BAB 1

30.6K 997 15
                                    


PLAYLIST

5 Seconds of Summer – Broken Home

Eminem – Mockingbird

Camila Cabello – Never Be the Same

Cameron Dallas – She Bad

Daniel Skyle – All I Want (Ft. Cameron Dallas)

Justin Bieber - Baby

Maroon 5 - Payphone

One Direction – Steal My Girl

One Direction – Right Now

Taylor Swift - Exile (Ft. Bon Iver)

Taylor Swift - The way I Loved You

Taylor Swift – You Belong with Me

Taylor Swift – Lover

CHAPTER 1 – My Little Angel

***

What do you expect with home sweet home, huh?

A never-ending source of chaos.

-

Pagi itu, langit begitu cerah, matahari bersinar lembut, menyusup di antara celah dedaunan yang bergerak di balik jendela kamarku. Aroma embun yang perlahan menguap, meninggalkan jejak segar di udara. Hari yang seharusnya terasa penuh semangat, tapi bagiku hanya berisi kekosongan.

Sudah dua bulan aku menjalani kehidupan di sekolah baruku, dan aku sudah merasakan ketidakcocokan lagi. Rasanya seperti déjà vu. Ini adalah lembaran keempat dalam hidupku, berpindah-pindah sekolah yang entah selalu gagal aku pertahankan. Lelah? Tentu saja. Aku sudah cukup lelah berinteraksi dengan orang baru. Namun aku tak punya pilihan lain.

Aku menatap pantulan diriku di cermin, memasang pin ke seragamku, Sharin Agatha Collins. Wajah yang dingin dan judes, bagi siapapun yang pertama kali melihatku akan berpikir seperti itu. Namun, tak sedikit orang-orang yang kagum dan merasa iri setelah mendengar latar belakang orang tuaku. Mereka di luar sana, yang mungkin pernah sekilas melihat foto keluargaku di koran atau majalah, seorang anak dari model dan penyanyi famous. Aku yakin, mereka pasti mengira kami hidup dalam kebahagiaan sempurna, bagai potret keluarga bahagia yang begitu dikagumi. Tapi bagiku, menyebut kata "keluarga" saja membuat bibirku bergetar, seolah kata itu merupakan kata kutukan yang mematikan. Sebuah kata yang terasa dingin, kosong, dan penuh kepalsuan.

"Mom! Dad!" teriakku berlari menuruni anak tangga sambil memakai dasi sekolah.

Aku melihat disekeliling ruangan, hanya ada Elisa, duduk di meja makan, dengan roti sandwich di tangannya. Elisa Agatha Collins. Gadis kecil berusia tujuh tahun itu tengah asyik menikmati sarapannya. Mulutnya belepotan karena selai cokelat, sesekali menjilat sisa selai yang mengenai jarinya. Menggemaskan sekali. Hanya dia satu-satunya yang bisa membuatku tersenyum di rumah ini.

'My little angel.' Aku memanggilnya dalam hati, satu-satunya harta paling berharga yang kupunya di keluarga kecil ini.

Bagaimana dengan Mom dan Dad? Aku terkekeh pahit dalam hati. Mereka? Ah, tidak ada yang perlu diharapkan dari mereka. Sejak kecil, aku dan Elisa sudah terbiasa mengurus diri sendiri. Tidak ada waktu yang bisa mereka luangkan untuk kami, bahkan saat kami benar-benar membutuhkan mereka. Kehangatan keluarga harmonis hanyalah dongeng bagiku.

HOME SWEET HOME [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang