Part 21

160 15 3
                                    


Part 21

Sudah dua jam berlalu sejak Rheina sampai di area gedung Magenta. Dia mengecek sekali lagi senjata yang tersisa. Tidak mungkin dia membunuh orang-orang Magenta jadi dia mencari persediaan peluru bius.

"Rheina Gawat!" seru Lily di earphone.

"Ada apa?" tanya Rheina sambil memasukkan sekotak peluru bius ke kantong kecil di paha kirinya.

"Joker mengirim Foxtrot ke Magenta sekarang. Mereka akan sampai dalam waktu setengah jam." lapor Lily. "Ada hacker lain yang menyebar data-data yang sudah di hack Luciel ke publik. Dia marah besar!"

"Sial! Kenapa mengirim Foxtrot!! Mereka berenam sangat merepotkan!!" teriak Rheina kesal. Dia membongkar semua peralatan senjata yang sudah disiapkan. Kali ini dia perlu banyak peluru asli. Beberapa buah dagger dan jarum racun untuk memudahkan dia bekerja. "Bagaimana keadaan Luciel dan yang lain?"

"Mereka dikurung di dalam sel bawah tanah," jawab Lily. "Kau bisa masuk lewat gerbang bawah tanah di belakang bangunan. Disana penjagaannya tidak terlalu ketat. Apa yang akan kau lakukan? Kau tidak mungkin mengeluarkan mereka berempat sekarang."

"Foxtrot pasti berusaha masuk ke ruang informasi untuk mengambil seluruh data yang di hack dan menghabisi seluruh orang di gedung itu tanpa kecuali. Skenario lain mereka akan menghancurkan seluruh isi gedung ini tanpa tersisa sedikit pun," ucap Rheina. Dia memasukkan seluruh persediaan peluru. "Aku akan menjaga gedung tersebut sampai bantuan Jumin Han datang menyelamatkan Luciel dan yang lain."

"Jika Presiden mendengar hal ini, tamatlah kita," kata Lily.

"Lily, apa kau bisa menjemputku satu jam lagi? ada dokumen yang harus aku berikan ke Presiden," pinta Rheina sambil melirik amplop cokelat besar yang dia simpan di bawah tumpukan senjata-senjata.

"Dokumen untuk apa?" tanya Lily. "Oh, untuk berkas putih mereka bertiga? Baiklah. Aku akan kesana sekarang juga."

"Terima kasih," Rheina meletakkan dagger terakhir di balik pahanya. "Aku berangkat."

"Aku akan membantu mengawasimu. Mobil aku alihkan ke auto drive," kata Lily. "Tunggu aku sampai disana Rheina," ada nada khawatir dibalik kata-katanya.

Rheina menyunggingkan senyum yang dipaksakan, "Aku tidak akan bunuh diri. Ada orang-orang yang aku lindungi kan?"

"Aku tahu," desah Lily lega.

Rheina keluar dari mobil sambil mengendap pelan. Dia mendekati gedung dari samping untuk menghindari kamera pengawas. Ada kamera pengawas di atas gerbang menuju ruang bawah tanah. Mau tak mau Rheina harus mematikan kamera tersebut setelah membius dua penjaga yang menjaga gerbang tersebut.

Setelah berhasil menyelinap masuk, Rheina langsung menuju ke ruang informasi. Keberuntungan berpihak kepadanya karena hanya ada satu penjaga dan bisa dia lumpuhkan dengan mudah. Seluruh data yang diambil dari laptop Luciel berhasil dia amankan. Kemudian dia menuju ke ruang pengawasan untuk melihat apakah Foxtrot sudah tiba apa belum.

"Semua aman," Rheina mengecek seluruh kamera. Tidak ada tanda-tanda Foxtrot menyelinap.

"Siapa yang kau bilang aman Rheina?" terdengar suara centil perempuan di balik punggung.

Rheina berbalik cepat dan siaga, "Hai Mega. Kau sendirian?" di hadapannya berdiri perempuan berumur sebaya dengan rambut di kucir dua. Seluruh pakaiannya berwarna hitam, sebuah pistol diselipkan di pinggang.

"Kau seharusnya tahu kalau aku selalu datang terlebih dahulu daripada yang lain," Mega berjalan mendekat dengan santai. "Mereka berlima selalu terlambat jika ada pesta seperti hari ini untuk menyiapkan kembang api,"

(Mystic Messenger) - LYCORIS (Don't Mind Me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang