I hope you like it
----------
Di ruang osis...
Suasana begitu mencekam di ruangan berAc itu. Ketua osis mereka- Araf Anthonio, yang belum datang meski sudah beberapa kali di telephon Alzeta- pacarnya sendiri, malah semakin membuat Sandra and the geng merasa berkuasa mengepung ketiga adik kelas mereka yang duduk berdempetan.
Selama ini Sandra emang udah gatel banget pengen ngebully Rina dan teman-temannya secara langsung. Tapi karena mereka selalu dekat dengan Farez- cowok angan-angan Sandra, Sandra jadi nggak bisa berbuat apa-apa. Dan mungkin sekarang doa-doa Sandra terbalas. Rina, Aurel, dan Alza datang sendiri kehadapannya tanpa diminta.
Sementara itu Alza mana tahu kalau di ruang osis ada Sandra dan teman segengnya. Sialnya dia lupa bertanya pada Arqi tadi. Dan sekarang mereka bertiga kejebak. Mana Araf nggak dateng-dateng lagi.
"Well, kayaknya kita udah lama ya gak ketemu?" Sandra berbasa-basi sambil duduk diatas meja depan Rina. "Hai Rina, apa kabar? Makin cantik aja ya" Sandra tertawa sambil memainkan beberapa helai rambut Rina yang digerai.
Rina menepis kasar. Dan itu membuat Ketiga teman Sandra bersorak.
"Waaw.. ! Makin belagu aja dia" Rara berdecak. "Jangan belagu-belagu neng, lo tuh bukan siapa-siapa. Gak usah merasa bangga"
Kini mereka bertiga dikelilingi Rara, Intan dan Alzeta.
Alzeta maju. Secara tiba-tiba tangannya mencengkeram wajah Alza, membuat Alza kesakitan. "Dan lo, anak gak tau malu, udah berapa kali gue bilang, gak usah kecentilan! Gak usah deketin cowok gue! Lo tuh bukan siapa-siapa. Gak usah mimpi!" Alzeta berteriak kalap di depan wajah Alza, sampai Alza memejamkan mata karena tangan Alzeta semakin keras mencengkeramnya.
Rina dan Aurel sudah sebisa mungkin membantu Alza. Tapi mereka juga gak bebas. Karena Rara dan Intan dibawah komando Sandra, memegangi lengan mereka.
"Lepasin!" Rina memberontak, dan itu malah semakin membuat cekalan Rara bertambah kuat.
"Lo udah berapa kali jalan sama Araf, hah? Bener-bener gak tau malu ya, ngerebut pacar orang seenaknya, kalo lo masih punya muka harusnya lo malu! Bitch!"
Plakk
"Alza!" Rina dan Aurel menjerit bersamaan.
Tubuh Alzeta terhuyung kebelakang. Ditopang Sandra dan Rara. Keempat cewek itu menatap Alza penuh kebencian. Sebelah tangan Alzeta memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan Alza yang cukup kuat.
Alza mengangkat dagunya.
"Gue udah coba sabar ngadapin orang kayak lo. tapi karena lo milih ribut, terpaksa gue layanin. Jangan lo pikir gue takut. Lo tuh gak lebih dari sekedar sampah!" Bentak Alza, sambil berbalik hendak mengambil tas nya, tapi sosok diluar pintu membuat gerakannya terhenti."Alza...?"
............
Oalahh siapa tuh ya???
Gak nyangka si Alza berani jugaHuft
Vote and komen yew
Tapi gk maksa kokSalam manis
-MutiaraTunggu kelanjutan ceritanya lagi.
Ada apa di chap 10??
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream in Love
Teen FictionMemperlihatkan perasaan adalah mengambil resiko ditolak. Dan Mencintai adalah mengambil resiko mendapat balasan dicintai. Tetapi yang lebih sakit adalah mencintai tanpa dicintai. Berawal dari kagum, rasa yang disimpan Alza melambung tinggi...