Di tempat lain Arva sedang tersenyum sendiri membayangkan wajah gadis yang ia tabrak pagi ini,tak lain tak bukan adalah zayra.dia benar-benar sangat cantik dan polos,Asstagfirullahalazim, maaf kan hamba ya Allah,maafkan hamba yang tak bisa menjaga mata dan hati ini.Sesal Arva dalam hati.
Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya.
"Va,kamu kenapa?kok senyum-senyum sendiri sih,astagfirullah kamu lagi kumat ya?"ucap Sahabat Arva,yaitu fandi.
"Ehh,,kamu Fan"jawab Arva seraya tersenyum ke arah Fandi.
"Kamu kenapa senyum-senyum kayak orang gila tau nggak"
"Aku nggak papa kok,cuma lagi seneng aja"jawab Arva santai.
"Eummm,pasti karna gadis itu kan?"tanya Fandi menyelidik.
"Gadis itu?siapa?"Arva balik bertanya.
"Anak kelas sepuluh itu,nggak usah sok nggak tau deh Va,aku tau kamu suka dia kan?iya kan?ngaku kamu"cecar Fandi .
"Ng-ng-nggak kok,siapa bilang,sok tau kamu Fan."jawab Arva tergagap.
"Ok,kalok kamu nggak mau jujur,kita liat aja nanti"ucap Fandi seraya pergi meninggalkan Arva. Sedangkan Arva hanya mendengus pelan dan berlalu meninggalkan tempat duduknya semula.Arva POV
setelah mendengar clotehan Fandi aku memutuskan untuk pergi ke mushola untuk melaksanakan shalat duha,setelah selesai shalat aku tetap berdiam di mushola merenungkan perkataan yang diucapkan Fandi kepadaku tadi.
"Ya Allah,jangan engkau buat hati ini bimbang,untuk saat ini aku hanya ingin bersungguh-sungguh dalam beribadah kepadamu dan mencari ilmu sebagai bekal masa depanku,jauh kan hamba dari hal-hal yang membuat hamba lalai ya Allah,hamba tidak ingin terjebak dalam rasa ini."
Do'aku dalam hati.
Aku harus meyakinkan diriku sendiri,aku harus terfokus pada Ujian Nasional ku saat ini,karena tidak lama lagi aku harus berjuang untuk keluar dari sekolah ini dengan hasil yang bisa membanggakan orang tua ku,aku harus membuang jauh-jauh pikiran-pikiran yang tidak terlalu penting untuk saat ini...termasuk...CINTA. Setelah selesai berdo'a Aku memutuskan untuk kembali ke kelasku dan mengikuti pelajaran selanjutnya.
Waktu sudah menunjukan pukul 14.00,itu artinya jam sekolah telah selesai,tapi aku tidak langsung pulang,aku memutuskan untuk menuju perpustakaan sekolah,karena aku harus mencari buku-buku untuk persiapan Ujian Nasional.
Ketika aku masuk perpuskaan sudah tidak ada yang menjaga. Tapi ketika aku sedang mencari buku di rak tiba-tiba.Srek,,,Srek
Aku seperti mendengar seseorang membuka lembaran buku,akupun menyusuri setiap rak yang berjajar dan melihat seseorang sedang membaca di meja paling ujung. Sepertinya aku mengenal orang itu. Batinku.
Akupun mendekatinya dan berniat menyapanya,tapi dia lebih dulu mendongakkan kepalanya dan melihat keberadaanku. Dia yang merasa kaget langsung berdiri.
"A-akhi Arva"ucapnya tergagap.
"Kamu lagi ngapain disini sendiri?"tanyaku aku padanya.
"Saya sedang membaca buku Akhi"jawabnya lembut.
"Iya saya tau,tapi kenapa sendiri?memangnya tidak takut?"tanyaku lagi.
"Ng-ngak Akhi,inikan di sekolah,jadi saya fikir aman"jawabnya seraya tersenyum.
"Ya sudah,kamu lanjutkan baca bukunya,saya akan keluar,karena tidak baik kalau ikwan dan akwat berduaan dalam satu ruangan tanpa ada siapa-siapa,saya permisi,Assalamualaikum"ujarku seraya berjalan keluar.
"Walaikumsalam"jawabnya. Akupun berjalan keluar dan memilih membaca buku yang aku ambil dari perpustakaan tadi di taman yang ada di belakang sekolah. Setelah hari menjelang sore aku memutuskan untuk pulang dengan mengendarai motor kesayanganku,tapi ketika aku keluar dari area sekolah aku melihat zayra berdiri di depan gerbang,sepertinya dia sedang menunggu jemputannya,akupun menghampirinya.
"Kok belum pulang,masih nunggu di jemput ya?"tanyaku setelah membuka kaca helm yang ku gunaka.
"Iya Akhi"jawabnya. Dia benar-benar wanita yang selalu menjaga pandangannya,buktinya saat bicara kepadaku saja dia menundukan kepala. Karena merasa kasihan dengannya akupun menawarkan untuk pulang bersama.
"Inikan sudah sore,kalau kamu mau biar saya antar kamu pulang, gimana?"tawarku padanya
"Nggak usah Akhi,sebentar lagi kakak saya pasti datang,terimakasih untuk tawarannya"tolaknya sopan.
"Tapi ini sudah sore,dan tidak ada siapa-siapa di sini,bahaya jika seorang wanita"ujarku.
"Tapi....tidak baik juga laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim itu berdekatan Akhi"jawabnya seraya menatap kearah motor sport milikku,aku yang langsung tau maksudnya lalu mencari cara agar jarak kami tetap terjaga.
"Kan ada tas saya yang menghalangi jarak kita,jadi tidak apa-apa,ayo saya antar kamu pulang"jawabku. Aku lihat dia berfikir sejenak.
"Baiklah Akhi saya mau"akhirnya dia menjawab.
"Ya sudah,ayo naik"akupun menegakkan motorku. Dengan ragu dia naik keatas motor,tak lupa dengan tas yang menghalangi jarak kami tentunya.Akupun mengantarkan zayra sampai rumahnya dengan selamat, sebenarnya aku tidak tau dimana rumah gadis itu,tapi dia menunjukkan jalan menuju rumahnya jadi aku berhasil mengantarkannya pulang dengan selamat. Dia pun menginstruksikan kepadaku untuk berhenti di depan rumah yang cukup megah dan didominasi warna putih,aku yakin ini adalah rumahnya. Dia pun turun dari motor.
"Emmm Terimakasih Akhi, mau mampir dulu?"tawarnya padaku.
"Iya sama-sama,lain kali saja,ini sudah sore,saya langsung pulang saja"jawabku
"Sekali lagi terimakasih"ujarnya lagi.
"Iya,saya pamit dulu,assalamualaikum"pamitku seraya melajukan motorku.Zayra POV
hari ini setelah pulang sekolah aku memutuskan untuk pergi ke perpustakaan sekolah sembari menunggu bang Ray menjemputku karena sebelumnya dia mengirim pesan padaku bahwa dia akan telat menjemputku.
"Dek,maaf ya kayaknya abang telat jemput,soalnya ada urusan penting di kampus,abang nggak bisa ninggalin.kamu tunggu di sekolah ya" Seperti itulah pesan yang dia kirim.
Sampai di perpustakaan aku mengambil satu Novel yang ada di rak dan mencari tempat duduk paling ujung. Awalnya aku kira perpustakaan masih ada yang jaga ternyata tidak dan aku harus di sini sendirian,sebenarnya aku takut tapi mau bagaimana lagi dari pada bosan kan lebih baik membaca,karena membaca juga hobiku. Ketika aku sedang fokus membaca Novelku tiba-tiba aku merasa seperti ada yang menghampiriku,akupun mendongakkan kepalaku dan mendapati seorang lelaki berdiri di depanku, akupun kaget dan dengan reflek langsung berdiri.
"A-akhi Arva"ucapku tergagap.
"Kamu lagi ngapain disini sendiri?"tanyanya padaku.
"Saya sedang membaca buku Akhi"jawabku tertunduk.
"Iya saya tau,tapi kenapa sendiri?memangnya tidak takut?"tanyanya lagi.
"Ng-ngak Akhi,inikan di sekolah,jadi saya fikir aman"jawabku seraya tersenyum.
"Ya sudah,kamu lanjutkan baca bukunya,saya akan keluar,karena tidak baik kalau ikwan dan akwat berduaan dalam satu ruangan tanpa ada siapa-siapa,saya permisi,Assalamualaikum"ujarnya seraya berjalan keluar.
"Walaikumsalam"jawabku. Diapun berjalan keluar entah kemana,akupun memilih melanjutkan acara membacaku. Setelah hari menjelang sore aku memutuskan untuk pulang,aku berjalan menyusuri koridor sekolah yang sepi menuju depan sekolah dan duduk di kursi depan pintu gerbang menunggu bang ray yang tak kunjung datang. Sudah Tiga puluh menit aku menunggu bang Rey tapi dia belum juga datang,sampai suara deru motor yang berhenti di depanku mengalihkan pandanganku dari ponsel yang aku mainkan.
"Kok belum pulang,masih nunggu di jemput ya?"tanya sang pengendara motor yang ternyata adalah Akhi Arva.
"Iya Akhi"jawabku.karena aku harus menjaga pandanganku,akupun menundukan kepalaku,meskipun terkesan tidak sopan.
"Inikan sudah sore,kalau kamu mau biar saya antar kamu pulang, gimana?"tawarnya padaku.
"Nggak usah Akhi,sebentar lagi kakak saya pasti datang,terimakasih untuk tawarannya"tolakku sopan.aku merasa tidak enak untuk menerimanya.
"Tapi ini sudah sore,dan tidak ada siapa-siapa di sini,bahaya jika seorang wanita"ujarnya.
"Tapi....tidak baik juga laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim itu berdekatan Akhi"jawabku seraya menatap kearah motor sport miliknya,dia yang langsung tau maksudku lalu mencari cara agar jarak kami tetap terjaga.
"Kan ada tas saya yang menghalangi jarak kita,jadi tidak apa-apa,ayo saya antar kamu pulang"jawabku. Akupun berfikir sejenak.
"Baiklah Akhi saya mau"jawabku setelahnya.
"Ya sudah,ayo naik"diapun menegakkan motornya. Dengan ragu aku naik keatas motor,tak lupa dengan tas yang menghalangi jarak kami tentunya. Jujur saja sebenarnya aku sangat tidak enak ketika dia menawarkan untuk mengantarku pulang.
Tapi mau bagaimana lagi, aku juga merasa takut jika sedang sendiri.Dia pun mengantarkanku pulang dengan selamat sampai tujuan,dengan aku yang menjadi penunjuk jalan. Ketika sampai di depan rumah,aku segera turun dari motornya.
"Emmm Terimakasih Akhi, mau mampir dulu?"tawarku padanya.
"Iya sama-sama,lain kali saja,ini sudah sore,saya langsung pulang saja"jawabnya
"Sekali lagi terimakasih"ujarku lagi sebelum dia melajukan motornya.
"Iya,saya pamit dulu,assalamualaikum"pamitnya seraya melajukan motornya.Masih banyak sekali kekurangan,..
Jangan lupa Vommentnya ya...
Sarannya juga boleh

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN SILENT
Teen FictionDetakan jantung ini terdengar indah,karena setiap detakannya menyerukan namamu.