Author POV:
Selesai berpakaian Sheza keluar menuju lobi dan mencari keberadaan Rasya. Tampak seseorang sedang duduk santai memainkan ponsel sambil menyesap secangkir kopi panas.
" dasar goblin, aku tergesah-gesah berpakaian sementara Dia sedang duduk santai disini." gerutu Sheza dalam hati sambil memandangi punggung Rasya dari belakang.
" kenapa kamu lama sekali??" tanya Rasya membalikkan tubuhnya memandangi Sheza yang mematung di belakangnya.
" ini juga udah buru- buru!!" jawab Sheza menghentakkan kakinya.
" ya sudah, ayo!!"
Ucap Rasya berdiri lalu berjalan mendahului Sheza. Mau tak mau Sheza pun mengikutinya dari belakang.
" kita mau kemana??" tanya Sheza ketika mobil yang di kendarai Rasya berhenti disalah satu Resto ternama.
" ke toko bangunan" jawab Rasya asal.
" e...hah??" respon Sheza bingung. Sheza mendongak kiri kanan mencari toko yang dimaksud Rasya, namun tak kunjung menemukannya.
Melihat Sheza yang celingak celinguk kebingungan, Rasya akhir nya bersuara kembali.
" kamu gak lihat kita berhenti didepan Resto??" tanya Rasya yang dijawab anggukkan oleh Sheza.
" lalu kenapa kamu masih bertanya??" tanya Rasya kembali.
" emang kenapa kita kesini??" tanya Sheza masih dengan tampang bingungnya.
" pikirmu kenapa?? Mungkin kah kita akan shooping disini??" jawab Rasya jengkel.
" ayo turun," ajak Rasya.
Sheza turun dari mobil dan mengekori Rasya dari belakang.
Setelah makan siang mereka melanjutkan jalan-jalan ke Taman yang tidak jauh dari Resto.
Sheza masih setia mengikuti langkah kaki Rasya. Karena hanya dengan begitu Sheza akan mendapatkan 'maaf' dari Rasya.
Kali ini Sheza harus sedikit lebih bersabar, Rasya sangatlah berbeda dengan adiknya Raffi.
" maaf pak, jalannya bisa pelan sedikit gak?? Aku kekenyangan nih.."
Ucap Sheza yang ngos-ngosan mengikuti langkah Rasya sambil sesekali menyerka keringat." kamu, kenapa pakai sepatu seperti itu?? Ini bukan saatnya jalan lenggak lenggok di catwalk" jawab Rasya kesal, karena Rasya tau kalau Sheza bukan kekenyangan melainkan lelah karena sepatu yang dikenakannya sangatlah mengerikan.
" apa kamu tau, tumit sepatu mu bisa melubangi kepala jika di getokkan"
Ucap Rasya kembali bersuara." mana aku tau kalau kamu ngajak jalan kaki begini" jawab Sheza berani.
" udah ada kemajuan kamu, bicaranya tanpa embel- embel bapak" Seringai Rasya. Sheza hanya mencibir dan mulai melepas alas kakinya.
Rasya memperhatikan Sheza yang melepaskan alas kakinya kemudian pergi setelah meminta Sheza menunggunya.
Tidak lama kemudian Rasya kembali dengan tentengan di tangan dan menyerahkannya pada Sheza.
" pakai ini" ucap Rasya sembari menyodorkan tentengan yang dibawahnya.
" untukku??"
Tanya Sheza lalu mengeluarkan isi dari tentengan.
" sendal??"
" ya.. pakai itu dan simpan paku runcingmu itu." Jawab Rasya.
" hmm.. terima kasih pak." Ucap Sheza tulus dan anggukkan dari Rasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart and Soul
Romance" Bukan masalah waktu, waktu tidak bisa menyembuhkan. Tapi waktu bisa menjadi guru yang baik, aku banyak belajar dengan seiring waktu." - Sheza Niclavoise- " Aku selalu berfikir bagaimana cara berhenti mencintaimu, tapi aku tidak menemukan caranya...