Chapter 7

736 78 5
                                    

"Eunha! Jung Eunha! Buka pintunya!" Teriak Yugyeom dari luar pagar rumahku. 

Yugyeom yang biasanya seharusnya sudah berangkat sekolah dari tadi pagi sekali, sekarang tengah menungguku di depan rumah. Aku tak peduli, sudah cukup aku selalu yang merasa sakit.

"Yak! Jung Eunha! Siapa bilang hanya kau yang bisa tersakiti? Kau juga bisa memilih bahagia atau menyakiti orang lain!" kataku di depan cermin lalu mengecek penampilanku kembali, mengambil tas dan berangkat ke sekolah.

Aku berjalan menuju pagar rumahku. Yugyeom ternyata masih menunggu disana.

"Eun... akkh!"

Aku mendorong pintu pagar dengan keras agar orang yang menghalangi pintu itu memberiku jalan. Tapi ternyata pintu pagarku malah membentur kepala Yugyeom. Aku berjalan seolah tak ada yang terjadi dan tanpa menengok kebelakang lagi.  Yugyeom yang kukenal takkan mengejarku. Karena Yugyeom yang kukenal adalah pengecut.

Bukan pengecut, hanya saja ia tak mau repot-repot mengejarku. Aku berjalan menuju halte bus dan berangkat kesekolah.

***

Aku langsung menuju bangkuku di paling belakang. Kulihat Jackson dan Dahyun terus melihatku dan Sowon yang tak peduli dengan kehadiranku.

"Ada apa?" Tanyaku karena Dahyun dan Jackson tidak mengalihkan pandangan mereka dariku.

"Tidak. Pagi, Eunha!" Kata Dahyun lalu ia berbalik kedepan.

"Morning, Eunha!" Kata Jackson sambil menidurkan kepalanya diatas lengannya dimeja dan tersenyum sambil memandangku.

Ya benar. Sekarang bukankah sudah ada Jackson? Kenapa aku harus selalu peduli dengan Yugyeom? Persahabatan 19 tahun pun juga pasti akan berubah.

"Morning semuanya!" Kataku tak lupa senyum.

***

Mulai dari hari itu aku dan Jackson menjadi lebih dekat. Ternyata Jackson tinggal di blok sebelah. Jadi aku dan dia berangkat dan pulang sekolah bersama, ia mengantarku dengan motor skuternya. Ia juga merupakan remaja yang sederhana, hidup mandiri di rumah sewa dan bekerja paruh waktu untuk menghidupi dirinya sendiri, itu membuatku menjadi lebih nyaman dengannya ketimbang dengan Dahyun dan Sowon yang hidup tanpa mengkhawatirkan apapun tidak sepertiku.

Bicara soal Sowon. Awalnya, entah kenapa ia selalu diam dan bersikap dingin. Tapi lama-kelamaan dia mulai kembali menjadi dirinya sendiri. Mungkin saat itu dia sedang memiliki masalah.

Yugyeom... masih sama. Aku masih tak mau berbicara dengannya. Hubungannya dengan Tzuyu malah bertambah mesra saja. Saling nempel seperti magnet. Tapi aku tak peduli.

Aku dan Jackson berjalan menuju kantin saat istirahat. Dan tanpa disadari Yugyeom malah mengajak kami untuk duduk semeja dengan mereka.

"Ehemmm.. suasana apa ini, Eunha?" Bisik Jackson ditelingaku, ia menyadari suasana super dingin diantara kita berempat.

Sekarang aku dan Jackson duduk berhadapan dengan Yugyeom dan Tzuyu.

"Eunha-ya. Akhir-akhir ini aku tak melihat kau di halte bus lagi. Padahal aku sering melihatmu naik bus ke sekolah." Tanya Yugyeom.

"Ah itu..."

"Dia berangkat dan pulang sekolah selalu diantar olehku." Kata Jackson memotong lalu tersenyum kearahku.

"Ah iya. Aku selalu kesekolah dan pulang bersama Jackson." Kataku lalu menunduk.

Aku ingin melihat reaksi Yugyeom dan ternyata dia sedikit marah. Duhh kenapa juga tiba-tiba dia bertanya seperti itu dan Jackson pula yang menjawabnya.

Let Me [Yugyeom-Eunha]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang