Rasya dan Sheza kembali ke tanah air setelah menghabiskan beberapa hari di Korea. Saat tiba di bandara mereka di jemput oleh supir keluarga Kenandra, pak Diman.
" biar saya saja yang bawa Tuan." Pinta pak Diman yang langsung mengambil alih koper dan memasukkannya kedalam bagasi mobil.
" terima kasih ya pak." Ucap Rasya tulus yang dibalas anggukkan oleh pak Diman.
" ayo!! Aku antar kamu pulang," ajak Rasya yang langsung mengamit tangan Sheza dan membawanya masuk ke dalam mobil. Sheza mengangguk senang, Ia sengaja tidak memberitahu kak Rena soal kepulangannya. Ia ingin kasih kejutan untuk kedua keponakan kembarnya itu, makanya tidak ada yang menjemputnya saat di bandara.
" terima kasih sudah memberiku tumpangan!!" ucap Sheza tidak lupa untuk berterima kasih.
" jika kamu tidak keberatan, kamu bisa membayarnya dengan makan malam bersamaku." Goda Rasya dengan menaik turunkan alis matanya.
" jangan menggodaku Rasya!!" ucap Sheza memukul lengan Rasya pelan.
" aw.." rintih Rasya pura-pura kesakitan.
" tidak pengaruh untukku." Ucap Sheza ketus.
" tapi ajakkan makan malam itu serius Za." Ucap Rasya dengan mimik serius.
" aku tidak mau," jawab Sheza asal.
" aku mohon Za.." Rasya menampikkan wajah sedihnya, Sheza menghela nafas kasar.
" tidak baik menolak rezeki mbak.." pak Diman berucap tiba-tiba. " maaf mbak, bukan bermaksud lancing loh saya ini." Tambahnya sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" tuh.. pak Diman aja tau!!" Rasya memanasi Sheza. Sheza memutar bola mata malas, Ia sengaja mengalihkan pandangannya keluar jendela agar Rasya tidak melihatnya tersenyum jahil. ' rasain kamu Rasya, aku kerjain.' Batinnya.
" iya pak, tidak apa-apa kok." Sheza menjawab ucapan pak Diman tanpa mengalihkan pandangan.
" jadi bagaimana??" Tanya Rasya yang masih belum menyerah.
" jadi apa??" Tanya Sheza pura-pura tidak mengerti.
" makan malamnya," ucap Rasya mulai jengkel, Ia tahu kalau Sheza sengaja membuatnya menunggu.
" oh.." jawab Sheza ber-oh ria.
" kok Cuma 'oh' sih??" Tanya Rasya protes.
" lalu??" pancing Sheza, Rasya menekuk wajahnya. Ia kembali mengamit tangan Sheza yang mau tidak mau membuat Sheza mengalihkan pandangannya dan menatap Rasya.
" aku mohon Za, jangan marah dong." Ucap Rasya tulus.
" baiklah, aku mau. Tapi bukan sekarang Sya.." akhirnya Sheza menyerah pada keinginan temannya yang satu ini. Rasya mengerti, sheza pasti merindukan keluarganya sehingga Ia menuruti dan menunda makan malamnya beberapa hari lagi.
*
Sheza menatap daun pintu dengan perasaan gembira, Ia membunyikan bell beberapa kali, dan pintu itu akhirnya dibuka.
" mamiii??" pekik bocah tujuh tahun histeris yang membuat bocah satu lagi muncul dengan wajah yang sama terkejutnya dengan bocah yang sedari membuka pintu. Tidak butuh waktu lama akhirnya kedua bocah itu menghambur ke pelukkan Sheza.
" aku kira tadi Aqiela hanya bergurau." Salwa akhirnya membuka suara.
" bilang saja kamu mau mengatakan kalau aku akan berbohong seperti yang selalu kamu lakukan." Balas Aqiela ketus. Salwa hanya memutar bola mata malas atas jawaban saudari kembarnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart and Soul
Romance" Bukan masalah waktu, waktu tidak bisa menyembuhkan. Tapi waktu bisa menjadi guru yang baik, aku banyak belajar dengan seiring waktu." - Sheza Niclavoise- " Aku selalu berfikir bagaimana cara berhenti mencintaimu, tapi aku tidak menemukan caranya...