Part 30

717 91 12
                                    

Matahari mulai bersembunyi malu-malu di balik awan dan digantikan dengan warna jingga yang menyelimuti langit korea selatan.. perlahan kelopak mataku terbuka lebar..
.
bias cahaya yang berasal dari balkon membuatku sedikit silau untuk membuka mata..
.
Selimut berbahan sutra lembut bewarna putih menyelimuti tubuhku, bantal berbahan empuk terbuat dari bulu angsa dengan rapih berada di bawah kepalaku.. dan..
.
Dingin..
.
Kenapa pagi ini terasa begitu sangat dingin? apa.... dengan cepat aku membuka selimut putih berbahan sutra..
.
Ya Tuhan.. apa yang terjadi?
.
dengan cepat aku kembali menarik selimut dan kembali menyelimuti tubuhku.. keningku berkerut, mulutku menganga terbuka dan mataku membulat penuh melihat tubuhku yang tidak memakai pakaian--
.
sehelai pun.. 
.
apa yang telah aku lakukan malam tadi? Huaaaa.. dengan cepat aku menutup setengah wajahku dengan selimut.. dengan cepat aku menoleh kearah samping kananku.. ranjang kanan ini kosong..
.
Tiba-Tiba..
.
BRUK..
pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka.. uap air panas dari dalam bathtub sang jenderal yang terasa begitu hangat mengepul keluar dari celah pintu dan..
.
Seorang namja keluar dari dalam kamar mandi dengan rambutnya yang basah berantakan dan bertelanjang dada.. hanya sehelai handuk berwarna putih yang hanya menutupi bagian pinggang hingga bawahnya saja..
.
"YAAAAAAA! apa yang kau lakukan jenderal!" dengan cepat aku berteriak, menutup mataku dengan sela-sela jemariku..
.
"mmm?" ucapnya yang masih berdiri dan sesekali mengeringkan rambut-rambut basahnya dengan jari-jari besarnya dengan acak.. membuat rambut basahnya terlihat berantakan sedikit nakal.. menghasilkan tetesan-tetesan air pada ujung-ujungnya..
.
"Ganti pakaian di dalam kamar mandi saja! bukankah setiap hari kau memakai pakaian dalam di dalam kamar mandi? dan keluar lengkap dengan kaos hitam?! kenapa hanya sehelai handuk?!!" ucapku lagi masih menutup wajahku dengan jemari-jemari telapak tanganku.. 
.
saat aku mengintip dari sela-sela jemariku.. sang jenderal hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum.. handuk hangat nya tiba-tiba sengaja dibuat terjatuh..
.
"KYAAAAA!!! Byuntae!!!" ucapku dengan cepat menarik selimut dan menutupi seluruh kepalaku..
.
"Kenapa pipimu berwarna merah jambu? kkk.. bukankah---" ucapnya.. kudengar langkah kaki yang terus berjalan kearah lemari besar miliknya diujung kamar dan terhenti.. kudengar daun pintu lemarinya terdengar saat terbuka..
.
dia gila. dia memakai pakaian nya disini??!
.
"Bukankah-- malam tadi kau yang sangat bersemangat untuk membuka pakaianku.. tuan putri? dan membuka kancing pakaian militerku satu persatu? dengan jemari-jemari nakalmu.. kkk.." ucap sang jenderal..
.
Aish. ini benar-benar memalukan.. pipiku terasa sedikit hangat menahan malu. dan sedikit tersenyum.. apa yang telah aku lakukan tadi malam?
.
Bukankah sang jenderal telah melakukannya? dan sering melakukannya selama ini? tapi---
.
kali ini rasanya sangat berbeda..
.
Suatu hubungan yang sudah biasa dilakukan oleh sepasang suami istri.. tanpa.. unsur paksaan apapun..

***

Sejak malam itu, hampir setiap malam kami melakukannya lagi.. suatu hubungan yang terjalin begitu saja sebagai kebutuhan batin..
.
melakukannya tanpa unsur paksaan dan ada yang sangat berbeda kali ini.. sang jenderal melakukan nya dengan..
.
Begitu lembut..
.
Pagi ini aku duduk di taman kamar kami.. sesekali memetik batang-batang bunga lily yang sudah mengering.. dan duduk berlutut di rumput yang hijau.. aku meminta tukang kebun untuk menyerahkan tugas memelihara bunga lily di taman kamar sang jenderal padaku..
.
karena ini sangat berharga dan bersejarah baginya.. bunga yang di tanam oleh mendiang ibu nya saat menunggu kelahiran sang jenderal.. tapi.. kenapa aku sangat peduli?
.
Apa.. aku mulai menyukainya?
.
Tiba-tiba..
.
aku merasakan deru napas yang begitu panas yang aku rasakan dari daun telinga kiriku.. seseorang sepertinya ikut berlutut di sampingku.. saat aku menoleh ke arah kiri.. sang jenderal yang sudah duduk berlutut melihatku..
.
"kau sedang apa?"
"mmm.. aku sedang membersihkan kebun ini.."
.
"bukankah ada banyak tukang kebun di dalam istana ini?" ucap sang jenderal mengambil kedua telapak tanganku perlahan.. dan menepuk-nepukan telapak tanganku untuk sedikit membersihkannya..
.
"..." apa yang dia.. lakukan..
.
"Tangan mu akan kotor ahreum.. dan tidak sepantasnya seorang istri nomor 1 di korea selatan melakukan tugas seperti seorang tukang kebun? aku harus memanggil semua tukang kebun kemari dan siapa yang berani memberikan tugas ini padamu.. dan dengan sangat lantang membuat istriku yang melakukannya.." ucap sang jenderal menarik lenganku dengan lembut dan berdiri..
.
"Tidak! jangan lakukan itu! maksudku.. ini murni kemauan ku! aku yang meminta pada mereka untuk merawat kebun ini.. aku mohon jangan melakukan hal yang tidak berguna.."
.
"hal tidak berguna?" Ucap sang jenderal mengangkat alis mata kananya..
.
"aku mohon tolong.. jangan membunuh orang-orang yang tidak bersalah lagi.. aku ingin melakukan ini karena aku merasa sedikit bosan.. dan aku---
.
bagaimana mengatakannya?
.
"aku-- melakukan ini untukmu. bukankah seisi taman dan bunga-bunga lily yang tumbuh di dalam sini sangat berharga bagimu bukan? dan.. bagi... ibu.. mu.."
.
"..." tanpa mengucapkan kata apapun sang jenderal tiba-tiba tersenyum.. dan memberikan sepasang sarung tangan dan dengan perlahan memakaikannya pada tanganku..
.
"Harus nya kau memakai sarung tangan sebelum membersihkan kebun.. aku tidak mau melihat kau melakukanya tanpa sarunga tangan.." ucap sang jenderal tersenyum masih berusaha memasang sarung tangan pada kedua telapak tanganku..
.
Hal terlembut yang pernah jenderal lakukan..

Jenderal 'Park'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang