Chapter 2

866 98 4
                                    

Chapter ini flashback ke masa lalu Eunha dulu ya


3 tahun yang lalu, Eunha SMP kelas 3
"Eomma? Appa?" Panggil Eunha tetapi tak ada yang menjawab. Hari ini hari minggu. Gadis muda itu turun dari tangga besar itu menuju lantai satu rumahnya.

"Nona Eunbi. Sudah bangun?" Kata seorang pelayan menyapanya.

"Nee. Dimana eomma dan appaku?"

"Tuan dan nyonya sudah keluar dari tadi pagi. Nona ingin makan apa untuk sarapan?"

"Nanti saja aku belum begitu lapar."

"Baiklah, nona." Kata pelayan itu lalu undur diri kembali ke tempat kerjanya. Eunha berjalan keluar rumah untuk bermain di taman luas di luar rumah.

"Eunbi-ya!" Teriak seseorang dari rumah sebelah.

"Yugyeom-ah!" Eunha langsung berlari ke arah Yugyeom, ke arah tembok pendek yang memisahkan rumahnya dengan rumah Yugyeom.

"Mwohae? Apa yang sedang kau lakukan pagi-pagi begini?" Tanya Eunha pada Yugyeom.

"Aku disuruh eomma tadi untuk memberi makan Golden. Kau?"

"Eomma dan appa sudah keluar dari pagi tadi. Aku bosan jadi aku bermain di luar. Golden-ya annyeong!" Eunha menyapa anak anjing milik Yugyeom.

"Kau sudah sarapan? Kau kan tidak suka kesepian. Ayo makan di rumahku. Eomma memasak sup daging kesukaanmu."

"Wuahh jinjja?" Eunha langsung memanjat tembok pendek itu dan tiba di halaman rumah Yugyeom.

Ya, Eunha agak tomboy saat itu sampai main panjat-panjatan.

"Eo. Kajja!" Yugyeom langsung menarik Eunha masuk ke dalam rumahnya.

"Eomma! Eunbi ingin sarapan disini. Ahjussi dan ahjumma keluar dari pagi jadi dia kesepian. Bolehkan?"

"Tentu saja. Eunbi bisa makan kapanpun yang dia mau."

"Gomabseubnida ahjumma."  meski di rumah Yugyeom hanya ada ia dan eommanya tapi setidaknya rumahnya lebih hangat dibandingkan dengan rumah Eunha yang lebih banyak dihuni oleh pelayan.

Eunha memakan sup buatan ahjumma sampai habis. Memang sup daging kesukaan Eunha adalah sup buatan eomma Yugyeom. Eunha bahkan pernah sakit dan tidak mau makan makanan lain selain sup daging buatan eomma Yugyeom.

***

"Eunbi-ya. Orang dari rumah mencarimu." Kata eomma Yugyeom di depan pintu kamar Yugyeom.

Tidak sadar aku sudah bermain di rumah Yugyeom hingga malam. 

"Aku harus pulang. Yugyeom-ah annyeong! Sampai jumpa besok! Ahjumma aku pulang dulu!"

"Eoh. Besok masuk sekolah jadi jangan terlambat. Jika kau terlambat aku takkan menunggumu!" Kata Yugyeom.

"Eoh. Arasseo" kata Eunha lalu ia turun kebawah.

"Nona Eunbi! Nona!" Teriak pelayan rumah Eunha saat melihat ia di depan pintu rumah Yugyeom.

"Ada apa ahjumma?" Tanya Eunha ikut panik.

"Ayo kita pulang segera. Tuan dan nyonya tampak tidak dalam situasi senang." Kata pelayan itu lalu mereka berdua berdua berjalan kerumah Eunha.

***

"Kau selalu saja seperti itu! Istri macam apa yang tidak memercayai suaminya sendiri?!"

Teriak appa Eunha dari ruang keluarga. Eunha dan ahjumma yang berdiri di depan pintu rumah saja sudah ketakutan mendengar amarah appa Eunha. Eunha mengumpulkan keberaniannya dan berjalan kearah ruang keluarga yang terletak di lantai satu rumah mereka.

"Lalu siapa anak yang kau maksud itu, huh? Anak siapa dia? Kenapa kau bersikeras untuk ingin membawanya ke rumah ini? Kalau kau ingin membawa anak itu kesini, biar aku dan Eunbi yang keluar dari rumah ini!!"

Eomma Eunha mulai berbicara dengan nada tinggi membuat Eunha takut. Ini pertama kalinya Eunha melihat appa dan eommanya setegang ini.

"Eomma! Appa! Keuman!" Kata Eunha dengan lantang meski suaranya bergetar akibat air mata yang jatuh tak habis-habisnya dari pelupuk matanya. Eunha benar-benar takut.

"Eunbi-ya" eomma Eunha kembali memunculkan raut lembutnya.

"Eunbi cepat masuk ke kamarmu!" Teriak appa eunha tanpa menurunkan nada suaranya.

Karena takut, Eunha pun berlari menaiki tangga dan masuk ke kamarnya tapi aura ketegangan tak habis di bawah sana. Masih terdengar appanya marah dan eommanya berteriak bahkan menyebut nama Eunha beberapa kali. Eunha menangis di dalam kamarnya hingga akhirnya di bawah mulai sunyi lalu pintu kamarnya terbuka. Ternyata itu eommanya.

"Eomma!" Eunha berlari memeluk eommanya.

"Eunbi-ya, kau pasti takut. Mian." Eomma Eunha mengelus kepala Eunha untuk menenangkannya.

"Eomma, sebenarnya apa yang terjadi?" Sesaat setelah Eunha menanyakan hal itu ia mendengar mesin mobil dinyalakan dari garasi di bawah dan di kemudikan dengan kencang keluar rumah besar mereka. Eunha berlari ke jendela untuk melihat siapa itu.

"Eomma kemana appa pergi? Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Eunha sambil menangis lagi.

"Eunbi-ya, mulai sekarang kau harus mendengarkan kata-kata eomma ya!" Eomma datang memeluk Eunha lagi.

"Nee. Arasseo, eomma." Kata Eunha sambil memeluk eommanya. Eunha masih penasaran tentang semua yang terjadi antara appa dan eommanya tapi diurungkan niatnya itu saat setetes air mata jatuh di pundaknya.

Eomma Eunha ternyata menangis di dalam pelukan Eunha.

💙💙💙

Gimana? Masih kurang ye hehe
Jan lupa vomment readers-nim🙏

Kanata

Let Me [Yugyeom-Eunha]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang