"Makasih ya Baal, dah Raffy!"
Steffi bergegas turun dari mobil dan melangkahkan kaki menuju gedung besar nan megah di hadapannya kini. Hari ini, Steffi akan menjalani seminar disini selama 3 hari.
Bugg
"Ma-maaf," ucap seseorang yang telah menubruk Steffi.
Steffi tersenyum, "gapapa, kamu juga ikut seminar disini?"
Gadis yang menabrak Steffi tadi mengangguk, "kamu juga?"
Steffi mengangguk mantap.
***
"Aku Zidny," ucap gadis itu sambil tersenyum.
Steffi ikut tersenyum, akhirnya ia mendapat teman juga disini. Jadi, Iqbaal tak perlu meng khawatirkan nya.
Sudah pukul 8 malam dan materi barusaja di sampaikan. Kini, Steffi dan Zidny sedang duduk di sebuah Cafe di dalam hotel tempat mereka menginap. Mereka saling bertukar cerita tentang perjalanan hidup mereka.
"Jadi, kamu belum menikah?" Tanya Zidny memberi pernyataan dari cerita hidup Steffi.
"Belum, kalau kamu?"
"Aku udah, tapi aku gak bahagia."
Steffi mengerutkan kening, "kok gak bahagia?"
"Ini adalah pernikahan kedua aku, aku salah milih pendamping hidup. Dia, suami ku sekarang itu cuma suka harta aku. Dia matre, dan kayak nya itu karma buat aku," jawab Zidny sambil menunduk. Dia sangat malu mengakui bahwa diri nya menyesal sekali telah meninggalkan suami lama nya.
Steffi mengelus bahu Zidny, "don't sad. Kalau kamu udah nyerah, bilang sama dia. Bilang sama dia kalau kamu udah gak kuat sama dia, terus kalian omongin jalan keluarnya baik-baik."
"Udah Steff, tapi aku rasa dia gak mau pisah sama aku. Dia tetep mau duit aku, bahkan dia gak pernah ngurusin aku sama anak semata wayang kita."
Steffi diam, siapa yang berani memperlakukan wanita sekejam itu? Zidny cantik, dia baik, dan Steffi pikir Zidny adalah wanita perfect yang tak pantas di tinggalkan dan menjadi korban KDRT.
***
"...Aku jadi takut deh Baal," ucap Steffi setelah ia meng-akhiri cerita nya tentang Zidny.
"Tenang aja, aku gak akan se kejam suami lama atau baru nya dia kok."
"Amin deh, Raffy udah tidur ya?"
"Heem, kamu gak tidur? Udah malem banget nih."
"Bentar ah, aku kan kangen sama kamu. Kamu gak kangen sama aku?"
"Kangen pangkat seratus aku mah, emang kamu cuma pangkat dua?"
"Haha, gak lah."
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka, menandakan bahwa Zidny telah selesai mandi.
"Baal, aku tutup dulu ya telpon nya. Soalnya aku mau mandi."
"Katanya kangen?"
"Udah ah, aku mau mandi tau. Nanti kalau udah selesai mandi aku telpon kamu lagi deh."
"Iyadeh, apa sih yang enggak buat kamu?"
Steffi tersenyum, setelah saling mengucap salam ia menutup telpon nya dengan Iqbaal.
"Lama amat mbak telpon nan nya?" Tanya Zidny yang lebih pantas disebut meledek.
"Apaan sih kamu, yaudah aku mandi dulu yak."
"Mandi sana, bau tauuuuu," ucap Zidny sambil menutup hidung nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become A Family❌IqbaalSteffi
FanfictionIqbaal tak pernah melihat jagoan nya seceria ini. Iqbaal tak pernah mendengar jagoan nya tertawa sekeras ini. Iqbaal tak pernah tersenyum setulus ini pada seorang wanita. Sebelum bertemu Steffi.