14. Kau Adikku

32 4 0
                                    


Matahari kembali ke peraduannya, menyisahkan warna jingga menghiasi langit senja. Waktu bergulir, malam mulai menyapa dengan pekatnya. Bintang mulai bermunculan seiring pekatnya malam. Namun Bulan begitu enggan menampakkan wujudnya malam ini. Jadilah malam ini hanya di hiasi dengan taburan bintang bintang.

Pintu diketuk.

Sheza sekilas menoleh kedalam kamar karena sekarang Ia berdiri di balkon kamarnya. Lampu kamar sengaja Ia matikan agar lebih merasa nyaman dalam kesendiriannya.

Pintu kembali diketuk.

Sheza beranjak dari posisinya dan berjalan masuk kekamar untuk membuka pintu yang sedari tadi di ketuk.

"Aqiela??" Sheza terkejut melihat keponakannya berdiri di depan pintu kamarnya dengan wajah di tekuk.

"Mamiii kenapa lampu kamarnya matii??" Tanya Aqiela polos. Sheza mensejajarkan tingginya dengan Aqiela dengan cara berjongkok.

"Mami tadi udah mau tidur. Adek kenapa ketuk ketuk pintu kamar Mami??"

"adek mau tidur sama Mami."

"Heh? Kenapa gak tidur sama kakak aja nak?"

"Gak mau Mi.." Sheza memijat pelipisnya. Ia bangkit lalu membawa Aqiela kedalam kamarnya. Saat pintu hampir ditutup Sheza kaget bukan main mendengar teriakkan Salwa.

"Aaarrrggghh.. Mammiii.." reflek Sheza kembali membuka pintunya. Memandangi Salwa dengan kening berkerut.

"Kenapa kakak teriak??"

"Mamii kenapa tutup pintu?!"

"Heh? Mami mau tidur nak. Makanya tutup pintu." Jawab Sheza mengusap kepala Salwa.

"Itu Aqiela kenapa bisa didalam?"

"Mami yang ajak." Jawab Aqiela santai. Salwa mengerucutkan bibirnya.

"Kakak juga mau tidur sama Mami." Ucap Salwa akhirnya.

Sheza geleng geleng kepala. Ia tidak habis pikir dengan kedua bocah yang ada dihadapannya ini.
"Baiklah. Ayo kita tidur bertiga." Ucap Sheza akhirnya mengalah.

"Yeayy!!" Ucap sikembar senang.

Sheza menutup pintu balkon sebelum akhirnya mengambil posisi ditengah tengah bocah kembar tersebut. Setelah memastikan kedua bocah tersebut benar benar tidur Ia pun mulai memejamkan matanya yang memang mulai mengantuk.

"Kak.. bisakah kau menungguku? Aku lupa menaruh kalungku dimana.." ucap seorang anak perempuan dengan kucir rambut bergoyang kekiri dan kekanan seirama dengan pergerakannya.

"Kakak akan menunggumu. Cepat cari agar kita tidak terlambat. Ayah sudah menunggu di bawah."

" bisakah kakak membantuku mencari kalungku?" Perempuan yang dipanggil kakak itu pun ikut mencari kalung yang dimaksud sang adik.

"Dimana terakhir kali kamu meletakkannya?"tanya si kakak.

"Aku lupa kak.."jawab sang adik sedih.

"Ya sudah, kamu pakai punya kakak saja. Pulang sekolah kita kembali mencari nya." Ucap sang kakak lalu membuka kalungnya dan memakaikan kepada sang adik.
Lalu mereka bergandengan tangan keluar dari kamar menuju ruang bawah dimana sang ayah sudah menunggu dengan senyum diwajahnya.

"Kak.." lirih sang adik.

"Yaa.." jawab sang kakak menoleh.

"Janji jangan jauh jauh dariku." Ucapnya sembari menjulurkan jari kelingkingnya.

Heart and SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang