Pagi ini Nova bangun tidur dengan mata sembab karena menangis semalam. Dan dia memulai aktivitasnya seperti biasa mandi, menyiapkan sarapan, sarapan lebih dulu lalu berangkat ke sekolah. Seolah melupakan masalah semalam.
Aku memperhatikan daerah mataku menggunakan cermin, ketika sudah duduk di dalam bus yang kutumpangi.
" Ah, mataku kenapa bengkaknya masih terlihat juga. Padahal sudah kuoleskan banyak bedak tadi. Gerutuku.
Setelah beberapa lama akhirnya aku sampai di sekolah. Aku berjalan menyusuri koridor yang masih sunyi dengan menunduk. Dan tanpa sengaja aku menabrak seseorang.
" Maaf. Ucapku tanpa melihat orang di hadapanku.
" Kenapa lo jalan nunduk. Jatuh cinta sama tanah ya? Pertanyaanya membuatku mendongak padanya.
" Ka Adit. Ucapku.
" Mata lo kenapa sembab gitu. Tanyanya ingin tahu.
" Ah ini karena ... kucing gue mati semalam. Jadi gue nangis dong. Mengarang cerita.
" Hahaha. Adit terkekeh, membuat orang yang kebetulan lewat heran. Karena ini pertama kalinya mereka melihat ketos yang super dingin itu tertawa di depan umum.
" Kenapa ka Adit tertawa? Tanyaku pura-pura bego. Tentu saja dia tertawa karena ceritaku yang aneh.
" Sumpah baru kali ini gue nemuin cewek segede lo masih nangisin kucing yang mati. Masih dengan senyum yang nyaris tertawa lagi.
Ketika mereka sedang berbicara orang-orang mulai tertarik untuk mengetahui apa membuat sang ketos tertawa seperti tadi. Termasuk Devi yang baru datang bersama satu dayangnya Riska. Rini tidak terlihat bersama mereka karena belum datang. Dia pun menghampiri Adit dan Nova.
" Pagi kak Adit. Ucapnya dengan suara manja yang dibuat-buat.
" Pagi. Ucap Adit dengan ekspresi dingin.
" Kak Adit, tadi tertawa sekarang kenapa jadi dingin lagi? Sambil melirik sinis pada Nova yang sedari tadi diam.
" Ka, gue duluan ke kelas. Ucapku pada Adit karena orang-orang sudah mulai banyak yang berhenti dikoridor untuk menonton aksi Devi yang SKSD.
" Oh sama-sama aja, Kebetulan kita satu arah untuk ke kelas. Ucap Adit.
" Ka Adit. Teriak Devi ketika aku dan Adit berlalu menuju ke kelas kami.
*****
Aku segera memasuki kelas yang masih di isi oleh beberapa orang. Aku duduk dibangkuku dan melihat bangku Robby disampingku. Sehingga mengingatkanku pada ucapan Deri kemarin. Aku berharap perkataan Deri tidak sepenuhnya benar.
" Pagi wanita tangguh. Ucap Deri tiba-tiba, membuyarkan lamunanku.
" Apaan sih ngagetin aja. Ucapku kesal.
" Oh iya buat bagi-bagi info penting lagi buat lo. Minta nomor Hp lo dong.
" Info penting apa?
Tanpa menjawab pertanyaanku Deri langsung menyambar ponselku yang baru ku keluarkan. Dia mencatat nomornya lalu menyimpannya. Kemudian memanggil hp nya sendiri.
" Thank you. Ngomong-ngomong mata lo kenapa sembab gitu.
" Itu ada masalah keluarga. Lo ngga perlu tau. Ucapku masih kesal.
Tidak lama kemudian Robby pun datang.
" Pagi bro. Ngomong-ngomong kemarin pas tanding lo mainnya jelek bangat. Terus pas selesai lo main pergi aja. Ucap Deri berusaha menggali informasi. Aku hanya diam mendengar ucapan Deri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Agoraphobia
Fiksi RemajaNova bukanlah cewek normal seperti orang-orang yang bebas pergi kemanapun mereka mau. Dia adalah cewek yang memiliki phobia terhadap keramaian. Namun pada akhirnya dia harus melawan sendiri phobianya tersebut tanpa kedua orang tuanya. Dengan penuh p...