2 DAN 3

662 64 0
                                    

selamat malam minggu :D :D :D

udah hampir tengah malam sih...., ini part ketiga dipost spesial buat yang masih melek aja deh...

==============================================================================

Malam itu aku kembali menghabiskan waktuku dengan berkumpul bersama teman-temanku. Tapi berbeda dengan malam sebelumnya dimana rumah Alex yang menjadi tempat kami bersenang-senang, kali ini kami memilih untuk berkumpul di salah satu klub malam kelas atas.

Musik terdengar menghentak ketika DJ memainkan kedua tangannya mengiringi tiap kesenangan yang kunikmati malam ini. Malam yang sempurna. Alkohol dan pemandangan wanita-wanita malam yang meliuk-liukkan badannya merupakan satu kesatuan yang sempurna untuk menghabiskan waktu.

Kulihat dari kejauhan Alex dan Sherryl masih sibuk melantai berdua. Mereka dan beberapa orang temanku yang lainnya tampak begitu liar di atas lantai sana. Aku hanya menyeringai dari tempat dudukku. Entah sudah gelas yang keberapa yang kuminum, ketika akhirnya aku memutuskan untuk menyulut rokokku dan menghisapnya perlahan.

Asap putih nan tebal terlihat membumbung ketika hidungku menghembus pelan. Kunikmati tiap rasa yang kuserap dari filter rokokku. Sesaat membuatku melupakan apa yang sedang terjadi di hidupku sekarang.

"Kau memang betah sendirian, ya?"

Satu suara terdengar di telingaku. Kubuka mataku yang sempat tertutup untuk beberapa detik dan kudapati Sherryl dengan gelasnya mengambil tempat di sampingku, setengah memutar badannya untuk lebih dapat melihat wajahku.

Aku menarik satu ujung bibirku sekilas. Mengangguk tanpa minat. "Mana Alex?" tanyaku. Entah mengapa aku selalu merasa buruk kalau harus berbicara dengan wanita. Aku adalah salah satu keturunan Adam yang kurasa tercipta tanpa Hawa.

Sherryl menggerakkan sedikit kepalanya. Dan kuikuti dengan pandangan mataku. Kulihat Alex tampak berkumpul dengan teman-teman kami yang lainnya, duduk bersama di bar, dan terlihat sudah sedikit kehilangan kesadarannya.

Kulirik jam di tanganku, hampir 2 dini hari. Berarti kami di sini sudah hampir 6 jam. Aku bahkan tak tahu apa saja yang kulakukan hingga tak menyadari waktu yang telah berlalu.

"Kau sudah lama mengenal Alex?" Sherryl kembali bertanya sembari menyesap minumnya.

Aku mengangguk. "Sudah sangat lama." Jawaban singkatku tampaknya membuat Sherryl terus mengerutkan dahinya.

"Kau suka sendirian," lanjutnya, "juga irit dengan kata-kata."

Aku menyeringai.

"Apa kau benar-benar teman Alex?"

Aku menoleh sejenak. "Menurutmu?"

Ia menggidikkan bahunya sekilas. "Aku baru akhir-akhir ini bertemu denganmu. Dan kau tak terlihat seperti yang lainnya." Ia tampak mengamatiku sejenak. "Kau seolah punya duniamu sendiri."

Tanpa sadar aku tertawa pelan. "Aku baru keluar dari rehabilitas." Dan spontan kulihat wajahnya menyiratkan keterkejutan. Oh, belum terlalu terkejut sebelum perkataanku selanjutnya meluncur kembali. "Untuk yang kedua kalinya." Kali ini wajahnya terlihat lebih kaget lagi.

Tapi, untuk perkataannya yang terakhir, aku sengaja tak meresponnya. Aku memang punya duniaku sendiri. Yang kujaga agar tak ada seorangpun memasukinya. Tak peduli siapa pun itu.

"Kau bukan pemakai?" tanyaku cepat sebelum Sherryl kembali melontarkan pertanyaan berikutnya padaku. Entah mengapa aku terkadang merasa bahwa wanita ini sedang menginterogasiku. Dan itu salah satu alasan yang membuatku menjadi tak suka untuk duduk berdekatan dengannya dalam waktu yang lama.

MORE THAN A MIRACLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang