Become A Family❌IqbaalSteffi

Delapan Belas - Zidny [2]

Steffi membuka gerbang supaya mobil Iqbaal bisa masuk ke perkarangan rumah nya. Setelah mematikan mesin nya, Iqbaal dan Steffi berjalan berdampingan masuk ke rumah Steffi.

"Assalamualaikum Ma!"

Mama Steffi keluar dari dapur dengan celemek yang masih terikat di pinggangnya.

"Eh, ada Iqbaal. Eh Mama lagi buat masakan enak loh, yuk bantuin Mama," ajak Mama Steffi.

Steffi mengangguk, "Baal, kamu ikutan?"

"Mau ikut tapi aku ke kamar mandi dulu soalnya kebelet."

"Oh yaudah, tau kan kamar mandi nya dimana?"

Iqbaal mengangguk, setelah itu ia pergi ke sebuah kamar mandi yang berada di lantai satu. Namun, kamar mandi nya terkunci.

"Siapa nih? Bukannya Steffi sama Mama ada di dapur?" Tanya Iqbaal yang tahu jika Papa Steffi berada di Bandung untuk bekerja.   

Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, terlihat seorang gadis sedang melilitkan handuk nya di rambut nya yang basah.

Iqbaal mati kutu, ia diam tak berkutik padahal wanita ini juga manusia toh. Tapi kenapa ia merasakan tubuhnya lemas tanpa tulang (anjay).

"Ka-kamu? Kenapa kamu disini?" Tanya Iqbaal pada perempuan itu.

Perempuan itu ikut terkejut, "Iqbaal? Ka-mu?"

Iqbaal segera pergi dari rumah Steffi. Tanpa pamit pada Steffi dan Mama nya.

Iqbaal segera melajukan mobilnya menjauhi rumah Steffi. Merasa tak enak dengan Steffi karena pergi tanpa pamit, Iqbaal meminggirkan mobil nya lalu menelfon Steffi.

"Halo Steff, maafin aku ya aku pulang gak pamit sama kamu."

"Hem, kamu kenapa pulang cepet-cepet?"

"Maaf, aku tadi di telfon sama asisten aku, katanya ada rapat mendadak terus aku lupa kabarin kamu. Sekali lagi, maafin aku ya," ucap Iqbaal berbohong.

"Oke, alesan kamu aku terima. Tapi kamu beneran pergi gara-gara ada rapat mendadak kan? Gak bohong?"

"E-engga, engga kok."

"Hm, yaudah ati-ati dan semoga sukses rapat nya. Jangan lupa makan sama shalat ya!"

"Iya istri kuuuu."

"Kamu bisa aja, udah ya aku tutup dulu telponnya dah."

Karena Zidny, Iqbaal harus berbohong pada Steffi.