Bismillahhirrohmannirrohim.
Assallammuallaikum😊Ini cerita udah di revisi ulang ya, dan sedikit pemberitahuan.. cerita bakal aku private saat memasuki konflik. Itu aja..
Selamat membaca!!author POV:
Sheza menggeret koper polo merah berukuran sedang keluar dari pintu bandara Hang Nadim Batam bersama kerumunan orang-orang asing dan ditempat asing.
Sheza mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru sudut bandara mencari sosok yang dikenalnya namun tak kunjung ditemui."Inilah yang kutakutkan, berada ditempat asing dan tak tau harus kemana.." bathinnya mendesah.
Sheza merogoh tas selempangnya mencari benda pipih yang akan menjawab ketakutannya, yah.. sebuah ponsel. Sheza mengusap layar ponselnya lalu beralih ke kontak dan akhirnya menekan dial.
Setelah tut ke tiga terdengar suara seorang wanita disebrang sana menjawab panggilan tersebut."Hallo kak, aku sudah keluar!!"
".........."
" Yah.. baiklah. Kirim saja alamatnya, aku akan naik taksi."
"........."
" Gak pa-pa kak, gantinya sediain aja makanan, karena sekarang aku benar-benar lapar!!"
".........."
"Hahaa, wallaikumsalam."
Sheza kembali melanjutkan langkah kakinya sambil menggeret koper keluar dari ruang tunggu setelah mendapatkan sebuah pesan singkat yang berisikan alamat tempat tinggal saudara sepupunya itu.
Brruukk
Pranggg
Sheza meringis lalu berdiri dari duduknya sambil memungut ponselnya yang sudah tak terbentuk dilantai bandara, Sheza berdecak sebal sembari memasang kembali komponen demi komponen dari ponsel tersebut kemudian menghidupkannya.
" Mampus aku jika ni ponsel gak hidup gimana??" tanyanya pada diri sendiri.
Sheza masih sibuk mengaktifkan kembali ponselnya tanpa peduli dengan sekitarnya, tanpa dia sadari seorang dari tadi menatapnya bingung karena dari tadi dia berbicara sendiri sambil menatap ponselnya.
" Maaf!! Apa kau baik-baik saja??" tanya pria itu.
" Kau berbicara denganku??" tanya Sheza ketus. Kemudian kembali memfokuskan tatapan pada ponselnya yang masih loading.
" Iya, maaf aku tadi tidak melihatmu." sesalnya.
" Gak pa-pa."
" Apa ada yang bisa kubantu??" tawar pria itu. Sheza menatapnya bingung. Ia sama sekali tidak fokus pada sekitarnya, fokusnya hanya tertuju pada ponsel karena disitu berisikan alamat yang akan Ia tuju.
Bagaimana jadinya kalau ponselnya tidak mau menyala, dan Ia sama sekali tidak hafal nomor kakaknya itu kecuali.." Ah.. maaf. Kamu bilang apa tadi?? Membantuku??" pria itu mengangguk.
" Bagaimana kamu bisa membantuku?? Sedangkan sumber masalahnya ini.." ucap Sheza lalu menyodorkan ponsel miliknya kepada pria yang sudah menabraknya.
" Aku akan mengganti ponselmu," ucap pria itu kembali menyodorkan ponsel Sheza.
" Heii tuan, kau pikir aku meminta ganti?? Mungkin kau orang kaya bisa seenaknya berbicara seperti itu, ini bukan karena ponselnya, tapi karena datanya!!" ucap Sheza menahan amarah, walau bagaimana pun Ia harus bersikap baik ditempat asing meski kesopanan dalam bicaranya sudah hilang sejak ponselnya mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart and Soul
Romance" Bukan masalah waktu, waktu tidak bisa menyembuhkan. Tapi waktu bisa menjadi guru yang baik, aku banyak belajar dengan seiring waktu." - Sheza Niclavoise- " Aku selalu berfikir bagaimana cara berhenti mencintaimu, tapi aku tidak menemukan caranya...