Tiga

426 21 2
                                    

Hari pertama dimulai dengan mata pelajaran Fisika yang membosankan dan kemudian disusul dengan pelajaran selanjutnya. Hingga akhirnya bel istirahat berbunyi. Semua siswa berbondong-bondong menuju ke kantin. Aku masih berada di tempat dudukku. Sementara Robby sudah keluar entah kemana. Aku masih belum punya teman buat di ajak ngobrol. Akhirnya aku mengeluarkan ponselku dan mengaktifkannya. Ini pertama kalinya aku memegang ponsel setelah kecelakaan itu.

Dan setelah ku nyalakan begitu banyak notifikasi. Yaitu pesan dari kedua sahabatku.

Hani : Gimana Nov, udah sampe ya? kok ngga ngasih kabar sih. Kangen nih.

Dinda : Sekolah kamu bagus ngga? Sharing dong. Hari pertama MOS gimana? Banyak cogan nya ngga disitu?

Hani : Kok ngga dibalas sih. Sibuk bangat ya. Oh iya salam sama ayah dan ibu kamu. Mereka sehat-sehat dong!

Pesan dari Hani membuatku langsung memasukkan ponselku ke dalam tas. Sehingga aku tidak lagi membaca pesan mereka. Aku kembali mengingat kedua orang tuaku. Mataku mulai berkaca-kaca tapi aku berusaha agar air mataku tidak sampai jatuh.

"H?". Seorang cewek mendekatiku sambil tersenyum hingga memperlihatkan gigi putihnya.

"Kok ngga ke kantin? Ngga lapar ya?" tanyanya lagi.

"Ngga kok, udah biasa ngga suka makan ke kantin" balasku

" Loh kenapa?" tanyanya lagi sambil mengerutkan kedua alisnya.

" Hmm..."

Belum sempat aku bicara dia mulai bicara lagi.

" Nama gue Dhea Ananda. Panggil gue Dhea. Nama lo siapa?"

" Nova Keandra Irawan. Panggil gue Nova."

" Ok. Lets be friend Nova! Ya udah lo dsini aja gue ke kantin dulu ya! ceritanya nanti aja gue laper".

Aku hanya menganguk sambil tersenyum pada Dhea.

Setelah bel masuk kembali berbunyi. Semua siswa tentu harus kembali masuk ke kelas masing-masing. Pelajaran berikutnya yaitu Agama dan seni budaya. Pada saat pelajaran agama Robby tidak berhenti membuat lelucon. Ketika yang lain disuruh membaca al-quran dan menyebutkan hukum bacaannya. Dia malah membaca al-quran dengan nada lagu Ahmad Dhani yang diam-diam. Semuanya sontak tertawa. Pak Malik hanya geleng-geleng. Maklum dia orangnya sabar dan baik hati.

Tak terasa setelah pelajaran Agama dan seni budaya akhirnya bel pulang berbunyi.

*****

Aku seperti biasa membiarkan teman-teman untuk keluar terlebih dulu. Sambil menunggu agar sekolah sepi, aku tetap duduk diam di tempat dudukku.

"Nov, kok benggong ngga mau pulang?" tanya Robby heran

"Sebentar, kaki gue lagi keram nih". Ucapku bohong sambil berpura-pura memukul-mukul kakiku asal.

"Ya udah gue temenin deh".

"Eh, ngga usah Robb". Tolakku serta merta tidak mau merepotkan.

"Robb ayo teman-teman udah nungguin. Seorang cowok muncul di depan pintu.

"Ya udah gue duluan. Sebenarnya sih gue belum mau pulang juga, gue masih mau tanding basket sama kakak kelas di lapangan". Katanya lagi.

Aku hanya menganguk tidak terlalu peduli.

Setelah sekolah benar-benar sepi. Aku segera mengambil tas selempangku dan memakainya. Setelah itu aku melangkah keluar kelas melewati koridor. Aku sempat melihat ke lapangan dimana ada Robby. Dia sedang berbicara serius dengan temannya. Mungkin membicarakan strategi buat tanding. Lalu aku mengalikan pandanganku untuk menuju gerbang.

I'm Agoraphobia                  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang