After Ending 002
Rheina berjalan mengendap-endap menuju kantor Joker. Dia tidak tahu siapa lagi yang akan dikirim Joker untuk membunuhnya. Foxtrot dan Flower sudah dibereskan. Hanya ada beberapa assasin tersisa yang kemampuannya hampir menyamai Rheina. Selain itu mereka hanya pembunuh kelas teri. Sambil terus berpikir, Rheina sudah sampai ke depan pintu kantor Joker. Dia mengintip ke dalam. Dia hanya melihat satu laki-laki sedang duduk santai di ruang kerja sambil meminum segelas wine. Joker.
Apa yang dia lakukan? Apa dia menungguku? Rheina berpikir di dalam hati. Tidak ada waktu untuk main-main. Tapi bagaimana jika ini jebakan? Joker tidak akan mungkin membiarkan dirinya yang sedang dikepung menunggu tanpa ada penjagaan.
Sebuah memori menghantam Rheina. Dia ingat apa yang dikatakan Joker kepadanya. Waktu itu dia baru sembuh dan datang melapor sekaligus meminta maaf karena membiarkan anak laki-laki yang seharusnya mati tapi dibiarkannya hidup.
'Jika kau sampai benar-benar mengkhianatiku Rheina, akulah yang akan membunuhmu dengan tanganku sendiri. Setelah itu aku akan membunuh orang-orang yang menyayangimu. Termasuk Luciel dan Lily yang sangat kau sayangi'
Sekarang semuanya jelas, Joker memang menunggunya. Tidak ada waktu untuk bermain-main. Ini memang misi yang harus dia lakukan sendirian. Rheina membuka pintu perlahan. Dia masuk dengan santai. Di hadapannya, terlihat duduk dengan santai sambil meminum wine. Joker tersenyum ramah melihatnya.
"Kau lama sekali Rheina," sapa Joker. "Aku sudah lama menunggumu. Kenapa kau baru datang? Padahal aku sangat merindukanmu,"
"Merindukanku?" tanya Rheina dengan nada mengejek. "Merindukanku tapi kau mengirim Shadow untuk melukaiku dan membuatku harus berhadapan dengan Foxtrot. Apa itu yang namanya merindukanku?"
Joker tertawa, "Bukankah Shadow sudah mengatakannya kepadamu bahwa kau harus pulang tapi kau tidak menurut. Karena itu aku mengirim mereka semua untuk membereskan semua yang menganggumu. Kesalahanku karena hanya mengirim Foxtrot, kemampuan mereka jauh dibawahmu,"
Rheina merasakan kebencinan terkumpul di hatinya. Dia memang sudah mengetahui sejak awal bahwa dia hanyalah alat. Joker tidak pernah menganggapnya spesial. Joker menganggap dia seperti yang lain, tapi Rheina menutup mata. Rheina merasa terikat karena Jokerlah yang menyelamatkannya, Joker yang membesarkan dia, Joker yang melatihnya. Seluruh perhatian itu membuat Rheina buta siapa sebenarnya Joker. Bagi Joker, Rheina hanyalah boneka yang akan melakukan apa saja untuk menyenangkan masternya. Rheina terikat oleh ikatan yang dia buat sendiri. Inilah yang menghancurkan hubungannya dengan Luciel. Inilah yang membuatnya menolak ajakan Sei untuk hidup normal. Dia sendiri yang menarik diri. Dia sendiri yang merantai tubuhnya dan memberikan kendali serta kunci rantai tersebut ke Joker.
Tanpa Rheina sadari, tiba-tiba Joker sudah berada di hadapannya dengan sebuah pistol mengarah ke kepalanya. Dengan gesit Rheina menghindar sebelum peluru tersebut melubangi dahinya. Joker menggunakan kesempatan tersebut untuk menendang pinggang Rheina dengan keras. Rheina terpelanting membentur tembok dengan keras.
"Kau terlalu banyak berpikir Rheina," Joker kembali menembak tapi Rheina berhasil berguling dan bersembunyi di balik meja.
"Sial... aku benar-benar tidak bisa mengendalikan otakku," bisik Rheina. Pinggang kanannya terasa nyeri karena tendangan Joker.
"Kenapa kau bersembunyi Rheina? Keluarlah," panggil Joker. Dia memilih untuk duduk di atas kursi yang berada tak jauh dari meja tempat Rheina bersembunyi. "Semua ini tidak akan mengasyikan kalau kita hanya bermain petak umpet,"
Tsk! Dia sengaja memancingku! Apa yang aku lakukan? Pikir Rheina! Pikir! Teriak Rheina dalam hati. Dia mengamati disekitar tubuhnya. Tidak ada banyak alat yang bisa dia gunakan untuk bertarung. Dia masih menyimpan daggernya, jarum racun dan tiga buah pistol. Semuanya akan sia-sia jika Joker berhasil mengalahkannya terlebih dahulu. "Ini tidak akan mudah," bisik Rheina frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Mystic Messenger) - LYCORIS (Don't Mind Me)
FanficLuciel dan vanderwood mungkin bisa lepas dari jeratan agensi dengan mudah meskipun dia berhasil menghack database mereka dan menyebarkannya ke internet. Tapi, tidakkah kalian berpikir, mungkin saja ada orang yang berusaha keras untuk memastikan Luci...