Chapter enAm

27 6 1
                                    

    Tinggalkan jejak setelah membaca•••••••

  I hope you like it😚😚

 
     Kenapa harus datang kalau akhirnya malah menyakitkan?

    ---------------------------

Kehebohan terjadi di Sma cendana keesokan harinya. Semua mata memandang tidak percaya pada dua orang yang baru memasuki sekolah dengan tangan si cowok yang merangkul pundak si cewek.

   Alza berjalan lesu dengan kepala menunduk. Akibat kemarin nangis berjam-jam, matanya jadi bengkak dan dia ogah ditanya macam-macam sama temannya. Niatnya sih tadi Alza pengen pake kacamata hitam. Tapi nanti malah disangka tukang pijit.

   Saking nunduknya, Alza jadi tidak memperhatikan keadaan sekitar. Dia jalan cuek aja tanpa melihat kemesraan yang sedang ditunjukkan Alzeta didepan umum bersama sang pacar, Araf.

   Sampai menaiki tangga pun dia tidak sadar sudah sampai di koridor depan kelas. Alza terus jalan. Sampai sebuah tangan menghentikannya tepat.

   Dia berbalik.

   "Arqi?" Alza tidak sanggup menyembunyikan kekagetannya. Siapa yang tahu bakal menemukan kakak kelasnya itu didepan kelasnya bersama kedua sohibnya- Arival dan Raytama.

  "Pagi Alzaa." Arqi tersenyum, memperlihatkan sederetan gigi putihnya.

   "Lo ngapain disini?"

  "Nungguin lo. " jawab Arqi spontan. Alza mendelik. Apa-apaan sih nih orang!?

   Malas meladeni Arqi, Alza berpaling pada Arival yang sedang menyulut asap rokok. Gila nih cowok, pagi-pagi udah ngerokok. Di depan adek kelas pula! Nggak takut ketauan guru Bk apa ya?

   "Lo mau nyari Rina kan? Salah alamat bang. Kelas dia bukan disini. " dengan sok taunya, Alza ketusin sohibnya Arqi itu. Sebenernya bukan sok tau juga, karna memang biasanya kalo Arival datang ke koridor kelas sepuluh, ya pasti mau nyari Rina.

   Satu alisnya terangkat naik. Arival menatap cewek mungil itu aneh. "Sok tau amat lo. Gue kesini mau nemenin Arqi doang. "

  Mendapat jawaban dari Arival yang rada-rada ngocol, Alza manyun. Sial banget emang dia ketahan disini. Karna Arqi dan konco-konconya itu menghalangi pintu kelasnya.

   Cukup lama Alza berdiri sambil terus dipandangi Arqi membuat cewek itu risih setengah mati. Tapi kali ini dewi fortuna sedang berpihak pada Alza. Rina dan Aurel datang pada waktu yang tepat.

    "Ada Bella, za?" tanyanya sambil berjinjit untuk melongok kedalam kelas.

  "Bella belom dateng. Tapi kan disini ada gue, rin. Lo nggak nyari gue?" Arival memberikan smirk nya ketika Rina menoleh kearahnya dengan wajah bingung.

   "Sorry, tapi buat apa ya gue nyari lo?"

  "Hah! Mamam lo kak. " Alza tertawa meledek.

  "Buat apa?" Arival bergumam sambil melirik Arqi dan Tama bergantian. "Buat mencari arti cinta sejati. "

  "Cieeeee.... "

   "Gila lo val, kata-kata lo boleh juga. " Tama tertawa berdua Arqi sementara Arival menatap Rina dengan senyum menantang.

   Sekarang ganti Rina yang dibuat risih. Alza jadi kasihan. Muka Rina udah merah banget. Sahabatnya itu pasti malu setengah mati. Apalagi sekarang mereka semua udah jadi tontonan.

   "Maaf ya kakak, tapi saya ngak ada urusan dengan kakak. " dengan jengah, Rina berbalik diikuti Aurel dan Alza yang ngungsi sebentar ke kelas mereka.

   Masih di tempat yang sama, ketiga cowok itu tertawa berhasil mengerjai kedua cewek itu.

...............

      "Boleh gabung?" Farez menundukan wajahnya sedikit.

Mendadak kelima cewek didepannya jadi sunyi. Padahal setau dia, mereka semua tadi pada cekikikan.

   "Kayaknya kalian keberatan. Yaudah deh gue car---"

   "Boleh kok kak. " Alza memotong ucapan Farez. Seketika keempat sahabatnya menatapnya bingung. Terutama Rina.

   Alza nyengir. "Semua bangku kan udah penuh. Kasian kalo kak Farez berdiri. " kilah Alza pelan-pelan. Disampingnya, Rina terus menatap Alza dengan tatapan, lo-nggak-usah-nikung-gue-ya-za. Alza menengok dan lagi-lagi hanya nyengir.

   "Oh, oke, thanks. " Farez menaruh mangkuk bakso nya dan menarik kursi. Tapi belum sempat dia duduk, satu sosok menghampirinya.

   "Gila, ni kantin rame banget. Tumben-tumbenan. Gue sampe bingung mau duduk dimana. " suara Araf acak-acakan seperti kaset kusut karna cowok itu sibuk mengatur nafasnya.

   "Yaudah lo gabung aja sama kita. " ujar Farez santai. Sama sekali tidak menyadari kelima cewek itu melotot kaget.
  
"Wahh bener juga lo Rez. Gue disini aja deh. " Araf pun meletakkan piring dan segelas es teh di meja.

   Begitu sudah duduk, tampangnya berubah horror melihat Alza. Apalagi posisi mereka yang kini berhadapan.

  Mendadak Araf jadi grogi. Sebentar-sebentar dia mendongak untuk melihat atau sekedar melirik Alza. Ingin tahu bagaimana reaksi cewek itu. Tapi ternyata Alza tetap santai menikmati seporsi soto nya tanpa merasa terganggu dengan kehadiran Araf.

   Ini yang buat Araf jadi salah tingkah. Alza terkesan nggak peduli dengan kabar terbarunya saat ini. Eh.

   Harus banget gitu ya Alza peduli? Araf jadi ge-er kan. Dan sekarang ginilah suasananya. Dia pengen nyapa tapi takut Alza mencuekinya. Berita tadi pagi sudah tentu diketahui Alza.
   Akhirnya keheningan di meja itu dipecahkan oleh suara Farez.
   "Gue punya tiket nonton konser band sekolah kita. Lo mau ikut?" walau yang ditanyai Farez sudah tentu Rina, tapi yang kaget justru semuanya.

   Dalam hati Alza membatin, kapan ya gue bisa jalan sama kak Araf. Ah, mustahil. Sekarang aja dia udah punya pacar.

   "Gue juga punya. Gimana kalo kita double date?" ucap Araf, yang langsung membuat Alza keselek.

Alza buru-buru meneguk minumannya karna malu diliatin Araf sama Farez.

   "Boleh juga. " Farez ngangguk-ngangguk. "Nanti lo sama Zeta nunggu di tempat nya aja langsung. "

   "Zeta?" Araf mengernyit heran. "Siapa bilang mau ngajak Zeta?"

   "Loh? Trus lo mau ajak siapa?" Farez bingung.

  Dan jawaban Araf mengejutkan mereka semua. "Sama Alza lahh. "

   "Uhukk.. uhuukk"

  "Ya ampun Za!" Rina buru-buru menyodorkan es teh manisnya karna minuman Alza sendiri sudah habis diteguk cewek itu pada adegan keselek pertama.

   Muka Alza sampe merah dan terus batuk-batuk. Dibantu Bella yang menepuk-nepuk punggungnya, Alza berangsur membaik.

   "Raf, maksud lo itu apa sih? Pacar lo kan Alzeta. Kenapa jadi ajak Alza?" ujar Farez tanpa sadar sudah membuat dirinya jadi inceran pelototan Rina.

   "Zeta emang pacar gue. Tapi kayaknya dia ada acara. "

  "Terus apa kata kak Alzeta nanti kalau tahu pacarnya jalan sama cewek lain?" Rina menghela nafas lelah. Tidak mengerti dengan jalan pikiran Araf yang bego banget itu.

   "Zeta urusan gue. " Araf menepuk-nepuk telapak tangannya, masalah beres, ucapnya seolah-olah. "Dan gue pastiin lo nggak nolak, za. "

    Alza tercenung. Kalimat Araf penuh intimidasi.

..........................

    Aduuh bang kece lo napa plin-plan amat sih? Daripada sm Alza mending ajak gua. Eh? #mutiarangalor-ngidul.

   Hayo-yo, Araf kok jadi aneh ya? Sebenernya dia kenapa sih? Kepo-kepo nihh yee..
   Tunggu aja di chap selanjutnya.

  Bye-bye😙😙😙

Dream in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang