First : Ruang Putih

865 25 0
                                    

Ruang Putih

'Aku' POV

Sepanjang hidupku aku tak pernah mengenal dunia ini. Asing dan sendirian. Aku tak tahu ini ada dimana. Aku mengenakan dress putih polos. Tak ternodai disetiap ujungnya.

Dimana semua orang?

Dimana aku berada sekarang?

Aku mulai berjalan lurus kedepan. Akan tetapi, aku tak mendapati sesuatu. Sebuah barang ataupun debu sekalipun. Ini seperti sebuah ruangan yang besar. Bukan! Lebih tepatnya dunia tak berujung. Oh tidak!

Aku mulai berlari lurus kedepan. Aku berteriak, meraung-raung sampai suaraku serak. Aku mengganti arah lariku. Kesamping, kebelakang dan mulai lagi kedepan. Aku mulai berlari tanpa arah, kemudian terduduk.

Dimana ini? Aku terjebak disini. Oh Tuhan! Bantu aku. Aku benar-benar bingung. Aku harus bagaimana.

Apakah aku adalah sebuah eksperimen? Seperti yang di film-film Hollywood itu? Apakah ini laboratuarium? Jadi disini pasti ada sebuah kamera yang merekam! Tapi dimana? Aku sudah berlari dan memeriksa. Aku tak melihat satupun benda. Aku benar-benar terjebak didalam ruangan putih ini.

Aku menekuk lututku dan meringkuk dibawah lantai putih yang dingin ini. Tak ada dinding, tak ada langit-langit, tak ada apapun disini selain warna putih. Aku mulai menangis. Tangisanku semakin keras dan diiringi oleh sesenggukan. Di ruang putih ini hanya ada suara tangisku. Sama sekali tak ada gema ataupun gaung.

Selang beberapa menit, tangisku mulai mereda. Aneh sekali! Bagaimana ini bisa terjadi? Aku memejamkan mataku berusaha untuk mengingat kejadian sebelum hal ini terjadi. Ya ampun! Aku tak bisa mengingatnya. Aku tak bisa mengingatny-

AH! Aw! Sakiiit! Kepalaku sakit sekali. Uh! Sss! Kenapa bisa sakit sekali. Siapapun, Ya Tuhan tolong aku!

Aku mulai berdiri sambil memegangi kepalaku yang berdenyut. Denyutan ini membuatku semakin tersiksa. Tiba-tiba lantai menjadi dingin seperti es. Aku pasti akan mati.

*****

Aku terbangun dan mengerjap-ngerjapkan mataku. Aku bangun dari lantai yang dingin ini, Aku... Apa! Aku masih berada disini. Aku masih berada di ruang putih ini. Bagaimana bisa? Tidak! Tidak! Tidak! Seharusnya aku sudah mati. Dimana malaikat atau sejenisnya itu?

Disini masih terasa sama. Ruang putih tak berujung, yang tak ada satupun benda ataupun debu. Masih sama. Dalam keadaan yang sama pula. Aku seperti dikurung dan ditahan oleh Tuhan. Ataukah aku memang sedang dihukum oleh Tuhan? Itu artinya sekarang aku dineraka. Tapi, disini aneh sekali.

Tiba-tiba kepalaku kembali berdenyut. Kali ini rasa sakitnya dua kali lipat lebih sakit daripada sebelumnya. Benar-benar sakit hingga akhirnya tubuhku sangat lemas. Aku tak bisa menahan rasa sakit ini dan akhirnya aku pingsan lagi. Bedanya, kali ini ada sebuah mimpi yang masuk dalam tidurku.

*****

In My Coma [Complated]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang