Sembilan

366 23 2
                                    

Hari minggu ini membuat semua orang berada di rumah. Om Danu sedang menonton tv. Tante sintia juga sedang istirahat dia tidak membuka kios jahitnya. Faris sibuk main game dikamarnya. Sedangkan aku dan Rini berencana untuk menonton Drama Korea dikamarku. Ketika aku dan Rini sedang menonton. Ponselku berdering membuatku beranjak turun dari ranjang menuju meja belajarku mengambil ponselku diatas meja.

Disana tertera nomor tak dikenal. Dhea, Robby dan Deri sudah menyimpan kontak mereka sendiri diponselku. Lalu ini siapa. Mungkin saja ini penting. Gumamku. Lalu aku meletakan ponselku ditelinga.

" Halo. Terdengar suara laki-laki diseberang.

" Iya halo. Ucapku juga.

" Ini aku Adit, maaf sebelumnya, aku minta nomor kamu sama Deri teman sekelasmu. Ucapnya sopan menggunakan aku-kamu.

" Ada apa ya kak? Aku sangat terkejut kenapa dia menelfonku.

" Hari ini kamu ada waktu ngga?

" Buat apa ya? Tanyaku balik semakin terkejut lagi.

"Hm mau ngajak jalan-jalan. Kamu kan baru disini jadi aku mau ngajak kamu untuk lebih mengenal lingkungan Surabaya. Gimana?

Aku terdiam sebentar dan menoleh menatap Rini. Rini pun bertanya siapa, menggunakan bahasa isyarat. Dan aku hanya menggeleng.

" Kok diam? Tanya adit.

" Gimana ya. Aku orangnya ngga suka jalan-jalan. Aku tipe orang yang no place like home.

" Aku tau kok. Ucap Adit tiba-tiba.

" Tau apa? Tanyaku curiga. Jangan-jangan dia dengar sesuatu kemarin ketika di UKS, Robby juga bilang kalau Adit dari UKS kemarin. Batinku.

" Ya... Kalau kamu memang orangnya kaya gitu. Orang lain juga akan bilang gitu kok. Ucapnya terdengar ambigu.

" Maksudnya? Tanyaku lagi semakin bingung.

" Pokoknya kamu orangnya memang kaya gitu deh. Jadi gimana mau ngga? Kalau kamu mau nanti aku jemput jam 3 sore, cukup sms saja alamatmu.

" Oke, tapi jangan lama-lama ya. Ucapku.

" Oke, See you.

" See you too. Ucapku.

Sambungan telepon terputus. Alasan aku mau di ajak Adit bukan karena aku mau dekat-dekat sama dia. Tapi ini demi phobiaku mungkin dengan jalan-jalan aku bisa coba-coba bertahan berada di keramaian setelah sekian lama.

" Siapa sih yang nelpon Nov? Tanya Rini membuatku sadar dari lamunanku. Dan kembali duduk diatas ranjang.

" Oh itu kak Adit mau ngajak jalan-jalan. Ucapku jujur.

" Jadi lo beneran suka sama kak Adit? Rini terlihat penasaran.

" Ngga kok. Gue cuma ingin lihat-lihat kota Surabaya aja mumpung ada yang ngajak. Lagi pula wajah-wajah seperti kak Adit bukan tipe orang yang mau berbuat jahat. Ucapku.

" Iya sih, tapi kalau Devi liat lo bareng Adit lagi bisa makin runyam urusannya.

" Maafin gue, bukannya gue mau nantangin Devi. Tapi gue punya alasan untuk ini dan gue ngga bisa bilang apa alasannya.

" Yaudah, terserah lo sih. Tapi suatu hari nanti lo harus kasi tau gue alasan apa itu. Karena gue ngga akan maksa lo untuk cerita ke gue sekarang.

" Makasih Rin. Lo udah mau ngertiin gue. Sekali lagi makasih.

Kami pun berpelukkan. Setelah itu kami lanjut nonton.

*****

Jam sudah menunjukkan pukul 14.30. Adit segera bersiap-siap untuk segera menjemput Nova. Karena tadi dia sudah mengirimkan alamatnya.

I'm Agoraphobia                  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang