Chap ini (tumben) dari sisi Araf
I hope you like it
Happy reading--------
"Ta, astaga! Gue bete disini mulu. " Araf menggerutu setelah setengah jam dia bergabung dengan kelompok cewek-cewek pecinta gosip yang berbasis di pinggir lapangan basket. Bukannya Araf menyimpang ya, dia cuma nemenin Alzeta. Pacarnya. Dan gara-gara itulah banyak teman-temannya menatapnya dengan senyum geli.
Araf rela ngejahatuhin wibawanya sebagai ketua osis hanya karena Alzeta? Alza yang melihat dari koridor lantai tiga membuang muka dan turun untuk ke taman dengan membawa serta gitarnya.
Arival yang baru melintasi lapangan bersama Tama dan Arqi berhenti saat melihat musuhnya dikerumunan cewek-cewek itu.
Arival merasa ini kesempatan langka.
"Wow!.. ketos kita ngegosip juga ya ternyata. Nggak nyangka kalo Araf lekong. Ckckck.. " Arival berdecak sambil geleng-geleng kepala. Arqi dan Tama tertawa terbahak-bahak. Andai kata ada Alza, muka Arival bisa bonyok saat ini juga. Mana terima Alza gebetannya dikatain lekong. Orang Araf aja gentle banget kok. Menurut Alza.
Araf cuek saja diejek seperti itu. Toh, memang tabiatnya seorang Arival yang hobby ngebully orang. Sekalipun yang dibully ketua osis.
Kuping Araf rasanya panas mendengar gosip murahan cewek-cewek itu. Sandra, Rara, Alzeta sampai Intan pun ada.
"Gue denger-denger Raka itu lagi deket sama adek kelas ya?" Tanya Alzeta dengan sebelah tangan memeluk lengan Araf dan tangan lainnya sibuk mengambil keripik singkong.
"Si Aurel-aurel itu kan? Alah, paling juga hoax. "
Aurel?
Araf yang semula tidak tertarik kini memasang telinga.
"Bukan hoax Ra, orang kemarin gue liat sendiri dia jalan sama si temennya Rina itu. " Intan mengoreksi.
"Rina?" Sandra mendesis dengan senyum miring. "Dua hama itu kayaknya hobi banget ya ganggu hidup gue. "
"Tiga hama. Sama Si Alza jangan lupa. Dia kan lagi ngincer cowok gue. " Alzeta menyinyir.
Disampingnya Araf berusaha mati-matian untuk gak ngedamprat keempat cewek centil ini."Mereka semua tuh hama! Si Rina deket sama Farez, terus si Aurel kecaperan sama Raka, si Alza nggak punya muka ngedeketin cowok orang, si Bella juga samanya ngejar si Tama, dan si Amel- yang paling songong, katanya dia lagi deket sama Billy kan? Kapten tim futsal itu" Intan memandang satu per satu temannya.
"Gak guna. Baru adek kelas aja belagu. " tambah Rara.
"Stop!" Tiba-tiba Araf berdiri, mengagetkan mereka semua dan membuat Alzeta terbelalak.
"Kamu kenapa sih ay?" Alzeta menarik-narik lengan Araf agar cowoknya itu duduk kembali, tapi Araf yang udah terlanjur kesal menepis kasar tangan Alzeta."Kalian jadi cewek gak berguna banget ya, nggak ada kerjaan lain selain ngomongin orang? Kalian pikir kalian lebih sempurna dari mereka? Lo semua salah. Justru kalian lebih buruk dari Rina dan teman-temannya. " ujar Araf tajam. Cowok itu berlalu tanpa mempedulikan panggilan Alzeta yang memuakkan telinga.
...................
Araf rasa dia perlu ke taman untuk menenangkan diri. Dan disinilah dia sekarang. Bersembunyi dibalik tanaman pucuk merah yang lebat dan mengawasi dua anak manusia yang terlihat akrab sedang duduk bersama.
Tadinya Araf hanya melihat Alza saja. Cewek itu bernyanyi menggunakan gitar dan suaranya cukup enak didengar. Dia ingin menghampiri Alza, tapi sosok dari arah berlawanan keburu hadir dan membuat langkahnya terhenti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dream in Love
Teen FictionMemperlihatkan perasaan adalah mengambil resiko ditolak. Dan Mencintai adalah mengambil resiko mendapat balasan dicintai. Tetapi yang lebih sakit adalah mencintai tanpa dicintai. Berawal dari kagum, rasa yang disimpan Alza melambung tinggi...