selamat malam semuanya... kali ini aku post part 1 ya... dan part ini lumayan panjang... hihihiii... semoga ga lelah aja bacanya :D :D :D
================================================================================
Oktober, selalu punya caranya sendiri untuk membuat hari cerah kembali kelam dengan awannya yang berbondong-bondong menutupi langit. Kutengadahkan kepala dan mendapati warna kelabu yang menghiasi pemandangan di atas sana. Kuhela dalam-dalam udara ke seluruh penjuru paru-paruku.
Beginikah rasanya udara bebas? tanya hatiku geli. Hanya dua tahun, tapi semua yang mengukungku membuatku berpikir bahwa kurasa aku sudah menghilang selama dua puluh tahun dari dunia ini.
Ini adalah kali kedua aku keluar dari tempat yang sama. Mereka dengan senang hati memberikan ceramah dan nasihat agar aku tak kembali lagi ke tempat yang sama. Dan hatiku mengejek. Bukankah harusnya mereka senang kalau aku kembali lagi? Panti rehabilitas tak mungkin tetap berdiri tanpa adanya pasien di dalam sana, bukan?
Kuusap perlahan ukiran berwarna hijau yang berpadu merah di sepanjang lengan kiriku. Aku benar-benar merindukan duniaku. Duniaku yang sebenarnya. Bukan dunia dimana aku diberi segala macam nasihat yang bahkan aku sendiripun tak tahu untuk apa itu. Mereka bilang itu bukan hal yang tepat untuk melampiaskan emosi yang kumiliki, tapi bahkan mereka tak tahu pasti apa persisnya emosi yang aku miliki.
Ah, sudahlah, pikirku. Kubiarkan mereka beropini sesuka mereka, dan kubiarkan juga keinginanku membawaku kemana. Tentu, ke tempat dimana aku biasanya berada. Tempat yang..., yah, mungkin akan kembali membawaku ke tempat ini lagi.
*****
"Kapan kau keluar?"
Pertanyaan pertama yang kudapatkan ketika aku memasuki rumah besar yang terdengar riuh bahkan dari pinggir jalan itu. Aku membanting tas ranselku, satu-satunya benda yang kubawa keluar dari tempat itu bersama denganku. Segera aku meraih gelas yang berisi alkohol dan meneguknya cepat. Betapa aku merindukan rasa ini. Rasa membakar yang seolah memang diciptakan untuk menghanguskan semua yang aku tahan.
Aku beranjak ke sebuah sofa yang empuk. Kembali menuang ke dalam gelasku dan menjawab, "Pagi tadi."
"Dan kau langsung ke sini?" tanyanya lagi.
Aku mengangguk dan mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan itu. Semua yang tampak di mataku tak berubah walau sudah 2 tahun berlalu sejak terakhir kali aku dipaksa keluar dari sini. Aku meringis. Memangnya perubahan apa yang kukira akan terjadi di sini?
Bangunan ini berdiri tetap dengan kokohnya. Diwarnai dengan cat hitam mengelam, seolah rumah besar ini ingin mengirimkan pesan bahwa hanya mereka dengan kehidupan gelaplah yang pantas berada di dalam sini. Atau justru ingin mengatakan bahwa sekali kau masuk, maka selamanya kehidupanmu akan tetap penuh kegelapan.
Tapi, aku tak peduli itu. Benar-benar tak peduli. Aku kembali meneguk minumku untuk kesekian kalinya ketika akhirnya beberapa orang di sana tersadar akan kehadiranku dan langsung menghampiriku.
Mereka tertawa dan menepuk punggungku berulang kali seraya mengucapkan kata selamat datang. Aku meringis merasakan sakit di punggungku. Tapi, beginilah cara kau mendapatkan kesenangan di sini.
"Kau keliatan tambah tua setelah keluar dari sana!"
Dan tawa mereka meledak. Aku tak membantah perkataan Alex. Aku memang keliatan tua karena terpenjara di sana selama dua tahun.
Aku menyeringai pada Alex, teman terdekatku di sini. Dan ia juga tak berubah. Masih dengan kaos hitam kebanggaannya yang mencetak kuat semua bentuk otot di tubuhnya. Ia kuat dan aku suka berteman dengannya. Bahkan ketika tak ada keluargaku yang menjenguk aku di rehabilitas, Alex terkadang datang. Tidak sering, hanya sesekali. Tapi, itu jauh lebih berarti ketimbang mereka yang mengatakan sayang padamu tapi justru tak mendatangimu, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
MORE THAN A MIRACLE [END]
General FictionKUMOHON JANGAN DICOPAS, COPAS SANTET :p PART Prolog-7 FREE PART 8-Epilog PRIVATE (yg sudah terlanjur add ke lib, hapus dulu, follow, baru add lagi) Adalah kau yang membuat cerita ini akhirnya menjadi nyata. Bukan hanya sekadar dongeng belaka yan...