Dua Puluh Tiga - Gone

2.5K 69 4
                                    

Drrttttt drrrtttt drrrrttt

Steffi melirik handphone nya, tertera nama 'Zidny' disana. Lalu ia mengangkat panggilan dari Zidny.

"Hay Zid, kenapa telpon?" Tanya Steffi mengawali.

"Steff aku bingung Steff. Steff tolongin aku--"

"Kamu kenapa? Coba jelasin pelan-pelan, tarik nafas dulu baru ngomong."

"Raffy hilang."

Jleb.

Jantung Steffi terasa berhenti berdetak ketika Zidny mengatakan bahwa (calon) buah hati nya hilang.

Steffi segera menutup telpon lalu beralih memanggil Iqbaal yang sudah pulang sejak lima menit yang lalu.

"Halo sayang, kenapa?"

"B-Baal, Raffy--Raffy ilang."

***

"Sal, lo sama Aldi cari di daerah sekitar Jalan Sudirman ya. Gue sama Iqbaal mau samperin Zidny, thanks ya Sal."

Steffi menutup telpon nya. Setelah itu ia menatap Iqbaal yang kini tampak marah. Steffi tahu Iqbaal sangat menyayangi Raffy, Steffi tau Iqbaal sangat cemas saat ini.

"Baal, aku minta kamu harus tenang nanti. Jangan kebawa marah, oke?"

Iqbaal mengangguk. "Sementara dia bisa jelasin semua ke aku secara jujur, aku gak akan marah-marah atau berlaku kasar sama dia."

***

"Gue gatau." Zidny menundukkan kepalanya. Air matanya jatuh begitu saja ke tanah.

Barusaja Iqbaal akan memukul wanita di hadapannya. Ya, barusaja, namun Steffi segera menahannya.

"Baal, Zidny perempuan. Kamu gak boleh kasar sama dia. Jangan panik."

Iqbaal menatap Steffi dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Sedetik kemudian pria itu segera memeluk Steffi erat. Air matanya jatuh. Jatuh sederas-derasnya.

"Aku bingung, Steff. Aku butuh Raffy disini. Dia satu-satunya alasan kenapa aku masih bertahan dari semua masalah yang aku hadapin." Steffi menenangkan Iqbaal. Sesekali ia menepuk-nepuk bahu Iqbaal.

"Aku tau, kamu sayang sama Raffy. Aku juga, Baal."

"Dia--dia udah bikin Raffy kayak gini, Steff!" Pekik Iqbaal sambil menunjuk Zidny yang kini terisak.

Steffi menenangkan Iqbaal lagi. "Baal, kamu tenang. Kita cari Raffy, sekarang."

***

Aldi menatap geram wanita di hadapannya. Wanita yang sudah membuat musuh bebuyutannya--Raffy--tak kembali ke rumah.

"Jadi, dimana lo nyembunyiin Raffy?" Tanya Aldi dengan nada agak tinggi. Salsha di sebelahnya ikut mengamati Zidny dengan tatapan tajam.

"Gue gak nyembunyiin dia, gue berani sumpah."

"Gak usah bohong. Gue tau elu itu emang bangsat! Udah dari kemarin gue gak percaya sama lo. Sejak pertama kali lo dateng lagi ke hidupnya Iqbaal. Gue yakin lo punya maksud tersembunyi!"

Become A Family❌IqbaalSteffiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang