Chapter TujuH.

9 6 0
                                    

  I Hope you like it

--------------

Gue otw nyampe rumah lo 15 menit lagi.

    15 menit lagi??? Whatt?!

   Sehabis menerima line singkat dari Araf, di kamarnya sekarang Alza kalang kabut sibuk ngobrak-ngabrik lemarinya. Udah hampir dua jam lebih Alza sibuk nyari baju-baju yang pas dan sampai sekarang dia belum juga nemu yang cocok.

   Tok tok tok

   Bunyi ketukan pintu diabaikan Alza sampai kemudian terdengar suara mami dari luar.
  "Za, temen kamu udah dateng tuh. " teriak mami karena Alza tidak juga membukakan pintu.

   Teman.. ? Apa jangan-jangan..

   "Mampus gue! Kak Araf dah dateng lagi. " Alza makin panik. Akhirnya dia cuma ngambil t-shirt hitam dengan huruf A ditengah-tengah- pemberian dari papi waktu pulang dari bali, dan jeans putih beserta sneakers abu-abu yang sering dia pakai kalau hangout. Tidak lupa juga Alza memakai bedak cologne bayi dan sedikit polesan lipgloss pink.

   "Hai" Araf menyambut kedatangannya dengan berdiri dari duduknya.

   Araf sedikit terkesima melihat penampilan Alza diluar seragam sekolah. Apalagi melihat polesan lipstik gadis itu... no no no, Araf geleng-geleng. Lama-lama dia bisa gila kalo mikirin yang nggak-nggak mulu.

   Alza balas menyapa sambil tersenyum kikuk. Dia meneliti sebentar penampilan Araf, nggak jauh beda sama pakaiannya. Araf cuma pakai kemeja seperempat dan jeans khas cowok. Cukup simpel. Tidak lama kemudian mami datang dan mereka berpamitan.
   Hari ini Araf tidak memakai motor. Cowok jangkung itu membawa sebuah fortuner putih yang dari awal melihat sudah membuat Alza terkagum-kagum.

   "Gak pa-pa kan gak pake motor?" Canda Araf saat Alza sudah duduk disamping kemudi dan memasang seltbelt

   Alza tertawa. "Gak apa kok. " yah, walaupun masih enakan pake motor juga. Biarpun kena angin, Alza kan jadi punya alasan buat meluk pinggangnya Araf kalo-kalo cowok itu ngebut.

   Fortuner itu meninggalkan halaman rumah Alza dengan keheningan di dalamnya. Alza yang tidak tahan pengen ngomong, akhirnya malah nyalahin radio. Araf tidak marah. Malah cowok itu memperlihatkan koleksi cd lagunya di dalam dasbord dan ditolak Alza dengan gelengan kepala karena cd Araf lagunya rock semua.

   Dan Alza lebih suka lagu mellow seperti yang sekarang disetelnya.

   "Dari matamu.. matamu ku mulai jatuh cinta. Ku melihat.. melihat ada bayangnya. Dari mata buatku jatuh.. jatuh terus jatuh ke hati*" saking senengnya nyanyi, Alza sampai nggak sadar kalau sedari tadi Araf memperhatikannya.

   Alza menoleh dengan tampang bingung. "Kenapa?" Tanyanya.

  Araf tersenyum kecil. "Suara lo lumayan juga ya" puji Araf membuat Alza tersenyum malu.
  "Biasa aja kok ka"

   "Nggak, gue serius Za. Apalagi tadi lo nyanyi nya menghayati banget. Apa jangan-jangan tu lagu buat gue ya?" Araf menaik-turunkan alisnya dengan senyum lebar karena sukses menggoda Alza dan membuat pipi putih gadis itu merona.

   Demi menghindari tatapan jail Araf, Alza memalingkan wajahnya ke luar jendela. Dia tidak tau wajahnya sudah semerah apa sekarang.

   Sialan kak Araf, kenapa sih dia tuh selalu punya cara buat bikin gue baper?
  
    ..............
    

   "Si Farez dimana sih? Ditelponin kagak di angkat-angkat. " Araf mendumel saat dia dan Alza sudah sampai di  tempat festival band sekolah diadakan.

   jam sudah menunjukan pukul lima sore, ruangan itu pun sudah dipenuhi banyak pengunjung remaja seperti dirinya, dan itulah yang membuat Araf kesusahan mencari keberadaan Farez dan Rina yang katanya udah datang duluan.

   "Bangsat emang tuh anak, dia di paling depan. Ayok," entah sadar atau tidak, Araf menggenggam pergelangan tangan Alza dan membawanya menerobos kerumunan orang.

   Oksigen-oksigen.. gue butuh oksigen astaga! Kalo digandeng kek gini terus gue bisa mati. Alza merutuk dalam hati.

   Ternyata benar, sampai di barisan paling depan, ada Farez bersama Rina yang sedang mengobrol dengan jarak begitu dekat. Alza bengong sesaat melihatnya. Sampai Araf- dengan masih menggandeng tangannya, menyeruak ditengah-tengah Farez dan Rina.
    "Lo kalo dateng bilang salam kek! " bentak Farez yang dibuat kaget dengan kedatangan Araf yang tiba-tiba.

    Araf mendecak prihatin. "Bukan muhrim." Ucapnya tanpa mempedulikan pelototan Farez.

   Tidak hanya pasangan Farez dan Rina, di tempat itu pun juga ada Aurel yang bersama Raka- akhir-akhir ini Alza jadi curiga sama Aurel yang sering banget bersama Raka. badboy mantannya Sandra yang ganteng sih, tapi nyeremin. Dan juga Amel dan Bella- duo jones yang dateng tanpa ada pasangan.

   "Za, ternyata Arival and the geng itu anak band ya. " kata Rina tiba-tiba, mengejutkan mereka semua.

   Mata Alza melebar. "Masa?"

   "Iya," Rina mengangguk antusias. Dan itu membuat Araf tidak suka. Ngapain sih ni cewek pake bilang segala kalo Arqi itu anak band? Pasti sebentar lagi Alza bakal...

   "Widihh.. keren! Pasti Arqi keren banget deh main gitarnya. Dia kan jago banget. Uh.. gak sabar deh gue pengen liat. Nanti kapan-kapan gue pengen duet ah sama Arqi" Alza semangat sendiri. Beda banget sama Araf yang udah cemberut disampingnya.

    "Biasa aja kali. Semua cowok juga bisa kok main gitar. " ujar Araf sedikit ketus. "Emang lo pikir si Arqi doang yang bisa. " lanjut cowok itu.

   Alza tidak tau kenapa tiba-tiba Araf jadi ketus begini. Ya kali dah tu cowok lagi Pms. Mana mukanya judes banget lagi. Peringatan untuk kalian, seganteng-gantengnya cowok, kalo lagi marah tetep aja mukanya ngeselin.

   Karena bingung sekaligus nggak ngerti, Alza permisi ke toilet sekalian mau ngaca .

      ...........
  
    "Alza?"

   Alza yang baru keluar dari toilet berhenti dan memutar tubuh ke belakang.

   Ternyata Arqi. Cowok itu tampil keren dengan jaket army abu-abunya dan jeans belel serta rambutnya yang dibuat acak-acakan. Alza terpesona sesaat. Tapi kemudian pikiran lain menyeruak. Gantengan kak Araf kemana-mana.

   "Kenapa?"

   Arqi maju selangkah mendekat. "Datang sama siapa?"
   Alza sudah tau dia bakal ditanya seperti itu. "Sama kak Araf." Jawab Alza jujur.

  Arqi terlihat kaget. "Araf ya? Oh.. "

   Suasana berubah jadi awkward saat keduanya tidak ada lagi bahan obrolan.

   Sepuluh menit diam-diaman, Alza baru bereaksi. "Qi, gue duluan ya. Nggak enak sama kak Araf. " ujar Alza sambil memasang senyum maaf.

   "Yaudah lo balik aja. Araf pasti bete kalo liat lo ngobrol lama-lama sama gue. "  Arqi tersenyum getir.
   Kening Alza mengkerut tidak mengerti maksud omongan Arqi.

   Kenapa kak Araf harus bete kalo gue ngobrol sama Arqi?

   Alza mengangguk sekali lagi sebagai tanda permisi. Tapi belum jauh dia berjalan, tangan Arqi menghentikannya.

   "Buat lo. " belum sempat Alza berkata apa-apa, Arqi keburu memberikan setangkai mawar merah yang masih segar dan harum.

   Alza menerimanya dengan senyum lebar. "Thanks ya. "

    Mereka tidak tau saja seseorang memperhatikan semuanya dari kejauhan.

   Dia bete. Dan saat ingin mencari gadis itu, Araf justru melihat kejadian ini.

   Arqi memberi mawar pada Alza.

  Dan Alza menerimanya.

  Dan Araf tidak suka. Sangat tidak suka melihat gadis itu menerima mawar selain dari dirinya.

   rasanya... dadanya hangus terbakar.

   ||||||||||

    Chap 7...
   Kira-kira Raka itu siapa ya??

   Tinggalkan jejak setelah membaca

    Follow my watpad : @tiarabsurd.



Dream in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang