Part 17

139 12 8
                                    

Part 17

Rheina menatap hampa ke layar monitor. Dia tetap mengawasi Luciel dan Yungjie, berusaha tidak berminat dengan apa yang mereka bicarakan. Dia sengaja mengecilkan volume suara.

"Rheina, makan malam sudah siap," Lily selesai memasak curry Jepang untuk makan malam mereka.

Tidak ada balasan dari Rheina. Lily menghela nafas panjang. Setelah dia selesai menata meja makan, dia berjalan menghampiri meja komputer.

Lily sengaja melepas headset dari kepala Rheina, "Makan malam sudah siap," ucapnya lembut.

Rheina langsung berbalik, terkejut karena headset tersebut diambil paksa. Dia melihat Lily dengan wajah seriusnya, "Maaf... aku terlalu fokus..." dalihnya. Dia segera berdiri dan mengikuti Lily ke meja makan.

Lily mulai menyajikan curry di atas nasi untuk mereka berdua. "Ayo makan, setelah itu kau harus minum obat. Aku yakin kau belum menyentuh obatmu," perintah Lily.

Rheina memandang curry di hadapannya tanpa minat, "Selamat makan," ucapnya lesu. Dia mulai menyendok sedikit dan memasukkan ke mulut.

Lily memperhatikan tingkah Rheina yang terlihat hanya bermain-main dengan currynya tanpa ada minat untuk menghabiskan. Dia kembali menghela nafas panjang. Sulit membuat ceria gadis di depannya jika gadis itu sudah depresi. Selama ini yang berhasil melakukannya hanya Sei dan Luciel. Meskipun Lily sudah mengenal Rheina sejak dia ikut dengan Joker, tidak ada yang bisa dia lakukan jika Rheina sudah terdiam seperti sekarang.

"Aku tahu kau sedang patah hati karena Luciel lebih memilih Yungjie. Tapi bisakah kau memakan curry yang aku buat hingga habis? Aku sengaja memasaknya untuk membuatmu senang," kata Lily. "Maaf aku tidak bisa menjadi seperti Luciel atau Sei-sama untuk membuat hatimu ceria."

"Maaf membuatmu khawatir Lily..." Rheina seperti disadarkan pada kenyataan. "Aku sudah tahu hal ini akan terjadi. Aku sudah mempersiapkan diriku sejak awal. Tapi ternyata mengalaminya langsung justru lebih sulit. Tadi sore saja dia baru menyatakan diri bahwa dia juga sangat menyukai si MC itu..."

"Kau mau liburan ke Jepang dan menemui Sei-sama?" tawar Lily. "Aku yakin dia pasti senang menerima kunjunganmu,"

Rheina mendengus kesal. Lily tahu hubungan Rheina dan Sei tapi sengaja memancing, "Aku sudah ada agenda sendiri. Besok aku akan pergi mengikuti Luciel."

"Dia mau kemana?" tanya Lily.

"Tadi dia membuka laci di dalam apartemen dan menemukan beberapa benda yang menjadi petunjuk tentang nasib Saeran. Aku akan mengawasinya dari jauh. Kemungkinan dia akan pergi besok karena itu aku akan bersiap-siap juga," jelas Rheina. "Oh... dan jangan beritahukan Joker kemana aku pergi!"

Lily terkikik senang, "Mana mungkin aku memberitahunya. Aku yang bertugas mengawasimu disini dan melaporkan apa pun kepadamu kan?"

Rheina menyeringai, "Benar sekali," dia mulai menyendokkan curry ke mulutnya dengan semangat. "Aku harus punya banyak tenaga kalau begitu. Oh! Ini enak Lily!"

"Aku tahu," jawab Lily sambil tersenyum senang. Syukurlah dia sudah ceria lagi, gumam Lily dalam hati.

***

"Wow... aku juga mau robot itu," Rheina melihat ke layar monitor, terlihat Luciel sedang memberikan robot berbentuk kucing putih dengan mata biru kepada Yungjie.

Rheina mendengarkan kata-kata yang diucapkan Luciel kepada Yungjie dengan tatapan kosong.

'A-aku tidak pernah memberi seseorang sebuah kado kasih sebelumnya," ucap Luciel. 'Aku selalu merasa bahwa aku adalah seseorang yang seharusnya dilupakan. Jadi aku ki-'

(Mystic Messenger) - LYCORIS (Don't Mind Me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang