Sebelas - The Story (Full Throwback)

1.8K 65 0
                                    

Author POV's

Seorang gadis cantik sedang
menunggu seseorang di salah satu Caffe di daerah Jakarta Pusat.

"Gila, mana sih si Syifa? Lama amat!" Ucapnya kesal.

Sudah hampir sejam ia menunggu teman kampus-nya. Rencananya, ia akan mengerjakan tugas pelajaran dari dosennya.

"Ck, lama. Gue pulang aja."

Gadis itu berdiri. Barusaja ia akan melangkah, tiba-tiba ada sebuah pemandangan sakit di mata dan hati-nya. Dengan cepat, ia segera berlari menuju dua pasangan yang terlihat mesra di depan umum.

Plak!

Satu tamparan berhasil mengenai pipi lelaki yang sedang menggandeng kekasih-nya. Ia dan seisi Caffe sontak terkejut. Kini, semua mata tertuju kearah mereka.

"Kamu bohong sama aku!" Bentak gadis cantik itu, mata-nya sudah sangat berkaca-kaca.

Lelaki di hadapannya hanya bisa menahan perih akibat tamparan sang gadis.

"Kamu bilang kamu mau ngerjain tugas sama Karel, tapi buktinya apa? Ha? Kamu malah jalan sama cewek lain!"

Gadis itu sudah tak bisa menahan air mata, air mata-nya tumpah seketika.

"Emang kenapa? Apa masalahnya sama elo? Emang lo siapa?" Ucap perempuan berambut panjang di sebelah lelaki bangs*t itu.

Gadis cantik itu menatap sepasang kekasih tersebut. Dia menatap dengan penuh kebencian.

"Udahlah Steff, mending lo pergi sana! Gue udab punya yang baru," kata lelaki itu enteng.

"Gak bisa Bas, aku itu pacar kamu! Aku ber-hak ngatur kamu!"

"Pacar? Harusnya lo sadar dong kalau selama ini Bastian itu cuma manfaatin lo. Dia itu gak cinta sama lo!" Sambar perempuan yang tak diketahui namanya siapa.

"Yup, Jeha bener. Gue cuma manfaatin lo, gue cuma jadi pacar lo supaya lo mau ngerjain semua PR gue. Dan, lo bodoh! Lo mau nerima gue dengan alasan Cinta, yang sama sekali gak pernah gue anggep. Lo, dan semua cinta dan perhatian lo ke gue, semuanya sama. Gak-akan-gue-anggep!"

"Yaudah kalau itu mau kamu, kita putus!" Bentak gadis itu. Setelahnya, ia kembali menampar Bastian.

Gadis cantik itu segera berlari keluar Caffe. Sudah cukup, sudah cukup kedua manusia --yang lebih cocok dianggap hewan-- itu menghinanya dengan kata-kata kasar.

Steffi, gadis itu adalah Steffi.

Become A Family❌IqbaalSteffiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang