya.. sekali lagi tanpa menghiraukan ku sama sekali..
.
Apa yang sedang dia lakukan? Mencoba mengacuhkanku dan menganggapku tidak ada? Benar-benar kesal..
.
Aku cepat berdiri dan sedikit menghentakan kaki karena kesal.. saat aku berbalik dan mendorong kursi makan tempat aku duduk..
.
Tiba-tiba..
.
"Malam ini jamuan makan malam. Kau tidak perlu datang di acara sumpah. Bersiap-siaplah." Ucap sang jenderal..
.
Apa dia mengajakku ke jamuan makan malam? Apa aku tidak salah dengar? Saat aku membalikan tubuhku lagi tidak percaya sang jenderal sudah berdiri tepat dihadapan ku..
.
Melihatku dari arah atas dengan wajah tanpa ekspresi..
.
"Kau menolaknya?"
"um. Aku--"
"Bukankah tadi kau mengatakan kau bosan?" Ucap sang jenderal di hadapaku..
.
Deru nafas dan suhu tubuhnya yang panas bisa aku rasakan..
.
"Um.. benar-- aku bosan." Ucapku canggung dan melihat kearah lantai marmer ruang makan..
"Kalau begitu pukul 19.00 pelayan akan datang ke kamarmu. Sebelum kita---
.
Kita?
.
"Sebelum kita pindah ke istana utama." Ucap sang jenderal menutup pembicaraan dan melangkah pergi meninggalkanku..
.
Aku pikir aku harus melupakan sejenak tentang perjanjian negara itu.. dan mencoba mengerti dan sedikit menghibur sang jenderal..
.
Bukankah tidak salah jika berbuat baik pada seseorang yang sedang kehilangan?
.
Jam sudah menunjukan pukul 19.00 aku duduk di ranjang.. dan letnan jongin yang sibuk dengan ponsel miliknya.. menghubungi letnan sehun yang sedang bersama jenderal di istana utama..
.
Tiba-tiba 5 orang pelayan wanita dengan pakaian modis ala korea selatan masuk kedalam kamar.. membawa beberapa gaun dan patung.. Gaun yang dipakaiakan ke patung semuanya berpotongan terbuka..
.
Apakah orang-orang di korea selatan selalu memakai pakaian yang kekurangan bahan seperti ini? Apakah dalam pesta semuanya memakai pakaian seperti ini?
.
Aku merasa gugup dan sesekali melirik letnan jongin yang berada di sampingku.. menandakan aku tidak menyukai gaun-gaun ini..
.
Tidak.. maksudku gaun-gaun mewah ini terlihat cantik.. tapi.. potongan gaun ini akan memperlihatkan bagian-bagian tubuhku dengan sangat jelas..
.
"Apa kau tidak menyukainya ahreum?" Ucap letnan mendekatiku dan melihat beberapa gaun di patung..
.
"Ah itu.. maksudku.. bisakah kau memberikan jenis gaun yang lebih tertutup?" Ucapku cepat..
.
Letnan jongin tersenyum dan memerintahkan pelayan ini untuk membawa jenis gaun yang lain..
.
Tidak lama aku memilih gaun one piece warna hitam.. bagian belahan dadanya cukup terbuka tapi tidak akan memperlihatkan payudaranya terlalu jelas, bagian lengannya tidak akan menempel pas di garis tubuhku.. ini gaun paling baik diantara yang lain..
.
"Tuan putri kau terlihat sangat cantik.." ucap pelayan-pelayan ini..

Jenderal 'Park'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang