Part 19

151 15 0
                                    

Part 19

"Rheina, Joker memerintahkanku untuk membereskan Luciel saat dia sudah menyerahkan data yang dia hack kepadaku," Lapor Vanderwood. "Apa maksudnya ini? Kau bilang Joker tidak akan membunuh Luciel. Dan kenapa dia membiarkan Mary berbuat sesuka hatinya?"

"Maaf Vanderwood, ini salahku," ucap Rheina lirih. Dia memperhatikan layar GPS. Jarak mobilnya dengan mobil Luciel terpaut lima kilometer. "Aku tidak menyangka Joker memakai Mary sebagai umpan. Aku berjanji akan melindungi kalian semua. Aku sekarang mengikuti Luciel dari belakang. Tetap lakukan seperti yang Joker minta,"

"Baiklah kalau begitu," terdengar Vanderwood menutup handphonenya.

Rheina meletakkan handphonenya di dasbor, kepalanya terasa pusing tapi tidak ada waktu untuk bersantai. Pasukan elit sudah bersiap, Mary ada di antara mereka. Rheina tidak boleh melakukan kesalahan apa pun. Dia mengaktifkan ilusi optik ke mobilnya, menginjak gas dalam-dalam, dia harus sampai di tujuan sebelum Luciel tiba. Dia harus membereskan mereka semua sebelum Luciel dan Vanderwood bertemu.

"Tak akan kubiarkan semua ini berakhir hari ini," seru Rheina. Dia berpapasan dengan mobil Luciel tapi dia tidak berusaha menengok sama sekali. Matanya terfokus untuk sampai di titik pertemuan sebelum terlambat.

Vanderwood dan Luciel akan bertemu dalam area hutan perbatasan, sepuluh kilometer dari kota bawah tanah. Pasukan elit sudah mengepung tempat tersebut atas perintah Mary. Dari kejauhan hutan perbatasan sudah terlihat. Rheina memarkirkan mobilnya di tempat bersembunyi.

"Mereka berusaha membunuh Luciel dan Vanderwood dan aku disini untuk membereskan mereka semua," Rheina tertawa datar. "Sekarang aku resmi menjadi pengkhianat,"

"Kau dan aku," ucap Lily tak setuju. "Hati-hati dengan Mary,"

Rheina tersenyum tipis, "Terima kasih Lily,"

Dia bergerak cepat dalam keheningan agar menuju ke titik pertemuan. Dia bisa melihat Vanderwood dan Saeran menunggu di tengah jalan. Dia mengecek sekeliling menggunakan sensor panas, ada sekitar dua puluh orang bersembunyi di balik pohon tak jauh dari mereka berdua.

Dari kejauhan terdengar mobil mendekat, "Dia sudah datang," bisik Rheina lirih. Dia berjalan mengendap-endap agar bisa lebih dekat ke mobil Luciel.

Beberapa menit kemudian, mobil berhenti. Luciel dan Yungjie keluar perlahan. Dari balik pohon, Rheina bisa melihat tubuh tegang mereka berjalan mendekati Vanderwood dan Saeran.

"Baiklah, saatnya bekerja," bisik Rheina. Sementara Vanderwood dan Luciel bertransaksi, Rheina mulai berjalan mengendap-endap mencari target. Dia menyekap lawan dari belakang dan langsung membekap mulut mereka agar mereka tidak bersuara. Dagger mungilnya langsung menancap di jantung atau mengiris leher mereka untuk memberikan fast death. Satu persatu lawan berjatuhan tanpa ada suara yang terdengar, tak lupa dia melucuti sistem komunikasi dan membuang senjata lawan agar tidak ada yang menyerangnya balik.

Rheina melirik dari sudut mata, Vanderwood sedang berbicara dengan Yungjie sementara Luciel memukul tengkuk Saeran sehingga dia tak sadarkan diri, "Sial, aku tidak punya banyak waktu," geram Rheina.

Lawan selanjutnya bersembunyi sekitar tiga ratus meter darinya, dia tidak bisa bergerak cepat karena lawan akan mendengar bunyi langkah kakinya dan banyak ranting kering berjatuhan. Dia harus sangat berhati-hati.

"Rheina gawat! Mary bersiap menyerang Vanderwood!" teriak Lily.

"Apa?!!" Rheina melirik ke area pertemuan. Terlihat Vanderwood dan Yungjie bergegas masuk ke dalam mobil dan melaju cepat ke arah Luciel. "Sial! Mereka akan dibantai!!"

(Mystic Messenger) - LYCORIS (Don't Mind Me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang